MAKALAH
HUBUNGAN
TASAWUF DENGAN ILMU-ILMU LAINNY
A


Kelompok
3:
1. Nihayatus
Sholihah (1503056072)
2. Andrik Noor
Hanafi (1503056080)
3. Dwi Noviyanti
(1503056096)
PROGRAM PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN WALISONGO SEMARANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tasawuf merupakan rumusan ilmu islam yang menekankan aspek
spiritual dari islam. Spiritual ini dapat mengambil kaitan yang beraneka ragam
didalamnya. Dalam kaitan dengan ilmu tasawuf lebih menekan aspek rohaniya dan
kaitannya dengan kehidupan lebih menekankan kehidupan akhirat sedangkan
kaitannya dengan pemahaman keagamaan lebih menekankan penafsiran batiniah
daripada lahiriyah.
Sedangkan ilmu kalam merupakan ilmu keislaman yang
membicarakan tentang persoalan aqidah. Adapun filsafat merupakan rumusan
teoritis wahyu tersebut bagi manusia mengenai keadaan proses dan sebagainya,
seperti proses penciptaan alam dan manusia.
Maka dalam hal ini tasawuf
tentunya mempunyai hubungan terkait
dengan ilmu keislaman lainnya. Maka dalam makalah ini kami membahas mengenai hubungan tasawuf dengan ilmu-ilmu
lainya.
B.
Rumusan Masalah
Bagaimana hubungan ilmu tasawuf denag ilmu kalam, fiqih,
filsafat, dan ilmu jiwa?.
C.
Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan
kepada pembaca mengenai hubungan ilmu tasawuf dengan ilmu lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Hubungan Ilmu Tasawuf Dengan Ilmu
Kalam
Ilmu kalam merupakan ilmu keislaman yang banyak mengedepankan
pembicaraan tentang persoalan-persoalan kalam Allah. Pada ilmu yang ditemukan
pembahasan iman dan definisinya, kefukuran dan manifestasinya, serta
kemunafikan dan batasannya[1]. Sementara pada ilmu tasawuf ditemukan pembahasan
jalan atau metode praktis untuk merasakan keyakinan dan ketentraman, seperti
dijelaskan juga tentang menyelamatkan diri daroi kemunafikan sebab terkadang
sesorang mengetahui batasan kemunafikan, tetapi tetap saja melaksanakannya.
Allah SWT berfirman, yang artinya:
Orang-orang Arab
badui berkata, “ kami telah beriman.”Katakanlah,” Kamu belu beriman, tetapi
katakanlah,’kami telah berislam (tunduk). “ karena iman itu belum masuk kedalam
hatimu (QS Al-Hujarat [49]:14).
Dalam kaitannya dngan ilmu kalam,
ilmu tasawuf berfungsi sebagai pemberi wawasan spiritual dalam pemahaman kalam.
Selain itu, ilmu tasawuf mempunyai fungsi sebagai pemberi kesadaran rohaniah
dalam perdebatan-perdebatan kalam.
Dalam
dunia islam ilmu kalam cenderung menjadi sebuah ilmu yang mengandung muatan
rasional, disamping muatan naqliah. Disinilah ilmu tasawuf berfungsi memberi
muatan rohaniah sehingga ilmu kalam
tidak dikesani sebagai dialektika keislaman belaka yang kering dari
kesadaran, pengfayatan atau sentuhan secara qalbiyah (hati).
Kajian
ilmu kalam akan lebih terasa maknanya jika diisi dengan ilmu tasawuf. Sebaliknya, ilmu kalam pun dapat berfungsi
sebagai pengendali tasawuf. Jika ada teori-teori dalam ilmu tasawuf yang tidak
sesuai dengan kajian ilmu kalam tentang Tuhan yang didasarkan pada Al-Quran dan
Al-Hadis, hal ini mesti dibetulkan. Demikian terlihat hubungan timbal balik di
antara ilmu tasawuf dan ilmu kalam. [2]
2. Hubungan
Ilmu Tasawuf Dengan Ilmu Fiqih
Tasawuf
dan fiqih adalah dua ilmu yang saling melengkapi. Ilmu tasawuf berhasil memberi
corak batin terhadap ilmu fiqih. Corak batin yang dimaksud adalah ikhlas dan
khusyuk berikut jalannya masing-masing. Bahkan ilmu ini mampu menumbuhkan
kesiapan manusia untuk melaksanakan hukum-hukum fiqih karena pelaksanaan
kewajiban manusia tidak akan sempurna tanpa perjalanan rohaniah. Ilmu tasawuf
dan ilmu fiqih adalah dua disiplin ilmu yang saling melengkapi. Setiap orang
harus menempuh keduanya, dengan catatan bahwa kebutuhan perseorangan terhadap
kedua disiplin ilmu ini sangat beragam sesuai dengan kadar kualitas ilmunya.
Selain
itu ilmu tasawuf merupakan penyempurna ilmu fiqih dalam aspek batiniah seperti
ilmu ikhlas dan cara meraihnya. Bahkan ilmu tasawuf ikut memperkokoh kesiapan
seseorang untuk berpegang teguh pada hokum-hukum fiqih, karena dia tidak akan
sempurna dalam mengikuti hokum-hukum fiqih kecuali jika perjalanan ruhaniahnya
telah sempurna.
Ilmu tasawuf
menjadi penyempurna ilmu fiqih, sedangkan fiqih berperan bagaikan seorang hakim
terhadap permasalahan tasawuf, fiqih menjadi pengarah dilakukannya suatu
perbuatan tertentu.[3]
3. Hubungan
Imu Tasawuf Dengan Ilmu Filsafat.
Ilmu
Tasawuf yang berkembang di dunia islam tidak dapat disampingkan sebagai
sumbangan kefilsafatan, dalam tasawuf kita dapat mengoptimalisasi potensi akal
dengan mempelajari salah satu bidang ilmu yang memang banyak melibatkan akal
sebagai alat untuk berpikir, yaitu filsafat.[4] Kajian filsafat pun sebetulnya
bertujuan menemukan kebenaran yang sebenarnya. Dan hubungan antara filsafat
dengan ilmu pengetahuan menggunakan metode pemikiran reflektif dalam usaha
menghadapi fakta-fakta dunia dan kehidupan. Keduanya menunjukkan sikap kritik,
dengan pikiran terbuka dan kemauan yang tidak memihak, untuk mengetahui hakikat
kebenaran.
Adapun
titik temu antara tasawuf dan filsafat adalah keduanya pada dasarnya mempu nyai
tujuan yang sama, yakni mencapai kebenaran yang sejati. Upaya untuk melakukan
kebaikan dan meninggalkan keburukan itulah yang dapat mengantarkan manusia pada
kesempurnaan jiwa.
Dan
dapat disimpulkan bahwa, filsafat lebih bersifat teoritis, sementara tasawuf
lebih bersifat praktis. Artinya, antara filsafat islam dan tasawuf sama-sama
berupaya untuk mengantarkan manusia agar memahami keberadaan Allah. Filsafat
sebagai sarana teoritis yang dapat mengantarkan manusia kepada keyakinan
praktis. Keyakinan praktis inilah yang menjadi wilayah tasawuf. Jadi, tujuan
belajar filsafat islam adalah mencapai wilayah tasawuf.[5]
4. Hubungan
Ilmu Tasawuf Dengan Ilmu Jiwa
Tasawuf selalu membicarakan
persoalan yang berkaitan pada jiwa manusia. Hanya saja yang dimaksud adalah
jiwa muslim.dari sinilah tasawuf kelihatan identik dengan unsur kejiwaan
manusia. Ilmu tasawuf dalam pembahasannya menekankan unsur jiwa atau batin
manusia. Ilmu jiwa membahas tentang kesehatan mental, dan apa saja yang membuat
kerusakan pada mental, sedangkan ilmu tasawuf memberikan langkah-langkah
praktis agar orang senantiasa dapat memiliki mental yang sehat dan batin yang
suci.ilmu tasawuf memberikan obat penyakit mental manusia. Dari penjelasan
tersebut dapat dikatakan bahwa tasawuf dan jiwa memiliki hubungan yang sangat
erat sekali, karena melalui jiwa yang benar orang bisa mendapatkan hubungan
yang baik dengan penciptaNya.
Dalam tasawuf membicarakan
tentang hubungan jiwa dengan badan agar tercipta keserasian diantara keduanya.
Pembahasan tentang jiwa dengan badan ini dikonsepsikan para sufi untuk melihat
sejauh mana hubungan perilaku yang
dipraktikan oleh manusia dengan dorongan yang dimunculkan jiwanya sehingga
perbuatan itu dapat terjadi danhal itu menyebabkan mental seseorang menjadi
kurang sehat karena jiwanya tidak terkendali.[5]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada pembahasan ini dapat kami simpulkan bahwa ilmu tasawuf
sangat perlu kita pelajari, karena ilmu tasawuf memiliki banyak hubungan dengan
ilmu-ilmu lainnya. Serta dapat membuat jiwa lebih tenang dan damai, sehingga
bisa berhubungan dengan Allah sedekat mungkin. Maka dengan begitu kita semua
bisa bertasawuf apapun profesinya, karena inti tasawuf adalah terisinya jiwa
dengan akhlak yang baik dan kesucian jasmani dan rohani dari akhlak yang tercela.
B.
Saran
Maka dengan begitu kami berharap kita bisa lebih memperdalam
mengenai ilmu tasawuf, karena dengan bertasawuf maka kita akan lebih dekat
dengan sang pencipta
DAFTAR PUSTAKA
3. Abdul Rozak, Filsafat Tasawuf .Bandung :
Pustaka Setia, 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar