Sabtu, 09 April 2016

MAKALAH MAKNA SYAHADATAIN DAN KOMITMEN IMPLEMENTASINYA

MAKALAH
 MAKNA SYAHADATAIN DAN KOMITMEN IMPLEMENTASINYA
Dipresentasikan dalam Mata Kuliah Ilmu Tauhid
yang diampu oleh:
Drs. Soeparyo, M.Ag
Oleh:
1.      Farouq Abdul Baqi               (1503056093)
2.      Elly Fatmasari                       (1503056088)
3.      Nurul Khasanah                   (1503056087)
KELOMPOK 7 PM-1C


PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dua kalimat syahadat (Asyhadu alaa ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah) merupakan rukun Islam yang pertama yang diatasnya didirikanamalan dan tidak diterima suatu amal tanpa keduanya.
Syahadat adalah penyaksian terhadap Allah dan Nabi Muhammad sebagai Rasulullah.Kalimat syahadat sudah begitu populer di kalangan umat Islam, karena syarat keislaman seseorang adalah wajib mengucapkan 2 kalimat syahadat.
Di kalangan masyarakat awam 2 kalimat syahadat ini tidak bermakna sama sekali. Mereka merasa telah beragama Islam jika telah mengucapkan 2 kalimat syahadat yang tanpa makna sama sekali.
Kalimat syahadat seharusnya bukan sekedar diucapkan.Maknanya harus masuk ke dalam hati nurani.Jika sekedar mengucapkan saja yang tanpa makna maka burung beo pun juga bisa mengucapkannya. Kalimat syahadat harus benar-benar menjadi pondasi dan titik berangkat bagi perjalanan seorang muslim menuju Tuhan.
Meyakini dalam hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkannya
Adapun mengucapkan syahadat dengan lisan dan mengingkarinya di dalam hati, ini adalah jalan orang-orang munafik. Allah Ta’ala berfirman tentang mereka (yang artinya), ”Sesungguhnya orang-orang munafik itu ditempatkan pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapati seorang penolong pun bagi mereka.” (QS. An Nisaa : 145).
Sebaliknya, jika hanya meyakini dalam hati, tetapi tidak mengucapkannya dan melaksanakan konsekuensinya, maka tidaklah bermanfaat keyakinannya itu.Sebagaimana yang terjadi pada paman Nabi, Abu Thalib, dan sebagian besar kaum musyrikin jahiliyyah.
Pertanyaan kita sekarang ini mengapa kalimat syahadat ada 2, syahadat pertama kita ‘menyaksikan’ Tuhan yang punya Nama Allah dan syahadat kedua kita ‘menyaksikan’ Nabi Muhammad sebagai Rasulullah?
Dalam makalah ini materi yang akan dibahas adalah tentang syahadatain yang terdiri dari syahadat tauhid dan syahadat rasul beserta makna, keutamaan dan implementasinya.

B. Rumus Masalah
1. Bagaimana pengertian dan penjelasan dari syahadatain?
2. Apa keutamaan dari syahadatain?
3. Bagaimana implementasi dari syahadatain?














BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Syahadatain
Kata syahadatain merupakan isim tastniah dari isim mufrodnya syahadat.Syahadatain artinya dua kalimat syahadat atau dua pernyataan persaksian terhadap Allah dan Rasul-Nya.Syahadat berasal dari kata bahasa Arab yaitu syahida, yang artinya ia telah menyaksikan,yaitu pemberitahuan tentang apa yang diketahui dan diyakini kebenarannya dengan pasti.Syahadat menurut syari’at adalah pengakuan, pembenaran dan keyakinan bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah ‘Azza wa Jalla dan tiada sekutu bagi-Nya.[1]
Syahadatain terdiri dari syahadat tauhid dan syahadat rasul, berikut penjelasannya:
1.      SyahadatTauhid
Bunyi kalimat syahadat yang pertama sebagai berikut:
أَشْهَدُ أَنْ لَا ِإلَٰهَ إِلَّا اللهُ
Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah.” Dengan mengucapkan kalimat ini berarti kita telah ‘menyaksikan’ Tuhan yang punya Nama Allah. Sebagaimana dalam QS. Thaha ayat 14 yang berbunyi
: إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلاة لِذِكْرِي ١٤-
“Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan yang berhakdisembah selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlahshalat untuk mengingat Aku”
Tuhan mengenalkan Diri-Nya dengan Nama Allah: Innanī Ana Allah “Sesungguhnya AKU ini (bernama) ALLAH”. Kemudian Nabi Muhammad SAW diperintah untuk mengenalkan Tuhan Yang Maha Esa dengan Nama ALLAH: Qul Huwa Allahu Aḥad “Katakanlah (hai Muhammad) DIA itu (bernama) ALLAH, (DIA itu) Maha Esa”.
Jadi, Allah itu adalah Nama Tuhan. Atau lebih tepatnya salah satu Nama Tuhan, karena DIA mempunyai banyak Nama, yakni Al-Asma`ul Ḥusna. Nama-nama yang baik bagi Tuhan ada 99 Nama (Allah, al-Raḥman, al-Raḥim, al-Malik, dan seterusnya). Tapi Nama Allah adalah Nama yang mencakup seluruh Asma. Karena itulah Nama Allah paling sering disebut. Tapi perlu diingat, Allah itu bukan Tuhan melainkan Nama Tuhan, atau salah satu Nama Tuhan.
Makna Syahadat "Laa ilaaha illallah" Yaitu beri'tikad dan berikrar bahwasanya tidak ada yang berhak disembah dan menerima ibadah kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala, menta'ati hal terse-but dan mengamalkannya. La ilaaha menafikan hak penyembahan dari selain Allah, siapa pun orangnya. Illallah adalah penetapan hak Allah semata untuk disembah. 
Jadi makna kalimat ini secara ijmal (global) adalah, "Tidak ada sesembahan yang hak selain Allah". Khabar "Laa " harus ditaqdirkan "bi haqqi" (yang hak), tidak boleh ditaqdirkan dengan "maujud " (ada). Karena ini menyalahi kenyataan yang ada, sebab Tuhan yang disembah selain Allah banyak sekali. Hal itu akan berarti bahwa menyembah Tuhan-Tuhan tersebut adalah ibadah pula untuk Allah. Ini Tentu kebatilan yang nyata. 
Kalimat "Laa ilaaha illallah" telah ditafsiri dengan beberapa penafsiran yang batil, antara lain: 
a.       "Laa ilaaha illallah" artinya: "Tidak ada sesembahan kecuali Allah", Ini adalah batil, karena maknanya: Sesungguhnya setiap yang disembah, baik yang hak maupun yang batil, itu adalah Allah. 
b.      "Laa ilaaha illallah" artinya:"Tidak ada pencipta selain Allah". Ini adalah sebagian dari arti kalimat tersebut. Akan tetapi bukan ini yang dimaksud, karena arti ini hanya mengakui tauhid rububiyah saja, dan itu belum cukup. 
c.       "Laa ilaaha illallah" artinya:"Tidak ada hakim (penentu hukum) selain Allah". Ini juga sebagian dari makna kalimat " Laa ilaaha illallah". Tapi bukan itu yang dimaksud, karena makna tersebut belum cukup.
Semua tafsiran di atas adalah batil atau kurang, karena tafsir-tafsir itu ada dalam kitab-kitab yang banyak beredar. Sedangkan tafsir yang benar menurut salaf dan para muhaqqiq (ulama peneliti), tidak ada sesembahan yang hak selain Allah seperti tersebut di atas.
Adapun Keutamaan syahadat tauhid ( Laa ilaaha illallah) yaitu:
a.       Allah akan menghapuskan dosa-dosa orang yang bertauhid.
Dalilnya yaitu sabda Rasulullah Shalalallahu ‘Alaihi Wassalam dalam sebuah hadits qudsi, dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, ia berkata:”Aku mendengar Rasulullah Shalalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda, Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman:
‘…Wahai Bani Adam, seandainya engkau datang kepada-Ku dengan dosa sepenuh bumi, sedangkan engkau ketika mati tidak menyekutukan Aku sedikitpun juga, pasti Aku akan memberikan kepadamu ampunan sepenuh bumi pula’. (HR. at Tirmidzi, ia berkata: “Hadits hasan ghorib”)

b.      Allah Ta’ala akan menghilangkan kesulitan dan kesedihan di dunia dan akhirat bagi orang yang bertauhid.
Allah Ta’ala berfirman:
Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberikannya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (QS. ath Thalaq:2,3)
Seseorang tidak dikatakan bertakwa kepada Allah jika ia tidak bertauhid. Orang yang bertauhid dan bertakwa, ia akan diberi jalan keluar dari berbagai problem hidupnya. (Lihat al Qaulus Sadiid fi Maqaashid Tauhid, Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir as Sa’di)
c.       Allah akan menjadikan dan menghiasi dalam hati seorang yang bertauhid dengan rasa cinta kepada iman, serta menjadikan di dalam hatinya rasa benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan.Allah Ta’ala berfirman:
Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan (iman itu) indah dalam hatimu, serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus.” (QS. al Hujurat :7)
d.      Tauhid merupakan satu-satunya sebab untuk mendapatkan ridha Allah. Dan orang yang paling bahagia dengan syafa’at Nabi Muhammad Shalalallahu ‘Alaihi Wassalam ialah orang yang mengucapkan laa ilaaha illallah dengan penuh keikhlasan dari dalam hatinya.
Rasulullah Shalalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
“Orang yang paling berbahagia dengan mendapat syafa’atku pada hari Kiamat, yaitu orang yang mengucapkan “Laa ilaaha illallah” secara ikhlas dari hatinya atau jiwanya.” (HR. Bukharai, dari sahabat Abu Hurairah)
e.       Allah Ta’ala menjamin akan memasukkan seorang yang bertauhid ke Surga.
Rasulullah Shalalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
Barangsiapa yang mati dan ia mengetahui bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan Allah, maka ia masuk Surga.” (HR. Muslim, dari sahabat ‘Utsman)
Barangsiapa yang mati dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, ia masuk Surga.” (HR. Muslim, dari sahabat Jabir)
f.       Allah Ta’ala akan memberikan kemenangan, pertolongan, kejayaan dan kemuliaan kepada orang yang bertauhid.
Allah Ta’ala berfirman:
Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad:7)
g.      Allah Ta’ala akan memberikan kehidupan yang baik di dunia dan akhirat bagi seorang yang bertauhid.
Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. an Nahl:97)
h.      Tauhid akan mencegah seorang muslim kekal di neraka.
Rasulullah Shalalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
Setelah penghuni surga masuk ke surga, dan penghuni neraka masuk ke neraka, maka setelah itu Allah pun berfirman:’Keluarkan (dari neraka) orang-orang yang didalam hatinya terdapat seberat biji sawi iman,’ maka mereka pun dikeluarkan dari neraka, hanya saja tubuh mereka sudah hitam legam (bagaikan arang). Lalu mereka dimasukkan ke sungai kehidupan, maka tubuh mereka tumbuh (berubah) sebagaimana tumbuhnya benih yang berada di tepian sungai.Tidakkah engkau perhatikan bahwa benih itu tumbuh berwarna kuning dan berlipat-lipat?”(HR. Bukhari, dari Abu Sa’ad alkhudri)

i.        Tauhid merupakan penentu bagi diterima atau ditolaknya amal manusia.
Sempurna atau tidaknya amal seseorang bergantung pada tauhidnya. Orang yang beramal, tetapi tidak sempurna tauhidnya, misalnya riya, tidak ikhlas, berbuat syirik, niscaya amalnya akan menjadi boomerang baginya, yakni tidak mendatangkan kebahagiaan. Oleh karena itu, seluruh amal harus dilakukan dengan ikhlas karena Allah, baik berupa shalat, zakat, shadaqah, puasa, haji dan lainnya.Allah Ta’ala berfirman:
Yang menciptakan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. al Mulk:2)
Dalam ayat yang mulia tersebut, Allah menyebutkan dengan “amal yang baik” , tidak dengan “amal yang banyak” . Amal, disebut baik atau shahih, bila memenuhi dua syarat, yaitu ikhlas dan ittiba’ kepada Nabi Muhammad Shalalallahu ‘Alaihi Wassalam. Sebagaimana disebutkan dalam hadits, bahwa kalimat laa ilaaha illallah, pada hari Kiamat nanti, lebih berat timbangannya dibandingkan langit dan bumi dengan sebab ikhlas.
j.        Orang yang bertauhid akan mendapatkan rasa aman dan petunjuk.
Orang yang tidak mentauhidkan Allah dengan sempurna, maka ia selalu was-was, ia selalu dalam keadaan takut dan tidak tenang. Mereka takut kepada hari sial, atau takut mempunyai anak lebih dari dua, takut terhadap masa depan, takut hartanya lenyap dan seterusnya.
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur-adukkan iman mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan, dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. al An’am:82)[2]
2.      SyahadatRasul
Bunyi syahadat yang kedua sebagai berikut:
أَشْهَدُ أَنَّ محمدًا رَسُوْلُ اللهِ
“Dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad itu adalah Rasulullah.” Dengan mengucapkan kalimat ini berarti kita telah ‘menyaksikan’ Nabi Muhammad SAW sebagai Rasulullah. Al-Quran menegaskan tentang hal ini yang artinya:
“(Nabi) Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia Rasulullah dan penutup Nabi-nabi“. (QS. Al-Aḥzab: 40).
Makna Syahadat "Anna Muhammadan Rasulullah"
Yaitu mengakui secara lahir batin bahwa beliau adalah hamba Allah dan Rasul-Nya yang diutus kepada manusia secara keseluruhan, serta mengamalkan konsekuensinya: mentaati perintahnya, membenarkan ucapannya, menjauhi larangannya dan tidak menyembah Allah kecuali dengan apa yang disyari'atkan.[3]
Adapun makna syahadat bagi muslim yaitu:
Bagi penganut agama Islam, Syahadat memiliki makna sebagai berikut:
a.       Pintu masuk menuju islam; syarat sahnya iman adalah dengan bersyahadatain (bersaksi dengan dua kalimat syahadah).
b.      Intisari ajaran islam; pokok dari ajaran Islam adalah syahadatain, sebagaimana ajaran yang dibawa nabi-nabi dan rosul-rosul sebelumnya. 
c.       Pondasi iman; bangunan iman dan Islam itu sesungguhnya berdiri di atas dua kalimat syahadah.
d.      Pembeda antara muslim dengan kafir; hal ini berkenaan dengan hak-hak dan kewajiban-kewajiban syariat yang akan diterima atau ditanggung oleh seseorang setelah dia mengucapkan dua kalimat syahadah.
e.       Jaminan masuk surga; Allah SWT memberi jaminan surga kepada orang yang bersyahadatain.[4]
B.     KeutamaanSyahadatain
Orang yang  menganggap cukup membacanya berulang-ulang disertai keyakinan mendapat pahala besar, kebaikan, terjaga harta dan darah, tanpa memahami maknanya dan mengamalkan tuntutannya.
Orang yang bersaksi bahwa tidak ada illah selain Alloh dan bahwa muhammad adalah Rasullullah,menegakkan shalat, menunaikan zakat. Jika mereka melakukan hal itu maka darah dan harta mereka akan dilindungi kecuali dengan hak islam dan perhitungan mereka ada pada Alloh ta'ala (Riwayat bukhari dan Muslim)
Seorang hamba yang bersaksi, bahwa tidak ada Tuhan selain Alloh, dan Muhammad adalah hamba serta utusan-Nya dengan sebenar- benarnya keluar dari lubuk hati,Alloh pasti mengharamkan dirinya dari api neraka.
Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Alloh dan aku adalah utusanNya. tidak ada seorang hambapun yang merasa bimbang terhalang dari surga, ketika menghadap kepada Alloh dengan dua kalimat ini (Hr Muslim).
C.    ImplementasiSyahadatain
Syahadat dalam Islam merupakan rukun pertama dan sebagai dasar atau asas bagi rukun-rukun lainnya. Syahadat merupakan pernyataan atau ikrar seorang hamba atas apa yang diimaninya, atau juga sebagai ikrar dari persaksian seorang hamba atas ketuhanan Allah Swt dan Muhammad bin Abdullah sebagai utusan-Nya dan meniadakan sifat ketuhanan atas selain Allah. Oleh sebab itu pembahasan tentang syahadat sudah barang tentu didalamnya membahas tentang iman yang berarti membahas pula tentang aqidah. Berbicara tentang syahadat, berarti pula berbicara tentang dasar-dasar ajaran islam, tentang ketauhidan, dan tentang keimanan.
Akan tetapi bukan berarti bahwa syahadat itu merupakan pekerjaan hati semata, karena syahadat tergolong dalam ketentuan syara’, yakni sebagai rukun Islam yang pertama, maka konsekwensinya adalah dilakukan sebagaimana rukun-rukun islam yang lainnya.
Aqidah jelas merupakan perbuatan hati, yaitu kepercayaan hati dan pembenarannya kepada sesuatu. Sebagai pernyataan keimanannya tentu harus mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai keabsahan bahwa ia telah memeluk islam. Konsekuensinya adalah bahwa setiap orang yang akan masuk Islam diwajibkan terlebih dahulu mengucapkan dua kalimat syahadat. Tujuannya agar setiap muslim melakukan amalnya berdasarkan pada makna dua kalimat syahadat dan dalam setiap tindakannya akan disertai keikhlasan, kejujuran, rendah hati, dan berkeadilan. Dengan demikian orang yang mengamalkan rukun pertama adalah orang yang bertakwa kepada Allah SWT.
Sehingga semua amalan yang kita lakukan pada intinya bertujuan untuk menjaga agar tetap dalam kesaksian kita bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusannya. Keyakinan inilah yang harus kita pertahankan hingga mati menjemput raga kita semua, sedangkan amal kita masih terhalang oleh banyak hal yang berkaitan dengan kebendaan kita selama hidup di dunia.. Persaksian inilah yang akan ditanyakan nanti di alam kubur sebagai pintu pertama seseorang mempertanggungjawabkan keimanannya di depan Allah, yakni tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Pada hakikatnya hidup kita ini merupakan kesaksian diri kita pada adanya Allah sebagai pencipta alam raya dan sebagai Tuhan kita, kesaksian diri kita pada Dzat yang telah menunjukkan manusia pada jalan kebenaran melalui para rasulnya, kesaksian kita pada kebenaran para rasul dan dari semua yang datang dari diri mereka.
Intinya, sebagai ummat nabi Muhammad SAW kita hidup di dunia ini untuk kesaksian bahwa tiada tuhan selain Allah, mengakui dan meyakini bahwa Muhammad SAW sebagai hamba dan utusan Allah, mengimani semua yang datang dari beliau, termasuk tentang para nabi dan para rasul Allah yang terdahulu. Setiap tindakan dan amal kita sudah seharusnya bersandar pada prinsip syahadat tauhid dan syahadat rasul. Karena semua amal yang kita lakukan adalah derifasi dari pernyataan atas keyakinan dan kesaksian tadi dan tidak berdiri sendiri melainkan diatasnya.





BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Tauhid berarti mengakui keesaan Allah, mengesakan Allah atau mengi’tikadkan bahwa Allah SWT itu Esaatausatu,dan tidak ada sekutu bagi-Nya.Syahadat adalah sebuah pernyataan kepercayaan dalam keesaan Allah  dan Rasulullah sebagai Rasul-Nya.Sebagaiummatnabi Muhammad SAW,kitahidup di duniainiuntukkesaksianbahwatiadatuhanselain Allah, mengakuidanmeyakinibahwa Muhammad SAW sebagaihambadanutusan Allah, mengimanisemua yang datangdaribeliau, termasuktentang para nabi dan para rasul Allah yang terdahulu.Setiaptindakandanamalkitasudahseharusnyabersandarpadaprinsipsyahadattauhiddansyahadatrasul. Karenasemuaamal yang kitalakukanadalahderifasidaripernyataanatas keyakinan dan kesaksian tersebut dan tidak berdiri sendiri melainkan diatasnya.
B.     Saran
Untukpengembanganlebihlanjutmakapenulismemberikan saran yang semogabermafaatbagi para pembacayaitu:
1.Diharapkan kita bisamemahamipengertiandarisyahadatainbesertamaknadanbagaimanamengimplementasikannya.
2.DiharapkankitadapatlebihdalammempelajariIlmuTauhid.
3.Diharapkan kitabisamengambilpelajarandarimakalahini.
Mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah terdapatkesalahanbaikdalampenggunaanbahasamaupundalampenulisanmakalah.Untukmengembangkanmakalah ini, perlu adanya kritik serta saran dari pembaca.


DAFTAR PUSTAKA

http://abuzubair.wordpress.com/2007/08/28/syahadatain-dua-kalimat-syahadat.
http://Juni.Hartono.blogspot.com/2013/10/islami
Shaleh.2013.At-Tauhid, kitabtauhid.Jakarta: DarulHaq.






[1]http://abuzubair.wordpress.com/2007/08/28/syahadatain-dua-kalimat-syahadat.

[2]Shaleh bin fauzan bin AbdulillahFauzan, At-Tauhid, kitabtauhid (Jakarta: DarulHaq, 20q3), cet XIII
[3]http://abuzubair.wordpress.com/2007/08/28/syahadatain-dua-kalimat-syahadat.

[4]http://Juni.Hartono.blogspot.com/2013/10/islami

Tidak ada komentar:

Posting Komentar