MAKALAH
MAKNA SYAHADATAIN DAN
KOMITMEN IMPLEMENTASINYA
Dipresentasikan dalam Mata Kuliah Ilmu Tauhid
yang diampu oleh:
Drs. Soeparyo, M.Ag
Dipresentasikan dalam Mata Kuliah Ilmu Tauhid
yang diampu oleh:
Drs. Soeparyo, M.Ag
Oleh:
1. Farouq
Abdul Baqi (1503056093)
2. Elly Fatmasari (1503056088)
3. Nurul
Khasanah (1503056087)
KELOMPOK 7 PM-1C
PENDIDIKAN
MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dua kalimat syahadat (Asyhadu alaa ilaha illallah
wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah) merupakan rukun Islam yang pertama yang
diatasnya didirikanamalan dan tidak diterima suatu amal tanpa keduanya.
Syahadat adalah
penyaksian terhadap Allah dan Nabi Muhammad sebagai Rasulullah.Kalimat syahadat
sudah begitu populer di kalangan umat Islam, karena syarat keislaman seseorang
adalah wajib mengucapkan 2 kalimat syahadat.
Di kalangan
masyarakat awam 2 kalimat syahadat ini tidak bermakna sama sekali. Mereka
merasa telah beragama Islam jika telah mengucapkan 2 kalimat syahadat yang
tanpa makna sama sekali.
Kalimat syahadat
seharusnya bukan sekedar diucapkan.Maknanya harus masuk ke dalam hati
nurani.Jika sekedar mengucapkan saja yang tanpa makna maka burung beo pun juga
bisa mengucapkannya. Kalimat syahadat harus benar-benar menjadi pondasi dan
titik berangkat bagi perjalanan seorang muslim menuju Tuhan.
Meyakini
dalam hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkannya
Adapun mengucapkan
syahadat dengan lisan dan mengingkarinya di dalam hati, ini adalah jalan
orang-orang munafik. Allah Ta’ala berfirman tentang mereka (yang
artinya), ”Sesungguhnya orang-orang munafik itu ditempatkan pada
tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan
mendapati seorang penolong pun bagi mereka.” (QS. An Nisaa : 145).
Sebaliknya, jika hanya
meyakini dalam hati, tetapi tidak mengucapkannya dan melaksanakan
konsekuensinya, maka tidaklah bermanfaat keyakinannya itu.Sebagaimana yang
terjadi pada paman Nabi, Abu Thalib, dan sebagian besar kaum musyrikin
jahiliyyah.
Pertanyaan kita
sekarang ini mengapa kalimat syahadat ada 2, syahadat pertama kita
‘menyaksikan’ Tuhan yang punya Nama Allah dan syahadat kedua kita ‘menyaksikan’
Nabi Muhammad sebagai Rasulullah?
Dalam makalah ini
materi yang akan dibahas adalah tentang syahadatain yang terdiri dari syahadat
tauhid dan syahadat rasul beserta makna, keutamaan dan implementasinya.
B. Rumus Masalah
1. Bagaimana pengertian dan penjelasan dari syahadatain?
2. Apa keutamaan dari syahadatain?
3. Bagaimana implementasi dari syahadatain?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Syahadatain
Kata syahadatain merupakan isim tastniah dari isim mufrodnya
syahadat.Syahadatain artinya dua kalimat syahadat atau dua pernyataan
persaksian terhadap Allah dan Rasul-Nya.Syahadat berasal dari kata
bahasa Arab yaitu syahida, yang
artinya ia telah menyaksikan,yaitu pemberitahuan tentang apa yang diketahui dan diyakini kebenarannya
dengan pasti.Syahadat menurut syari’at adalah pengakuan, pembenaran dan
keyakinan bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah ‘Azza wa Jalla dan
tiada sekutu bagi-Nya.[1]
Syahadatain terdiri dari syahadat tauhid dan syahadat rasul, berikut
penjelasannya:
1.
SyahadatTauhid
Bunyi kalimat syahadat yang pertama sebagai berikut:
أَشْهَدُ
أَنْ لَا ِإلَٰهَ إِلَّا اللهُ
“Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain
Allah.” Dengan mengucapkan
kalimat ini berarti kita telah ‘menyaksikan’ Tuhan yang punya Nama Allah.
Sebagaimana dalam QS. Thaha ayat 14 yang berbunyi
: إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا أَنَا فَاعْبُدْنِي
وَأَقِمِ الصَّلاة لِذِكْرِي ١٤-
“Sungguh,
Aku ini Allah, tidak ada tuhan yang berhakdisembah selain Aku, maka sembahlah
Aku dan laksanakanlahshalat untuk mengingat Aku”
Tuhan mengenalkan Diri-Nya dengan
Nama Allah: Innanī Ana Allah
“Sesungguhnya AKU ini (bernama) ALLAH”. Kemudian Nabi Muhammad SAW diperintah
untuk mengenalkan Tuhan Yang Maha Esa dengan Nama ALLAH: Qul Huwa Allahu Aḥad “Katakanlah
(hai Muhammad) DIA itu (bernama) ALLAH, (DIA itu) Maha Esa”.
Jadi, Allah itu adalah Nama Tuhan.
Atau lebih tepatnya salah satu Nama Tuhan, karena DIA mempunyai banyak Nama,
yakni Al-Asma`ul Ḥusna. Nama-nama yang baik bagi Tuhan ada 99 Nama (Allah,
al-Raḥman, al-Raḥim, al-Malik, dan seterusnya). Tapi Nama Allah adalah
Nama yang mencakup seluruh Asma. Karena itulah Nama Allah paling sering
disebut. Tapi perlu diingat, Allah itu bukan Tuhan melainkan Nama Tuhan, atau
salah satu Nama Tuhan.
Makna Syahadat "Laa ilaaha
illallah" Yaitu beri'tikad dan berikrar bahwasanya tidak ada yang berhak
disembah dan menerima ibadah kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala, menta'ati hal
terse-but dan mengamalkannya. La ilaaha menafikan hak penyembahan dari selain
Allah, siapa pun orangnya. Illallah adalah penetapan hak Allah semata untuk
disembah.
Jadi makna kalimat ini secara
ijmal (global) adalah, "Tidak ada sesembahan yang hak selain Allah".
Khabar "Laa " harus ditaqdirkan "bi haqqi" (yang hak),
tidak boleh ditaqdirkan dengan "maujud " (ada). Karena ini menyalahi
kenyataan yang ada, sebab Tuhan yang disembah selain Allah banyak sekali. Hal
itu akan berarti bahwa menyembah Tuhan-Tuhan tersebut adalah ibadah pula untuk
Allah. Ini Tentu kebatilan yang nyata.
Kalimat "Laa ilaaha
illallah" telah ditafsiri dengan beberapa penafsiran yang batil, antara
lain:
a. "Laa ilaaha illallah" artinya: "Tidak
ada sesembahan kecuali Allah", Ini adalah batil, karena maknanya:
Sesungguhnya setiap yang disembah, baik yang hak maupun yang batil, itu adalah
Allah.
b.
"Laa ilaaha
illallah" artinya:"Tidak ada pencipta selain Allah". Ini adalah
sebagian dari arti kalimat tersebut. Akan tetapi bukan ini yang dimaksud,
karena arti ini hanya mengakui tauhid rububiyah saja, dan itu belum
cukup.
c.
"Laa ilaaha
illallah" artinya:"Tidak ada hakim (penentu hukum) selain Allah".
Ini juga sebagian dari makna kalimat " Laa ilaaha illallah". Tapi
bukan itu yang dimaksud, karena makna tersebut belum cukup.
Semua tafsiran di atas adalah
batil atau kurang, karena tafsir-tafsir itu ada dalam kitab-kitab yang banyak
beredar. Sedangkan tafsir yang benar menurut salaf dan para muhaqqiq (ulama
peneliti), tidak ada sesembahan yang hak selain Allah seperti tersebut di atas.
Adapun Keutamaan syahadat tauhid ( Laa ilaaha illallah) yaitu:
a.
Allah akan menghapuskan dosa-dosa orang yang bertauhid.
Dalilnya yaitu sabda Rasulullah Shalalallahu ‘Alaihi Wassalam dalam sebuah
hadits qudsi, dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, ia berkata:”Aku mendengar
Rasulullah Shalalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda, Allah Yang Maha Suci dan
Maha Tinggi berfirman:
‘…Wahai Bani Adam, seandainya
engkau datang kepada-Ku dengan dosa sepenuh bumi, sedangkan engkau ketika mati
tidak menyekutukan Aku sedikitpun juga, pasti Aku akan memberikan kepadamu
ampunan sepenuh bumi pula’. (HR. at Tirmidzi, ia
berkata: “Hadits hasan ghorib”)
b.
Allah Ta’ala akan menghilangkan kesulitan dan kesedihan di dunia dan
akhirat bagi orang yang bertauhid.
Allah Ta’ala berfirman:
“Barangsiapa yang bertakwa
kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan
memberikannya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (QS. ath
Thalaq:2,3)
Seseorang tidak dikatakan
bertakwa kepada Allah jika ia tidak bertauhid. Orang yang bertauhid dan
bertakwa, ia akan diberi jalan keluar dari berbagai problem hidupnya. (Lihat
al Qaulus Sadiid fi Maqaashid Tauhid, Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir as Sa’di)
c. Allah akan menjadikan dan
menghiasi dalam hati seorang yang bertauhid dengan rasa cinta kepada iman,
serta menjadikan di dalam hatinya rasa benci kepada kekafiran, kefasikan dan
kedurhakaan.Allah Ta’ala berfirman:
“Tetapi Allah menjadikan kamu
cinta kepada keimanan dan menjadikan (iman itu) indah dalam hatimu, serta
menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka
itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus.” (QS. al Hujurat :7)
d.
Tauhid merupakan satu-satunya sebab untuk mendapatkan ridha Allah. Dan
orang yang paling bahagia dengan syafa’at Nabi Muhammad Shalalallahu ‘Alaihi
Wassalam ialah orang yang mengucapkan laa ilaaha illallah dengan penuh
keikhlasan dari dalam hatinya.
Rasulullah Shalalallahu
‘Alaihi Wassalam bersabda:
“Orang yang paling berbahagia dengan mendapat
syafa’atku pada hari Kiamat, yaitu orang yang mengucapkan “Laa ilaaha illallah”
secara ikhlas dari hatinya atau jiwanya.” (HR. Bukharai, dari sahabat Abu Hurairah)
e.
Allah Ta’ala menjamin akan memasukkan seorang yang bertauhid ke Surga.
Rasulullah
Shalalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
“Barangsiapa yang mati dan ia
mengetahui bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan
Allah, maka ia masuk Surga.” (HR. Muslim, dari sahabat ‘Utsman)
Barangsiapa yang mati dalam keadaan tidak
menyekutukan Allah dengan sesuatu, ia masuk Surga.” (HR. Muslim, dari sahabat Jabir)
f.
Allah Ta’ala akan memberikan kemenangan, pertolongan, kejayaan dan
kemuliaan kepada orang yang bertauhid.
Allah Ta’ala
berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman,
jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan
kedudukanmu.” (QS. Muhammad:7)
g.
Allah Ta’ala akan memberikan kehidupan yang baik di dunia dan akhirat
bagi seorang yang bertauhid.
“Barangsiapa yang mengerjakan
amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti
akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan.” (QS. an Nahl:97)
h.
Tauhid akan mencegah seorang muslim kekal di neraka.
Rasulullah
Shalalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
“Setelah penghuni surga masuk ke
surga, dan penghuni neraka masuk ke neraka, maka setelah itu Allah pun
berfirman:’Keluarkan (dari neraka) orang-orang yang didalam hatinya terdapat
seberat biji sawi iman,’ maka mereka pun dikeluarkan dari neraka, hanya saja
tubuh mereka sudah hitam legam (bagaikan arang). Lalu mereka dimasukkan ke
sungai kehidupan, maka tubuh mereka tumbuh (berubah) sebagaimana tumbuhnya
benih yang berada di tepian sungai.Tidakkah engkau perhatikan bahwa benih itu
tumbuh berwarna kuning dan berlipat-lipat?”(HR. Bukhari, dari Abu Sa’ad
alkhudri)
i.
Tauhid merupakan penentu bagi diterima atau ditolaknya amal manusia.
Sempurna atau tidaknya amal
seseorang bergantung pada tauhidnya. Orang yang beramal, tetapi tidak sempurna
tauhidnya, misalnya riya, tidak ikhlas, berbuat syirik, niscaya amalnya akan
menjadi boomerang baginya, yakni tidak mendatangkan kebahagiaan. Oleh karena
itu, seluruh amal harus dilakukan dengan ikhlas karena Allah, baik berupa
shalat, zakat, shadaqah, puasa, haji dan lainnya.Allah Ta’ala berfirman:
“Yang menciptakan mati dan
hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya.
Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. al Mulk:2)
Dalam ayat yang mulia tersebut,
Allah menyebutkan dengan “amal yang
baik” , tidak dengan “amal yang
banyak” . Amal, disebut baik atau shahih, bila memenuhi dua syarat,
yaitu ikhlas dan ittiba’ kepada Nabi Muhammad Shalalallahu ‘Alaihi Wassalam.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits, bahwa kalimat laa ilaaha illallah, pada hari
Kiamat nanti, lebih berat timbangannya dibandingkan langit dan bumi dengan
sebab ikhlas.
j.
Orang yang bertauhid akan mendapatkan rasa aman dan petunjuk.
Orang yang tidak mentauhidkan
Allah dengan sempurna, maka ia selalu was-was, ia selalu dalam keadaan takut
dan tidak tenang. Mereka takut kepada hari sial, atau takut mempunyai anak
lebih dari dua, takut terhadap masa depan, takut hartanya lenyap dan
seterusnya.
“Orang-orang yang beriman dan
tidak mencampur-adukkan iman mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah
orang-orang yang mendapat keamanan, dan mereka itu adalah orang-orang yang
mendapat petunjuk.” (QS. al An’am:82)[2]
2.
SyahadatRasul
Bunyi syahadat yang kedua
sebagai berikut:
أَشْهَدُ
أَنَّ محمدًا رَسُوْلُ اللهِ
“Dan
saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad itu adalah Rasulullah.” Dengan mengucapkan
kalimat ini berarti kita telah ‘menyaksikan’ Nabi Muhammad SAW sebagai
Rasulullah. Al-Quran menegaskan tentang hal ini yang artinya:
“(Nabi)
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu,
tetapi dia Rasulullah dan penutup Nabi-nabi“. (QS. Al-Aḥzab: 40).
Makna Syahadat "Anna
Muhammadan Rasulullah"
Yaitu mengakui secara lahir batin bahwa beliau adalah hamba Allah dan Rasul-Nya yang diutus kepada manusia secara keseluruhan, serta mengamalkan konsekuensinya: mentaati perintahnya, membenarkan ucapannya, menjauhi larangannya dan tidak menyembah Allah kecuali dengan apa yang disyari'atkan.[3]
Yaitu mengakui secara lahir batin bahwa beliau adalah hamba Allah dan Rasul-Nya yang diutus kepada manusia secara keseluruhan, serta mengamalkan konsekuensinya: mentaati perintahnya, membenarkan ucapannya, menjauhi larangannya dan tidak menyembah Allah kecuali dengan apa yang disyari'atkan.[3]
Adapun
makna syahadat bagi muslim yaitu:
Bagi penganut agama Islam, Syahadat
memiliki makna sebagai berikut:
a.
Pintu masuk menuju
islam; syarat sahnya iman adalah dengan bersyahadatain (bersaksi dengan dua
kalimat syahadah).
b.
Intisari ajaran islam;
pokok dari ajaran Islam adalah syahadatain, sebagaimana ajaran yang dibawa
nabi-nabi dan rosul-rosul sebelumnya.
c.
Pondasi iman; bangunan
iman dan Islam itu sesungguhnya berdiri di atas dua kalimat syahadah.
d.
Pembeda antara muslim
dengan kafir; hal ini berkenaan dengan hak-hak dan kewajiban-kewajiban syariat
yang akan diterima atau ditanggung oleh seseorang setelah dia mengucapkan dua kalimat
syahadah.
B.
KeutamaanSyahadatain
Orang yang
menganggap cukup membacanya berulang-ulang disertai keyakinan mendapat
pahala besar, kebaikan, terjaga harta dan darah, tanpa memahami maknanya dan
mengamalkan tuntutannya.
Orang yang bersaksi bahwa tidak ada illah
selain Alloh dan bahwa muhammad adalah Rasullullah,menegakkan shalat,
menunaikan zakat. Jika mereka melakukan hal itu maka darah dan harta mereka
akan dilindungi kecuali dengan hak islam dan perhitungan mereka ada pada Alloh
ta'ala (Riwayat
bukhari dan Muslim)
Seorang hamba yang bersaksi, bahwa tidak
ada Tuhan selain Alloh, dan Muhammad adalah hamba serta utusan-Nya dengan
sebenar- benarnya keluar dari lubuk hati,Alloh pasti mengharamkan dirinya dari
api neraka.
Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain
Alloh dan aku adalah utusanNya. tidak ada seorang hambapun yang merasa bimbang
terhalang dari surga, ketika menghadap kepada Alloh dengan dua kalimat ini (Hr
Muslim).
C.
ImplementasiSyahadatain
Syahadat dalam Islam merupakan rukun pertama dan sebagai dasar atau asas
bagi rukun-rukun lainnya. Syahadat merupakan pernyataan atau ikrar seorang
hamba atas apa yang diimaninya, atau juga sebagai ikrar dari persaksian seorang
hamba atas ketuhanan Allah Swt dan Muhammad bin Abdullah sebagai utusan-Nya dan
meniadakan sifat ketuhanan atas selain Allah. Oleh sebab itu pembahasan tentang
syahadat sudah barang tentu didalamnya membahas tentang iman yang berarti
membahas pula tentang aqidah. Berbicara tentang syahadat, berarti pula
berbicara tentang dasar-dasar ajaran islam, tentang ketauhidan, dan tentang
keimanan.
Akan tetapi bukan berarti bahwa syahadat itu merupakan pekerjaan hati
semata, karena syahadat tergolong dalam ketentuan syara’, yakni sebagai rukun
Islam yang pertama, maka konsekwensinya adalah dilakukan sebagaimana
rukun-rukun islam yang lainnya.
Aqidah jelas merupakan perbuatan hati, yaitu kepercayaan hati dan
pembenarannya kepada sesuatu. Sebagai pernyataan keimanannya tentu harus
mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai keabsahan bahwa ia telah memeluk
islam. Konsekuensinya adalah bahwa setiap orang yang akan masuk Islam
diwajibkan terlebih dahulu mengucapkan dua kalimat syahadat. Tujuannya agar
setiap muslim melakukan amalnya berdasarkan pada makna dua kalimat syahadat dan
dalam setiap tindakannya akan disertai keikhlasan, kejujuran, rendah hati, dan
berkeadilan. Dengan demikian orang yang mengamalkan rukun pertama adalah orang
yang bertakwa kepada Allah SWT.
Sehingga semua amalan yang kita lakukan pada intinya bertujuan untuk
menjaga agar tetap dalam kesaksian kita bahwa tiada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah hamba dan utusannya. Keyakinan inilah yang harus kita
pertahankan hingga mati menjemput raga kita semua, sedangkan amal kita masih
terhalang oleh banyak hal yang berkaitan dengan kebendaan kita selama hidup di
dunia.. Persaksian inilah yang akan ditanyakan nanti di alam kubur sebagai
pintu pertama seseorang mempertanggungjawabkan keimanannya di depan Allah,
yakni tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Pada
hakikatnya hidup kita ini merupakan kesaksian diri kita pada adanya Allah
sebagai pencipta alam raya dan sebagai Tuhan kita, kesaksian diri kita pada
Dzat yang telah menunjukkan manusia pada jalan kebenaran melalui para rasulnya,
kesaksian kita pada kebenaran para rasul dan dari semua yang datang dari diri
mereka.
Intinya, sebagai ummat nabi Muhammad SAW kita hidup di dunia ini untuk
kesaksian bahwa tiada tuhan selain Allah, mengakui dan meyakini bahwa Muhammad
SAW sebagai hamba dan utusan Allah, mengimani semua yang datang dari beliau,
termasuk tentang para nabi dan para rasul Allah yang terdahulu. Setiap tindakan
dan amal kita sudah seharusnya bersandar pada prinsip syahadat tauhid dan
syahadat rasul. Karena semua amal yang kita lakukan adalah derifasi dari
pernyataan atas keyakinan dan kesaksian tadi dan tidak berdiri sendiri
melainkan diatasnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Tauhid berarti mengakui keesaan Allah, mengesakan Allah atau mengi’tikadkan
bahwa Allah SWT itu Esaatausatu,dan tidak ada sekutu bagi-Nya.Syahadat adalah
sebuah pernyataan kepercayaan dalam keesaan Allah dan Rasulullah sebagai Rasul-Nya.Sebagaiummatnabi Muhammad SAW,kitahidup di
duniainiuntukkesaksianbahwatiadatuhanselain Allah, mengakuidanmeyakinibahwa
Muhammad SAW sebagaihambadanutusan Allah, mengimanisemua yang datangdaribeliau,
termasuktentang para nabi dan para rasul Allah yang terdahulu.Setiaptindakandanamalkitasudahseharusnyabersandarpadaprinsipsyahadattauhiddansyahadatrasul.
Karenasemuaamal yang kitalakukanadalahderifasidaripernyataanatas keyakinan dan
kesaksian tersebut dan tidak berdiri sendiri melainkan diatasnya.
B.
Saran
Untukpengembanganlebihlanjutmakapenulismemberikan
saran yang semogabermafaatbagi para pembacayaitu:
1.Diharapkan kita bisamemahamipengertiandarisyahadatainbesertamaknadanbagaimanamengimplementasikannya.
2.DiharapkankitadapatlebihdalammempelajariIlmuTauhid.
3.Diharapkan kitabisamengambilpelajarandarimakalahini.
Mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah
terdapatkesalahanbaikdalampenggunaanbahasamaupundalampenulisanmakalah.Untukmengembangkanmakalah
ini, perlu adanya kritik serta saran dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
http://abuzubair.wordpress.com/2007/08/28/syahadatain-dua-kalimat-syahadat.
http://Juni.Hartono.blogspot.com/2013/10/islami
Shaleh.2013.At-Tauhid, kitabtauhid.Jakarta: DarulHaq.
[1]http://abuzubair.wordpress.com/2007/08/28/syahadatain-dua-kalimat-syahadat.
[2]Shaleh
bin fauzan bin AbdulillahFauzan, At-Tauhid,
kitabtauhid (Jakarta: DarulHaq,
20q3), cet XIII
[3]http://abuzubair.wordpress.com/2007/08/28/syahadatain-dua-kalimat-syahadat.
[4]http://Juni.Hartono.blogspot.com/2013/10/islami
Tidak ada komentar:
Posting Komentar