MAKALAH
AKHLAK
ISLAMI
Dipresentasikan
dalam mata kuliah
Akhlak
Tasawuf
Yang
di ampu oleh :
Drs.
Soeparyo, M.Ag
Oleh
:
1.
M.
Lutfi Hakim ( 1503056095 )
2.
Fajriati
Nurul Fauziah ( 1503056071 )
3.
Novi
Aunia ( 1503056089 )
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI WALISONGO
SEMARANG
KATA PENGANTAR
Sesungguhnya
hanya bagi allah segala puji. Kita memuji dan memohon pertolongan, petunjuk dan
ampunan-Nya serta memohon lindungan-Nya dari segala keburukan diri dan
perbuatan kita. Bagi siapa saja yang di beri petunjuk oleh allah niscaya tidak
ada yang dapat menyesatkannya, dan siapa yang di sesatkan-Nya niscaya anda
tidak menemukan pelindung dan pemberi petunjuk untuknya.
Bismillahirrohmanirrohim.,dengan
limpahan rahmat dan hidayah-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah kami
yang berjudul Akhlak dan Ruang
Lingkupnya, guna memenuhi tugas dari mata kuliah Akhlak Tasawuf.
Terimakasih sebesar besar nya kepada dosen pengampu mata kuliah, Dr.Soeparyo,
M.Ag yang telah membimbing dan mengarahkan hingga terselesaikannya makalah ini.
Akhirnya,
segala puji hanya bagi Allah. Kami berharap epada Allah semoga amalan ini di
terima di sisiNya sebagai buah keikhlasan kita hanya untuk-Nya yang Mahamulia.
Semoga menjadikan pahala dalam timbangan amal kebaikan kita serta menjadikannya
sebagai pusaka pada hari kiamat nanti, yang akan melindungi kita semua dari
azab neraka jahannam. Semoga Allah melindungi kita darinya. Amin.
Saudaramu,
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Sudah
maklum adanya bahwa islam merupakan agama samawi yang turun paling akhir
sekaligus menjadi penyempurnaan agama agama samawi sebelumnya. Mahabenar Allah
yang memfirmankan : “ Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu dan
telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhaiislam itu jadi agama
bagimu,”(QS. Al-Maidah 5:3). Oleh karena itu, Rasulullah pun di utus oleh Allah
untuk menyempurnakan akhlak akhlak yag mulia. Diriwayatkan dari Malik
bahwasannya Rasulullah bersabda: “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang
baik.” (HR. Malik).
Akhlak
adalah salah satu komponen utama islam. Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak
mencakup segala pengertian tingkah laku, tabiat, perangai, karakter manusia
yang baik maupun buruk dalam hubungannya dengan Allah SWT dan sesama makhluk.
Tak bisa dipungkiri betapa pentingnya kita sebagai seorang muslim mengenal
akhlak dalam aplikasi kehidupan kita dalam hubungan dengan lingkungan, sesama
manusia, bangsa dan negara, hingga hubungan kita dengan Allah SWT.
Semakin majunya zaman diimbangi dengan melesatnya persaingan IPTEK tentu
menjadi pemicu berkembangnya pengaruh buruk di kalangan remaja yang melekat
menjadi akhlak atau kebiasaan buruk. Ketidakmampuan dalam hal membedakan hal
mahmudah dan mazmumah inilah yang akan menjadi masalah pokok dalam makalah ini.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa definisi akhlak ?
2.
Ada berapa macam akhlak ?
3.
Apa ruang lingkup akhlak ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Akhlak
Tasawuf
adalah usaha mensucikan jiwa, bersungguh sungguh dalam mematuhi Allah dan
meneladani sifat rosulullah. Secara luas dapat di artikan sebagai solusi
alternatif terhadapkebutuhan spiritual dan mampu menjadi instrumen pembinaan
moral manusia modern, seperti : disintegrasi ilmu pengetahuan, penyalahgunaan
IPTEK, pendangkalan iman,pola hubungan materialistik, menghalalkan segala cara,
stress dan frustasi. Dasar dari pelaksanaan tasawuf adalah akhlak,sehingga
dalam praktiknya tasawuf mementingkan akhlak.[1]
Secara
etimologi akhlak merupakan bentuk jamak dari "khuluk”,yang diartikan sebagai budi pekerti, peragai, tingkah
laku, atau tabiat. "akhlak" mengandung persesuaian dengan
perkataan "khalqun" yang artinya kejadian serta erat
hubungannya dengan Khaliq yang berarti Pencipta, dan makhluk yang berarti yang
diciptakan.
Dari sinilah asal perumusan pengertian akhlak yang merupakan
urgensi yang memungkinkan adanya hubungan baik antara Khaliq dengan
makhluk dan antara makhluk dengan makhluk. Demikian juga hadis Nabi SAW,
»إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق »
Artinya:
"Aku diutus untuk
menyempurnakan perangai (budi pekerti) yang mulia.". (H.R. Ahmad)
Menurut Istilah,
akhlak adalah tingkah laku seseorang yang di dorong oleh suatu keinginan secara
sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Menurut para ahli :
1. Ibnu Miskawaih: akhlak adala h kondisi jiwa yag
mendorong melakukan perbuatan dengan tanpa butuh pikiran dan pertimbangan
2. Imam Ghazali: sifat yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan macam-macam perbuatan yang mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
3. Syaikh Muhammad bin Ali as-Syarif al-Jurjani :
akhlak sebagai stabilitas sikap jiwa yang melahirkan tigkah laku dengan mudah
tanpa melalui proses berpikir
Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menyatakan bahwa
akhlak adalah daya kekuatan (sifat) yang tertanam dalam jiwa dan mendorong
perbuatan-perbuatan spontan tanpa memerlukan terlalu banyak pertimbangan dan
pemikiran yang lama.[2]Jadi,
akhlak merupakan sikap yang melekat pada diri seseorang dan secara spontan
diwujudkan dalam tingkah laku dan perbuatan.
Maka jika sifat tersebut melahirkan suatu perbuatan atau tindakan yang
terpuji menurut ketentuan akal dan norma agama, dinamakan akhlak yang baik.
Tetapi manakala ia melahirkan perbuatan jahat, maka dinamakan akhlak yang
buruk.
Suatu perbuatan dikatakan sebagai cerminan akhlak, jika memenuhi syarat
sebagai berikut:
1. Dilakukan berulang-ulang sehingga hampir menjadi suatu kebiasaan.
2. Timbul dengan sendirinya, tanpa pertimbangan yang lama dan
dipikir- pikir terlebih dahulu.
Akhlak menempati posisi yang sangat
penting dalam Islam. Akhlak dengan takwa merupakan buah pohon Islam yang
berakar akidah, bercabang dan berdaun syari'ah. Pentingnya kedudukan akhlak ,
dapat dilihat dari berbagai sunnah qauliyah (sunnah dalam bentuk perkataan)
Rasulullah. Diantaranya adalah:
»إنما بعثت لأتم صالح الاخلق»
"Mukmin yang paling sempurna
imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya." (H.R. Tarmizi).
Dan akhlak Nabi Muhammad, yang diutus menyempurnakan akhlak manusia,
disebut akhlak Islam atau akhlak Islami, karena bersumber dari wahyu Allah yang
kini terdapat dalam Al-Qur'an yang menjadi sumber utama agama dan ajaran Islam.
Suri teladan yang diberikan Rasulullah selama hidup beliau merupakan contoh
akhlak yang tercantum dalam Al-Qur'an. Butir-butir akhlak yang baik disebut
dalam berbagai ayat yang tersebar di dalam Al-Qur'an dan dalam Al-Hadits yang
memuat perkataan, tindakan, dan sikap diam Rasulullah selama kerasulan beliau
13 tahun di Mekkah dan 10 tahun di Madinah. Ketika 'Aisyah ditanya tentang
akhlak Rasulullah, ia menjawab:
»إِنَّ خُلُقَهُ كَانَ اْلقُرْآنَ»
Artinya: "Akhlak Rasulullah ialah Al-Qur'an”.
Umat Islam seharusnya bersyukur karena Allah telah mengutus insan
kamil (manusia sempurna) ke dunia ini untuk diteladani. Sayang sekali,
Rasulullah yang sesungguhnya wajib menjadi idola kaum muslimin dan muslimat,
justru kurang dikenal oleh umat Islam sendiri karena tidak mempelajari sejarah
hidup Rasulullah secara sistematis dan benar.
Akhlak adalah sikap yang melahirkan perbuatan dan tingkah laku manusia.
Karena itu, selain akidah, akhlak tidak dapat dipisahkan dengan
syari'ah. Syari'ah mempunyai lima kategori penilaian tentang perbuatan dan
tingkah laku manusia, yaitu wajib, sunnah, haram, makruh, serta mubah atau
jaiz. Wajib dan haram, termasuk kategori hukum terutama, sedangkan sunnah,
makruh, dan mubah termasuk dalam kategori kesusilaan atau akhlak. Sunnah dan
makruh tergolong ke dalam kategori kesusilaan umum atau kesusilaan masyarakat
sedangkan mubah atau jaiz termasuk dalam kategori akhlak pribadi.
B.
Pembagian Akhlak
Kata dalam bahasa
Indonesia yang lebih mendekati maknanya dengan akhlak adalah budi pekerti. Baik
budi pekerti maupun akhlak mengandung makna yang ideal, tergantung pada
pelaksanaan atau penerapannya melalui tingkah laku yang mungkin positif atau
negatif, mungkin baik atau buruk.
Yang termasuk ke
dalam pengertian akhlak atau budi pekerti yang negatif adalah segala tingkah
laku, tabiat, watak, dan perangai yang sifatnya salah/buruk. Yang menentukan
apakah sesuatu itu baik atau buruk adalah nilai dan norma agama, dan
sebagaimana dikatakan bahwa kebenaran datang dari Allah. Dilihat dari asal nya,
akhlak di bugai menjadi dua : akhlak bawaan dan akhlak akibat perubahab
kebiasaan.[3]
Sedangkan di lihat
dari sifatnya,akhlak terbagi menjadi dua :
1) Akhlaqul Mahmudah
Akhlak
mahmudah atau di sebut juga akhlaqul karimah artinya “Baik” dalam bahsa arab
disebut “khair. Akhlak mahmudah adalah akhlak atau budi pekerti positif adalah segala tingkah laku, tabiat, watak,
dan perangai yang sifatnya benar, baik secara akal maupun norma agama. Dari
beberapa kamus dan ensiklopedia diperoleh pengertian “baik” sebagai berikut :
a) Baik berarti sesuatu yang
telah mencapai kesempurnaan.
b) Baik berarti yang menimbulkan
rasa keharuan dalam keputusan, kesenangan persesuaian, dst.
c) Baik berarti sesuatu yang
mempunyai nilai kebenaran atau nilai yang diharapkan dan memberi keputusan.
d) Sesuatu yang dikatakan baik,
bila ia mendatangkan rahmat, memberi perasaan senang atau bahagia, bila ia dihargai
secara positif. Jadi, akhlakul karimah
berarti tingkah laku yang terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan iman
seseorang kepada Allah SWT . Akhlakul karimah dilahirkan berdasarkan
sifat-sifat yang terpuji. Orang yang memiliki akhlak terpuji ini dapat bergaul
dengan masyarakat luas karena dapat melahirkan sifat saling tolong menolong dan
menghargai sesamanya. Akhlak yang baik bukanlah semata-mata teori yang
muluk-muluk, melainkan ahklak sebagai tindak tanduk manusia yang keluar dari
hati. Akhlak yang baik merupakan sumber dari segala perbuatan yang sewajarnya.
Contoh Akhlak Mahmudah
·
Husnuzan.
Berasal dari lafal husnun ( baik
) dan Adhanni (sangka). Husnuzan berarti prasangka, perkiraan, dugaan baik.
Lawan kata husnuzan adalah suuzan yakni berprasangka buruk terhadap seseorang.
Hukum kepada Allah dan rasul nya wajib, wujud husnuzan kepada Allah dan
Rasul-Nya antara lain: Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua perintah Allah
dan Rasul-Nya Adalah untuk kebaikan manusia. Meyakini dengan sepenuh hati bahwa
semua larangan agama pasti berakibat buruk. Hukum husnuzan kepada manusia mubah
atau jaiz (boleh dilakukan). Husnuzan kepada sesama manusia berarti menaruh
kepercayaan bahwa dia telah berbuat suatu kebaikan. Husnuzan berdampak positif
berdampak positif baik bagi pelakunya sendiri maupun orang lain.
·
Tawaduk
Tawaduk
berarti rendah hati. Orang yang tawaduk berarti orang yang merendahkan diri dalam
pergaulan. Lawan kata tawaduk adalah takabur. Allah berfirman , Dan
rendahkanlah dirimu terhadap keduanya, dengan penuh kasih sayang dan
ucapkanlah, ”Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah
mendidik aku pada waktu kecil.” (Q.S. Al Isra/17:24) Ayat di atas menjelaskan
perintah tawaduk kepada kedua orang tua.
·
Tasamuh
Artinya
sikap tenggang rasa, saling menghormati dan saling menghargai sesama manusia.
Allah berfirman, ”Untukmu agamamu, dan untukku agamaku (Q.S. Alkafirun/109: 6).
Ayat tersebut menjelaskan bahwa masing-masing pihak bebas
melaksanakan ajaran agama yang diyakini.
·
Ta’awun
Ta’awun
berarti tolong menolong, gotong royong, bantu membantu dengan sesama manusia.
Allah berfirman, ”...dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan
permusuhan...”(Q.S. Al Maidah/5:2)
2)
Akhlaqul
mazmumah
Akhlak mazmumah ialah perangai atau tingkah laku yang tercermin pada diri
manusia yang cenderung melekat dalam bentuk yang tidak menyenangkan orang lain.
Dalam beberapa kamus dan ensiklopedia dihimpun
pengertian “buruk” sebagai berikut:
a) Rusak atau tudak baik,
jahat, tidak menyenangkan, tidak elok, jelek.
b) Perbuuatan yang tidak sopan,
kurang ajar, jahat, tidak menyenangkan.
c) Segala yang tercela, lawan
baik, lawan pantas, lawan bagus, perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma
atau agama, adat istiadat, dan masyarakat yang berlaku. Jadi akhlak mazmumah adalah tindakan tidak terpuji, tidak menyenangkan dan
menyakiti yang tidak sesuai dengan akal dan norma agama.
Contoh Akhlak Mazmumah
·
Hasad
Artinya iri hati, dengki. Iri berarti merasa kurang
senang atau cemburu melihat orang lain beruntung. Allah berfirman, ”Dan
janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada
sebagian kamu atas sebagian yang lain.(Karena) bagi laki-laki ada bagian dari
apa yang merekausahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari mereka
usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya...” (Q.S. AnNisa/4:32)
·
Dendam
Dendam yaitu keinginan keras yang terkandung dalam
hati untuk membalas kejahatan. Allah berfirman, ”Dan jika kamu membalas, maka
balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu.
Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhlah itulah yang terbaik bagi orang yang
sabar” (Q.S. An Nahl/16:126)
·
Gibah
dan Fitnah
Membicarakan kejelekan orang lain dengan tujuan
untuk menjatuhkan nama baiknya. Apabila kejelekan yang dibicarakan
tersebut memang dilakukan orangnya dinamakan gibah. Sedangkan apabila kejelekan
yang dibicarakan itu tidak benar, berarti pembicaraan itu disebut fitnah. Allah
berfirman, ”...dan janganlah ada diantara kamu yang menggunjing sebagian yang
lain. Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah
mati? Tentu kamu merasa jijik...” (Q.S. Al Hujurat/49:12)
·
Namimah
Adu domba atau namimah, yakni menceritakan sikap atau
perbuatan seseorang yang belum tentu benar kepada orang lain dengan maksud
terjadi perselisihan antara keduanya. Allah berfirman, ”Wahai orang-orang yang
beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita maka
telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena
kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.” (Q.S.
Al Hujurat/49:6
C.
Ruang Lingkup Akhlak
Islam adalah agama yang sempurna, mengatur segala aktifitas baik hubungan
vertikal maupun horizontal, maka ruang lingkup nya pun mengatur segala
aktifitas hidup dalam kehidupan.
1.
Akhlak terhadap Allah
Hubungan yang di maksud adalah pemenuhan hak hak tuhan, yaitu untuk di
sembah oleh seluruh makhluk secara eksklusif sebab tiada rabb maupun ilah
selain Dia, yang telah berbaik hati memberikan nikmat rahmat dan karunia nya.
Tersebut dalam QS an-Nahl(16):18 “ Jika kamu menghitung hitung nikmat allah,
niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya.” Jadi manusia memuliki kewajiban
untuk menyembah dan mengesakan Allah tanpa menyekutukan-Nya dengan apapun.[4]
Jika ada orang yang kufur terhadap nikmat-nikmat yang telah diberikan
kepadanya, dan tidak menyembah dan mengesakan-Nya maka ia telah zalim kepada
diri sendiri dan mengingkari hak Allah sehingga ia layak mendapat murka dan
siksa-Nya.
Allah telah mengambil sumpah kepada manusia untuk setia menyembah dan
mengesakan-Nya. Dan mereka mengakui-Nya sebagai satu-satunya ilah dan rabb.
Sebagai konsekuensi atas sumpah tersebut, manusia dituntut untuk beriman
kepada Allah. Inilah kewajiban pertama manusia. Mengingkari sumpah tersebut
menjadikan manusia sebagai seorang kafir.
Dengan demikian, manusia diwajibkan mematuhi semua perintah-Nya dengan
menjalankan ibadah dan berperilaku mulia, dan menjauhi larangan-Nya berupa
perilaku-perilaku sesat dan nista, serta patuh sepenuhnya kepada Rasulullah
dalam segala urusan agama.
a)
Beribadah
kepada Allah
yaitu melaksanakan
perintah Allah untuk menyembah-Nya sesuai dengan perintah-Nya. Seorang muslim
beribadah membuktikan ketundukkan terhadap perintah Allah.
Beribadah juga dapat
meningkatkan akhlak kita kepada makhluk-makhluk Allah. Misal sholat, sholat
dapat memurnikan akhlak karena sholat hanyalah gerakan semata jika membuahkan
hasil yang sempurna, yaitu berakhlak mulia.
Puasa pun demikian.
Sebagaimana Nabi SAW bersabda yang artinya :
“ Apabila salah
seorang dari kalian sedang berpuasa, maka janganlah ia berkata keji dan
janganlah pula mengolok-olok. Dan, jika seseorang memaki atau ingin berkelahi
dengannya, hendaklah ia berkata,’sesungguhnya aku sedang berpuasa’.”[5]
b) Berzikir kepada Allah
yaitu mengingat Allah dalam berbagai
situasi dan kondisi, baik diucapkan dengan mulut maupun dalam hati.
Berzikir kepada Allah melahirkan ketenangan dan ketentraman hati.
c) Berdo’a kepada Allah,
yaitu memohon apa
saja kepada Allah. Do’a merupakan inti ibadah, karena ia merupakan
pengakuan akan keterbatasan dan ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan
akan kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu. Kekuatan do’a dalam
ajaran Islam sangat luar biasa, karena ia mampu menembus kekuatan akal
manusia. Oleh karena itu berusaha dan berdo’a merupakan dua sisi tugas hidup
manusia yang bersatu secara utuhdalam aktifitas hidup setiap muslim.Orang yang
tidak pernah berdo’a adalah orang yang tidak menerima keterbatasan dirinya
sebagai manusia karena itu dipandang sebagai orang yang sombong, suatu
perilaku yang tidak disukai Allah.
d) Tawakal kepada Allah,
yaitu berserah diri
sepenuhnya kepada Allah dan menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat
dari suatu keadaan.
2.
Akhlak terhadap Makhluk Allah
a.
Akhlak terhadap sesama manusia
Hubungan ini di landasi cinta kepada Allah dan persaudaraan,menjunjung
tinggi prinsip saling kerja sama,saling empati an bergotong royong dalam hal
hal yang mengandung kebaikan bagi umat manusia sebab seluruh manusia di
ciptakan Allahdari satu satu sumber (yakni Nabi Adam) sehingga tidak seyogianya
pula yang kuat menindas yang lemah.
Semua ini merupakan rangkuman hak hak dan kewajiban orang mukmin terhadap
sesama mereka yang harus di jalankan dengan penuh komitmen dan dedikasi agar
mencapai kesempurnaan iman dan kesejatian islam.
Pengaplikasiannya berupa akhlak mahmudah dan mazmumah.
b.
Akhlak terhadap selain manusia
·
hewan dan tumbuhan : merawat memberi makan, menyayangi dan tidak merusak
termasuk akhlak mulia terhadap sesama makhluk.
·
Benda mati seperti air, tanah, udara dll. Bersikap hemat dan memanage
penggunaan, tidak merusak alam sekitar, termasuk juga akhlak mulia.
Ada
begitu banyak manfaat mempunyai akhlak yang mulia. Akhlak yang mulia
demikian ditekekankan karena disamping akan membawa kebahagiaan bagi individu,
juga sekaligus membawa kebahagiaan bagi masyarakat pada umumnya. Dengan kata
lain bahwa akhlak utama yang ditampilkan seseorang, manfaatnya adalah untuk
orang yang bersangkutan.
Al-Aqur’an
banyak sekali memberi informasi tentang manfaat akhlak yang mulia itu. Allah
berfirman yang artinya :
Barangsiapa
yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S. An-Nahl, 16 : 97).
Ayat
tersebut diatas dengan jelas menggambarkan keuntungan atau manfaat dari akhlak
mulia, yang dalam hal ini beriman dan beramal shaleh. Mereka itu akan
memperoleh kehidupan yang baik, mendapat rezeki yang berlimpah ruah,
mendapatkan pahala yang berlipat ganda akhirat dengan masuknya ke dalam surga.
Hal ini menggambarkan bahwa manfaat dari akhlak mulia adalah keberuntungan
hidup di dunia dan di akhirat.
Selanjutnya
banyak di jumpai keterangan tentang datangnya keberuntungan dari akhlak,
diantaranya:
1. Memperkuat dan
menyempurnakan agama.
2. Mempermudah
perhitungan amal di akhirat.
3. Menghilangkan
kesulitan.
4. Selamat hidup
di dunia dan akhirat.
BAB III
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Dari seluruh rangkaian pembahasan
diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Akhlak adalah daya kekuatan (sifat) yang tertanam
dalam jiwa dan mendorong perbuatan-perbuatan spontan tanpa memerlukan terlalu
banyak pertimbangan dan pemikiran yang lama.
2. Akhlak mahmudah adalah daya
kekuatan yang mendorong diri untuk berbuat baik, secara akal maupun norma
agama. Akhlak mazmumah adalah suatu perangai yang tidak baik dan
tidakmenyenangkan.
3. Ruang lingkup akhlak pun dalam Islam meliputi semua
aktifitas manusia dalam segala bidang hidup dan kehidupan. Dalam garis
besarnya, akhlak dibagi atas akhlak terhadap Allah atau Khalik (pencipta), dan
akhlak terhadap makhluk, baik sesama manusia maupun dengan makhluk yang lain.
B.
KRITIK dan SARAN
Demikian makalah ini kami buat, yang tentunya masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat di butuhkan demi
kesempurnaan makalah makalah selanjutnya. Terimakasih kepada semua pihak yang
terlibat dalam pembuatan makalah ini. Semoga Allah meridhai segala usaha kita.
Amin.
DAFTAR
PUSTAKA
http://muhnihasers.blogspot.com/2011/05/arti-dan-ruang-lingkup-akhlak-serta.html?m=1
Hajjaj Fauqi. 2011. Tasawuf Akhlak Islami. Jakarta : MIZAN.
Ibnu Maskawih. 1994. Menuju Kesempurnaan Akhlak. Bandung : Mizan.
Kholid. 2007. Berakhlak
seindah Rasulullah. Semarang : Pustaka Nuun.
Nasiruddin. 2010. Pendidikan Tasawuf. Semarang : RaSAIL.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .............................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................2
BAB I : Pendahuluan
Latar Belakang .........................................................................................3
Rumusan masalah
....................................................................................3
BAB II : Pembahasan
Pengertian Akhlak ....................................................................................4
Pembagian akhlak
....................................................................................6
Ruang Lingkup Akhlak
...........................................................................9
BAB III : Penutup
Simpulan
.................................................................................................12
Kritik dan Saran
.......................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar