Sabtu, 09 April 2016

AKHLAK ISLAMI

MAKALAH
AKHLAK ISLAMI
Dipresentasikan dalam mata kuliah
Akhlak Tasawuf
Yang di ampu oleh :
Drs. Soeparyo, M.Ag







Oleh :
1.      M. Lutfi Hakim ( 1503056095 )
2.      Fajriati Nurul Fauziah ( 1503056071 )
3.      Novi Aunia ( 1503056089 )




PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI WALISONGO
SEMARANG

KATA PENGANTAR
Sesungguhnya hanya bagi allah segala puji. Kita memuji dan memohon pertolongan, petunjuk dan ampunan-Nya serta memohon lindungan-Nya dari segala keburukan diri dan perbuatan kita. Bagi siapa saja yang di beri petunjuk oleh allah niscaya tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan siapa yang di sesatkan-Nya niscaya anda tidak menemukan pelindung dan pemberi petunjuk untuknya.
Bismillahirrohmanirrohim.,dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul Akhlak dan Ruang Lingkupnya, guna memenuhi tugas dari mata kuliah Akhlak Tasawuf. Terimakasih sebesar besar nya kepada dosen pengampu mata kuliah, Dr.Soeparyo, M.Ag yang telah membimbing dan mengarahkan hingga terselesaikannya makalah ini.
Akhirnya, segala puji hanya bagi Allah. Kami berharap epada Allah semoga amalan ini di terima di sisiNya sebagai buah keikhlasan kita hanya untuk-Nya yang Mahamulia. Semoga menjadikan pahala dalam timbangan amal kebaikan kita serta menjadikannya sebagai pusaka pada hari kiamat nanti, yang akan melindungi kita semua dari azab neraka jahannam. Semoga Allah melindungi kita darinya. Amin.
Saudaramu,

Penulis












BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Sudah maklum adanya bahwa islam merupakan agama samawi yang turun paling akhir sekaligus menjadi penyempurnaan agama agama samawi sebelumnya. Mahabenar Allah yang memfirmankan : “ Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhaiislam itu jadi agama bagimu,”(QS. Al-Maidah 5:3). Oleh karena itu, Rasulullah pun di utus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlak akhlak yag mulia. Diriwayatkan dari Malik bahwasannya Rasulullah bersabda: “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.” (HR. Malik).
Akhlak adalah salah satu komponen utama islam. Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup segala pengertian tingkah laku, tabiat, perangai, karakter manusia yang baik maupun buruk dalam hubungannya dengan Allah SWT dan sesama makhluk. Tak bisa dipungkiri betapa pentingnya kita sebagai seorang muslim mengenal akhlak dalam aplikasi kehidupan kita dalam hubungan dengan lingkungan, sesama manusia, bangsa dan negara, hingga hubungan kita dengan Allah SWT.
Semakin majunya zaman diimbangi dengan melesatnya persaingan IPTEK tentu menjadi pemicu berkembangnya pengaruh buruk di kalangan remaja yang melekat menjadi akhlak atau kebiasaan buruk. Ketidakmampuan dalam hal membedakan hal mahmudah dan mazmumah inilah yang akan menjadi masalah pokok dalam makalah ini.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.    Apa definisi akhlak ?
2.    Ada berapa macam akhlak ?
3.    Apa ruang lingkup akhlak ?







BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Akhlak

Tasawuf adalah usaha mensucikan jiwa, bersungguh sungguh dalam mematuhi Allah dan meneladani sifat rosulullah. Secara luas dapat di artikan sebagai solusi alternatif terhadapkebutuhan spiritual dan mampu menjadi instrumen pembinaan moral manusia modern, seperti : disintegrasi ilmu pengetahuan, penyalahgunaan IPTEK, pendangkalan iman,pola hubungan materialistik, menghalalkan segala cara, stress dan frustasi. Dasar dari pelaksanaan tasawuf adalah akhlak,sehingga dalam praktiknya tasawuf mementingkan akhlak.[1]
Secara etimologi akhlak merupakan bentuk jamak dari "khuluk”,yang diartikan sebagai budi pekerti, peragai, tingkah laku, atau tabiat. "akhlak" mengandung persesuaian dengan perkataan "khalqun" yang artinya kejadian serta erat hubungannya dengan Khaliq yang berarti Pencipta, dan makhluk yang berarti yang diciptakan.
Dari sinilah asal perumusan pengertian akhlak yang merupakan urgensi yang memungkinkan adanya hubungan baik antara Khaliq dengan makhluk dan antara makhluk dengan makhluk. Demikian juga hadis Nabi SAW,
»إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق »
Artinya:
"Aku diutus untuk menyempurnakan perangai (budi pekerti) yang mulia.". (H.R. Ahmad)
 Menurut Istilah, akhlak adalah tingkah laku seseorang yang di dorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Menurut para ahli :
1. Ibnu Miskawaih: akhlak adala h kondisi jiwa yag mendorong melakukan perbuatan dengan tanpa butuh pikiran dan pertimbangan
2. Imam Ghazali: sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan yang mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
3. Syaikh Muhammad bin Ali as-Syarif al-Jurjani : akhlak sebagai stabilitas sikap jiwa yang melahirkan tigkah laku dengan mudah tanpa melalui proses berpikir
Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menyatakan bahwa akhlak adalah daya kekuatan (sifat) yang tertanam dalam jiwa dan mendorong perbuatan-perbuatan spontan tanpa memerlukan terlalu banyak pertimbangan dan pemikiran yang lama.[2]Jadi, akhlak merupakan sikap yang melekat pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku dan perbuatan.
Maka jika sifat tersebut melahirkan suatu perbuatan atau tindakan yang terpuji menurut ketentuan akal dan norma agama, dinamakan akhlak yang baik. Tetapi manakala ia melahirkan perbuatan jahat, maka dinamakan akhlak yang buruk.
Suatu perbuatan dikatakan sebagai cerminan akhlak, jika memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Dilakukan berulang-ulang sehingga hampir menjadi suatu kebiasaan.
2. Timbul dengan sendirinya, tanpa pertimbangan yang lama dan dipikir- pikir terlebih dahulu.
Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam. Akhlak dengan takwa merupakan buah pohon Islam yang berakar akidah, bercabang dan berdaun syari'ah. Pentingnya kedudukan akhlak , dapat dilihat dari berbagai sunnah qauliyah (sunnah dalam bentuk perkataan) Rasulullah. Diantaranya adalah:
»إنما بعثت لأتم صالح الاخلق»
"Mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya." (H.R. Tarmizi).
Dan akhlak Nabi Muhammad, yang diutus menyempurnakan akhlak manusia, disebut akhlak Islam atau akhlak Islami, karena bersumber dari wahyu Allah yang kini terdapat dalam Al-Qur'an yang menjadi sumber utama agama dan ajaran Islam.
Suri teladan yang diberikan Rasulullah selama hidup beliau merupakan contoh akhlak yang tercantum dalam Al-Qur'an. Butir-butir akhlak yang baik disebut dalam berbagai ayat yang tersebar di dalam Al-Qur'an dan dalam Al-Hadits yang memuat perkataan, tindakan, dan sikap diam Rasulullah selama kerasulan beliau 13 tahun di Mekkah dan 10 tahun di Madinah. Ketika 'Aisyah ditanya tentang akhlak Rasulullah, ia menjawab:
»إِنَّ خُلُقَهُ كَانَ اْلقُرْآنَ»
Artinya: "Akhlak Rasulullah ialah Al-Qur'an”.
Umat Islam seharusnya bersyukur karena Allah telah mengutus insan kamil (manusia sempurna) ke dunia ini untuk diteladani. Sayang sekali, Rasulullah yang sesungguhnya wajib menjadi idola kaum muslimin dan muslimat, justru kurang dikenal oleh umat Islam sendiri karena tidak mempelajari sejarah hidup Rasulullah secara sistematis dan benar.
Akhlak adalah sikap yang melahirkan perbuatan dan tingkah laku manusia. Karena itu, selain akidah, akhlak tidak dapat dipisahkan dengan syari'ah. Syari'ah mempunyai lima kategori penilaian tentang perbuatan dan tingkah laku manusia, yaitu wajib, sunnah, haram, makruh, serta mubah atau jaiz. Wajib dan haram, termasuk kategori hukum terutama, sedangkan sunnah, makruh, dan mubah termasuk dalam kategori kesusilaan atau akhlak. Sunnah dan makruh tergolong ke dalam kategori kesusilaan umum atau kesusilaan masyarakat sedangkan mubah atau jaiz termasuk dalam kategori akhlak pribadi. 
B.     Pembagian Akhlak

Kata dalam bahasa Indonesia yang lebih mendekati maknanya dengan akhlak adalah budi pekerti. Baik budi pekerti maupun akhlak mengandung makna yang ideal, tergantung pada pelaksanaan atau penerapannya melalui tingkah laku yang mungkin positif atau negatif, mungkin baik atau buruk.
Yang termasuk ke dalam pengertian akhlak atau budi pekerti yang negatif adalah segala tingkah laku, tabiat, watak, dan perangai yang sifatnya salah/buruk. Yang menentukan apakah sesuatu itu baik atau buruk adalah nilai dan norma agama, dan sebagaimana dikatakan bahwa kebenaran datang dari Allah. Dilihat dari asal nya, akhlak di bugai menjadi dua : akhlak bawaan dan akhlak akibat perubahab kebiasaan.[3]
Sedangkan di lihat dari sifatnya,akhlak terbagi menjadi dua :

1)      Akhlaqul Mahmudah
            
 Akhlak mahmudah atau di sebut juga akhlaqul karimah artinya “Baik” dalam bahsa arab disebut “khair. Akhlak mahmudah adalah akhlak atau budi pekerti positif adalah segala tingkah laku, tabiat, watak, dan perangai yang sifatnya benar, baik secara akal maupun norma agama.  Dari beberapa kamus dan ensiklopedia diperoleh pengertian “baik” sebagai berikut :
a)   Baik berarti sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan.
b)   Baik berarti yang menimbulkan rasa keharuan dalam keputusan, kesenangan persesuaian, dst.
c)   Baik berarti sesuatu yang mempunyai nilai kebenaran atau nilai yang diharapkan dan memberi keputusan.
d)   Sesuatu yang dikatakan baik, bila ia mendatangkan rahmat, memberi perasaan senang atau bahagia, bila ia dihargai secara positif.  Jadi, akhlakul karimah berarti tingkah laku yang terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan iman seseorang kepada Allah SWT . Akhlakul karimah dilahirkan berdasarkan sifat-sifat yang terpuji. Orang yang memiliki akhlak terpuji ini dapat bergaul dengan masyarakat luas karena dapat melahirkan sifat saling tolong menolong dan menghargai sesamanya. Akhlak yang baik bukanlah semata-mata teori yang muluk-muluk, melainkan ahklak sebagai tindak tanduk manusia yang keluar dari hati. Akhlak yang baik merupakan sumber dari segala perbuatan yang sewajarnya.

Contoh Akhlak Mahmudah
·         Husnuzan.
Berasal dari lafal husnun ( baik ) dan Adhanni (sangka). Husnuzan berarti prasangka, perkiraan, dugaan baik. Lawan kata husnuzan adalah suuzan yakni berprasangka buruk terhadap seseorang. Hukum kepada Allah dan rasul nya wajib, wujud husnuzan kepada Allah dan Rasul-Nya antara lain: Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua perintah Allah dan Rasul-Nya Adalah untuk kebaikan manusia. Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua larangan agama pasti berakibat buruk. Hukum husnuzan kepada manusia mubah atau jaiz (boleh dilakukan). Husnuzan kepada sesama manusia berarti menaruh kepercayaan bahwa dia telah berbuat suatu kebaikan. Husnuzan berdampak positif berdampak positif baik bagi pelakunya sendiri maupun orang lain.
·         Tawaduk
Tawaduk berarti rendah hati. Orang yang tawaduk berarti orang yang merendahkan diri dalam pergaulan. Lawan kata tawaduk adalah takabur. Allah berfirman , Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya, dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ”Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.” (Q.S. Al Isra/17:24) Ayat di atas menjelaskan perintah tawaduk kepada kedua orang tua.
·         Tasamuh
Artinya sikap tenggang rasa, saling menghormati dan saling menghargai sesama manusia. Allah berfirman, ”Untukmu agamamu, dan untukku agamaku (Q.S. Alkafirun/109: 6). Ayat tersebut menjelaskan bahwa masing-masing pihak bebas melaksanakan ajaran agama yang diyakini.
·         Ta’awun
Ta’awun berarti tolong menolong, gotong royong, bantu membantu dengan sesama manusia. Allah berfirman, ”...dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan...”(Q.S. Al Maidah/5:2)

2)      Akhlaqul mazmumah
Akhlak mazmumah ialah perangai atau tingkah laku yang tercermin pada diri manusia yang cenderung melekat dalam bentuk yang tidak menyenangkan orang lain.
 Dalam beberapa kamus dan ensiklopedia dihimpun pengertian “buruk” sebagai berikut:
a)   Rusak atau tudak baik, jahat, tidak menyenangkan, tidak elok, jelek.
b)   Perbuuatan yang tidak sopan, kurang ajar, jahat, tidak menyenangkan.
c)   Segala yang tercela, lawan baik, lawan pantas, lawan bagus, perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma atau agama, adat istiadat, dan masyarakat yang berlaku. Jadi akhlak mazmumah adalah tindakan tidak terpuji, tidak menyenangkan dan menyakiti yang tidak sesuai dengan akal dan norma agama.

Contoh Akhlak Mazmumah
·         Hasad
Artinya iri hati, dengki. Iri berarti merasa kurang senang atau cemburu melihat orang lain beruntung. Allah berfirman, ”Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain.(Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang merekausahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya...” (Q.S. AnNisa/4:32)
·         Dendam
Dendam yaitu keinginan keras yang terkandung dalam hati untuk membalas kejahatan. Allah berfirman, ”Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhlah itulah yang terbaik bagi orang yang sabar” (Q.S. An Nahl/16:126)
·         Gibah dan Fitnah
Membicarakan kejelekan orang lain dengan tujuan untuk menjatuhkan nama baiknya. Apabila kejelekan yang dibicarakan tersebut memang dilakukan orangnya dinamakan gibah. Sedangkan apabila kejelekan yang dibicarakan itu tidak benar, berarti pembicaraan itu disebut fitnah. Allah berfirman, ”...dan janganlah ada diantara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik...” (Q.S. Al Hujurat/49:12)


·         Namimah
Adu domba atau namimah, yakni menceritakan sikap atau perbuatan seseorang yang belum tentu benar kepada orang lain dengan maksud terjadi perselisihan antara keduanya. Allah berfirman, ”Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.” (Q.S. Al Hujurat/49:6
C.   Ruang Lingkup Akhlak
Islam adalah agama yang sempurna, mengatur segala aktifitas baik hubungan vertikal maupun horizontal, maka ruang lingkup nya pun mengatur segala aktifitas hidup dalam kehidupan.
1.        Akhlak terhadap Allah
Hubungan yang di maksud adalah pemenuhan hak hak tuhan, yaitu untuk di sembah oleh seluruh makhluk secara eksklusif sebab tiada rabb maupun ilah selain Dia, yang telah berbaik hati memberikan nikmat rahmat dan karunia nya. Tersebut dalam QS an-Nahl(16):18 “ Jika kamu menghitung hitung nikmat allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya.” Jadi manusia memuliki kewajiban untuk menyembah dan mengesakan Allah tanpa menyekutukan-Nya dengan apapun.[4]
Jika ada orang yang kufur terhadap nikmat-nikmat yang telah diberikan kepadanya, dan tidak menyembah dan mengesakan-Nya maka ia telah zalim kepada diri sendiri dan mengingkari hak Allah sehingga ia layak mendapat murka dan siksa-Nya.
Allah telah mengambil sumpah kepada manusia untuk setia menyembah dan mengesakan-Nya. Dan mereka mengakui-Nya sebagai satu-satunya ilah dan rabb.
Sebagai konsekuensi atas sumpah tersebut, manusia dituntut untuk beriman kepada Allah. Inilah kewajiban pertama manusia. Mengingkari sumpah tersebut menjadikan manusia sebagai seorang kafir.
Dengan demikian, manusia diwajibkan mematuhi semua perintah-Nya dengan menjalankan ibadah dan berperilaku mulia, dan menjauhi larangan-Nya berupa perilaku-perilaku sesat dan nista, serta patuh sepenuhnya kepada Rasulullah dalam segala urusan agama.
a)   Beribadah kepada Allah
yaitu melaksanakan perintah Allah untuk menyembah-Nya sesuai dengan perintah-Nya. Seorang muslim beribadah membuktikan ketundukkan terhadap perintah Allah.
Beribadah juga dapat meningkatkan akhlak kita kepada makhluk-makhluk Allah. Misal sholat, sholat dapat memurnikan akhlak karena sholat hanyalah gerakan semata jika membuahkan hasil yang sempurna, yaitu berakhlak mulia.

Puasa pun demikian. Sebagaimana Nabi SAW bersabda yang artinya :
“ Apabila salah seorang dari kalian sedang berpuasa, maka janganlah ia berkata keji dan janganlah pula mengolok-olok. Dan, jika seseorang memaki atau ingin berkelahi dengannya, hendaklah ia berkata,’sesungguhnya aku sedang berpuasa’.”[5]
b)      Berzikir kepada Allah
            yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan kondisi, baik diucapkan dengan mulut maupun dalam hati. Berzikir kepada Allah melahirkan ketenangan dan ketentraman hati.
c)      Berdo’a kepada Allah,
yaitu memohon apa saja kepada Allah. Do’a merupakan inti ibadah, karena ia merupakan pengakuan akan keterbatasan dan ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu. Kekuatan do’a dalam ajaran Islam sangat luar biasa, karena ia mampu menembus kekuatan akal manusia. Oleh karena itu berusaha dan berdo’a merupakan dua sisi tugas hidup manusia yang bersatu secara utuhdalam aktifitas hidup setiap muslim.Orang yang tidak pernah berdo’a adalah orang yang tidak menerima keterbatasan dirinya sebagai manusia karena itu dipandang sebagai orang yang sombong, suatu perilaku yang tidak disukai Allah.
d)     Tawakal kepada Allah,
yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.
2.      Akhlak terhadap Makhluk Allah
a.       Akhlak terhadap sesama manusia
Hubungan ini di landasi cinta kepada Allah dan persaudaraan,menjunjung tinggi prinsip saling kerja sama,saling empati an bergotong royong dalam hal hal yang mengandung kebaikan bagi umat manusia sebab seluruh manusia di ciptakan Allahdari satu satu sumber (yakni Nabi Adam) sehingga tidak seyogianya pula yang kuat menindas yang lemah.
Semua ini merupakan rangkuman hak hak dan kewajiban orang mukmin terhadap sesama mereka yang harus di jalankan dengan penuh komitmen dan dedikasi agar mencapai kesempurnaan iman dan kesejatian islam.
Pengaplikasiannya berupa akhlak mahmudah dan mazmumah.






b.      Akhlak terhadap selain manusia
·         hewan dan tumbuhan : merawat memberi makan, menyayangi dan tidak merusak termasuk akhlak mulia terhadap sesama makhluk.
·         Benda mati seperti air, tanah, udara dll. Bersikap hemat dan memanage penggunaan, tidak merusak alam sekitar, termasuk juga akhlak mulia.
Ada begitu banyak manfaat mempunyai akhlak yang mulia. Akhlak yang mulia demikian ditekekankan karena disamping akan membawa kebahagiaan bagi individu, juga sekaligus membawa kebahagiaan bagi masyarakat pada umumnya. Dengan kata lain bahwa akhlak utama yang ditampilkan seseorang, manfaatnya adalah untuk orang yang bersangkutan.
Al-Aqur’an banyak sekali memberi informasi tentang manfaat akhlak yang mulia itu. Allah berfirman yang artinya :
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S. An-Nahl, 16 : 97).
Ayat tersebut diatas dengan jelas menggambarkan keuntungan atau manfaat dari akhlak mulia, yang dalam hal ini beriman dan beramal shaleh. Mereka itu akan memperoleh kehidupan yang baik, mendapat rezeki yang berlimpah ruah, mendapatkan pahala yang berlipat ganda akhirat dengan masuknya ke dalam surga. Hal ini menggambarkan bahwa manfaat dari akhlak mulia adalah keberuntungan hidup di dunia dan di akhirat.
Selanjutnya banyak di jumpai keterangan tentang datangnya keberuntungan dari akhlak, diantaranya:
1. Memperkuat dan menyempurnakan agama.
2. Mempermudah perhitungan amal di akhirat.
3. Menghilangkan kesulitan.
4. Selamat hidup di dunia dan akhirat.





BAB III
PENUTUP
A.      SIMPULAN
Dari seluruh rangkaian pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1.  Akhlak adalah daya kekuatan (sifat) yang tertanam dalam jiwa dan mendorong perbuatan-perbuatan spontan tanpa memerlukan terlalu banyak pertimbangan dan pemikiran yang lama.
2.  Akhlak mahmudah adalah daya kekuatan yang mendorong diri untuk berbuat baik, secara akal maupun norma agama. Akhlak mazmumah adalah suatu perangai yang tidak baik dan tidakmenyenangkan.
3.  Ruang lingkup akhlak pun dalam Islam meliputi semua aktifitas manusia dalam segala bidang hidup dan kehidupan. Dalam garis besarnya, akhlak dibagi atas akhlak terhadap Allah atau Khalik (pencipta), dan akhlak terhadap makhluk, baik sesama manusia maupun dengan makhluk yang lain.

B.       KRITIK dan SARAN
Demikian makalah ini kami buat, yang tentunya masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat di butuhkan demi kesempurnaan makalah makalah selanjutnya. Terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini. Semoga Allah meridhai segala usaha kita. Amin.
















DAFTAR PUSTAKA
http://muhnihasers.blogspot.com/2011/05/arti-dan-ruang-lingkup-akhlak-serta.html?m=1
Hajjaj Fauqi. 2011. Tasawuf Akhlak Islami. Jakarta : MIZAN.
Ibnu Maskawih. 1994. Menuju Kesempurnaan Akhlak. Bandung : Mizan.
Kholid. 2007. Berakhlak seindah Rasulullah. Semarang : Pustaka Nuun.
Nasiruddin. 2010. Pendidikan Tasawuf. Semarang : RaSAIL.



DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................2
BAB I : Pendahuluan
Latar Belakang .........................................................................................3
Rumusan masalah ....................................................................................3
BAB II : Pembahasan
Pengertian Akhlak ....................................................................................4
Pembagian akhlak ....................................................................................6
Ruang Lingkup Akhlak ...........................................................................9
BAB III : Penutup
Simpulan  .................................................................................................12
Kritik dan Saran .......................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA









[1]  Fauqi Hajjaj,Tasawuf Akhlak Islami,MIZAN,Semarang,2011,hlm39
[2] Al Ghozali, Ihya ulumuddin
[3] Nasirudin,Pendidikan Tasawuf,RaSAIL,Semarang,2010, hlm22
[4] Fauqi Hajjaj,op.cit,hlm 64
[5] HR. Muslim (2700) dan Ibnu Majjah (1691)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar