RUKUN IMAN dan HIKMAHNYA
Makalah
Dipresentasikan
dalam mata kuliah
Ilmu Tauhid
Yang
di ampu oleh :
Drs. Soeparyo, M.Ag

Oleh :
1.
M. Lutfi Hakim
( 1503056095 )
2.
Fajriati Nurul Fauziah ( 1503056071 )
3.
Novi Aunia
( 1503056089 )
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI WALISONGO
SEMARANG
KATA PENGANTAR
Sesungguhnya
hanya bagi allah segala puji. Kita memuji dan memohon pertolongan, petunjuk dan
ampunan-Nya serta memohon lindungan-Nya dari segala keburukan diri dan
perbuatan kita. Bagi siapa saja yang di beri petunjuk oleh allah niscaya tidak
ada yang dapat menyesatkannya, dan siapa yang di sesatkan-Nya niscaya anda
tidak menemukan pelindung dan pemberi petunjuk untuknya.
Bismillahirrohmanirrohim.,dengan
limpahan rahmat dan hidayah-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah kami
yang berjudul Rukun Iman dan Hikmahnya,
guna memenuhi tugas dari mata kuliah Ilmu Tauhid. Terimakasih sebesar besar nya
kepada dosen pengampu mata kuliah, Dr.Soeparyo, M.Ag yang telah membimbing dan
mengarahkan hingga terselesaikannya makalah ini.
Akhirnya,
segala puji hanya bagi Allah. Kami berharap epada Allah semoga amalan ini di
terima di sisiNya sebagai buah keikhlasan kita hanya untuk-Nya yang Mahamulia.
Semoga menjadikan pahala dalam timbangan amal kebaikan kita serta menjadikannya
sebagai pusaka pada hari kiamat nanti, yang akan melindungi kita semua dari
azab neraka jahannam. Semoga Allah melindungi kita darinya. Amin.
Saudaramu,
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ilmu tauhid membahas ajaran dasar dari agama islam. Karena itu setiap orang muslim wajib
menyelami seluk beluk agamanya secara mendalam melalui ilmu tersebut.
Sebagai salah satu syarat beragama adalah berkeyakinan, atau biasa
disebut dengan iman. Keyakinan atau iman dapat muncul dari pengetahuan atau
ilmu tentang hal tersebut. Iman adalh memantapkan akal pikiran dia samping memantapkan hati bag
seseorang yang percaya padaNya, dengan mempertahankan kepercayaan tersebut dan
berusaha menghilangkan berbagai keraguan
yang masih melekat atau sengaja di lekatkan oleh lawan lawan kepercayaan
itu. Keyakinan itu adalah adala enam landasan asas dalam islam yang sering kita
sebut dengan rukun iman.
Rukun iman adalah suatu keyakinan yang di ucapkan dengan sepenuh
hati bahwa di dalam agama islam ada landasan kepercayaan yang wajib di yakini
oleh setiap muslim. Selain itu, rukum iman merupakan rumusan aqidah slam yang
mampu mejelaskan masalah masalah terbesar dalam kehidupanmanusia. Keenam rukun
iman ini saling terkait membentukmata rantai dan bingkai paradigma yang jelas
untuk menjawab tuntutan kebutuha dasar
manusia.
B.
Rumusan Masalah
Apa
makna rukun iman?
Apa
hikmah dari rukun iman?
BAB II
PEMBAHASAN
Iman terdapat didalam hati. Oleh sebab itu, seorang mukmin tidak
hanya bersyahadatain dan mengamalkan semua rukun islam, tapi hatinya ikut
melaksanakannya. Dengan demikian maka tingkat mukmin lebih tinggi dari muslim.
Semua peraturan ilmu dalam Al Qur’an
pada umumnya diturunkan atas mukmin bukan muslim.[1]
Dalam
surat Al Anfaal (2-4) di sebutkan bahwa :

“
Yang dinamakan orang Mukmin hanyalah mereka yang bila diingatkan kepada Allah,
hati mereka jadi gemetar, bila di bacakan kepada mereka ayat-ayat KAMI
bertambah iman mereka, mereka bertawakal kepada tuhan mereka, mereka yang
senantiasa mengerjakan salat, dan sebagian yang telah KAMI rizkikan kepada
mereka, mereka nafkahkan. Mereka orang-orang mukmin sebenarnya. Mereka
mendapaat kedudukan lebih tinggi beberapa derajat di hadirat Tuhan mereka,
mendapat ampunan dan rizki yang mulia.”
Iman
adalah engkau (1) beriman kepada Allah (2) Malaikat malaikat-Nya (3) Kitab
kitab-Nya (4) Rasul rasul-Nya (5) Hari akhir serta (6) beriman kepada qadar
yang baik maupun yang buruk.[2]
Keenam
prinsip keimanan tersebut adalah rukun iman, maka tidak sempurna iman seseorang
kecuali apabila ia mengimani seluruhnya menurut cara yang benar, yang di
tunjukkan oleh Al Qur’an dan As-Sunnah,maka barang siapa yang mengingkari satu
saja dari rukun iman ini, maka ia telah kafir.[3]
Di dalam surat al-Baqarah Allah berfirman :

“
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan
tetapi sesungguhnya kebajikan itu adalah beriman kepada Allah, hari kemudian,
malaikat - malaikat , kitab – kitab, nabi – nabi...” (QS. Al Baqarah : 177)
1.
Beriman kepada Allah
Artinya
pembenaran / penerimaan dan berikrar dengan macam macam tauhid yang tiga, serta
beri’tiqad dan beramal dengan nya, yaitu (1) Tauhid Rububiyyah, (2) Tauhid
Uluhiyyah, (3) Tauhid Asma wa Shifat.[4]
Allah
berfirman :

“
Dan tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang. “ (Al Baqarah 2 : 163 )
Hikmah
Iman Kepada Allah
Iman
kepada Allah membawa seorang muslim kepada hal hal berikut :
a)
Keyakinan
akan pertolongan Allah bagi mukmin.

“
Sesungguhnya Allah membela orang orang yang telah beriman. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai tiap tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari nikmat. “ ( Al
Hajj 22 ; 38 )
b)
Keyakinan
akan terwujudnya kehidupan yang baik.

“
Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang
lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. “ ( An Nahl 16:97 )
c)
Sikap
dan perilaku tawakal

Katakanlah
: “ Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang Telah ditetapkan
Allah untuk kami. Dia lah pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang
yang beriman harus bertawakal.” ( At Taubah 9:51 )
d)
Keberuntungan
dan kemenangan
“
Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah
orang-orang yang beruntung.” ( Al Baqarah 2:5 )
e)
Mendapat
hidayah dan ketenangan hati

“
Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah;
dan barang siapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk
kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” ( At Taghabun 64 :
11 )
f)
Ridha
Allah dan surga bagi mukmin.[5]

“Balasan
mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga ‘Adn yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap
mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi
orang yang takut kepada Tuhannya.” (Al Bayyinah 98:8 )
2.
Iman kepada Malaikat
Berarti
pembenaran / penerimaan yang pasti akan ;
a.
Keberadaan
malaikat sebagai makhluk Allah yang selalu taat kepadaNya.
Malaikat adalah alam ghaib, makhluk dan hamba Allah. Malaikat sama
sekali tidak memiliki keistimewaan Rububiyyah dan Uluhiyyah. Allah
menciptakannya dari cahaya serta memberikan ketaatan yang sempurna serta
keuatan untuk melakukan ketaatan itu.[6]
Dalam hadist al Bukhari dan Muslim, tentang kisah Mi’raj Nabi SAW bahwa Allah telah
memperlihatkan al Baitul Ma’mur di langit kepada Nabi SAW. Tempat itu setiap
hari didatangi oleh 70.000 malaikat untuk mengerjakan shalat disana. Setiap
kali mereka keluar dari tempat itu, mereka tidak kembali lagi.[7]
b.
Keberadaan
malaikat yang kita ketahui maupun yang tidak kita ketahui nama mereka.[8]
c.
Sifat-sifat
malaikat, seperti sifat bentuk Jibril, sebagaimana yang pernah di lihat Nabi
Muhammad SAW yang mempunai 600 sayap yang menutup ufuk.[9]
Malaikat bisa saja menjelma menjadi seorang laki-laki, seperti yang
pernah terjadi pada Malaikat Jibril ketika di utus oleh Allah untuk menjumpai
Maryam. Jibril menjelma menjadi seorang manusia yang sempurna.[10]
Malaikat tidak membutuhkan makan dan minum, seperti kisah Nabi
Ibrahim As dengan tamu-tamu malaikatnya. Allah berfirman yang artinya :
“Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tamu ibrahim
(malaikat-malaikat) yang di muliakan. (Ingatlah) ketika mereka masuk ke
tempatnya lalu mengucapkan: ‘Salaman’, Ibrahim menjawab: ‘Salamun’, (kamu)
adalah orang-orang yang tidak dikenal. Maka dia pergi dengan diam-diam menemui
keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk (yang dibakar), lalu
dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim berkata: ‘Silakan kamu makan’ Tetapi
mereka tidak mau makan karena Ibrahim merasa takut keada mereka. Mereka
berkata: ‘Janganlah kamu takut’ Dan mereka memberi kabar gembira kepadanya
(dengan) kelahiran seorang anak yang ‘alim (Ishaq).” (Adz-Dzaariyaat: 24-28)
d.
Tugas-tugas
malaikat yang di perintahkan Allah yang sudah kita ketahui, seperti membaca
tasbih dan beribadah kepada Allah siang malam tanpa merasa lelah.[11]
Diantara mereka ada yang mempunyai tugas-tugas tertentu, misalnya :
1)
Malaikat
Jibril : Menyampaikan whyu Allah kepada para Nabi dan Rasul.
2)
Malaikat
Mikail : menurunkan hujan dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan
3)
Malaikat
Israfil : Meniup sangkakala di hari kiamat dan di hari kebangkitan makhluk.
4)
Malaikat
Maut : Mencabut nyawa seseorang.
5)
Malaikat
Ridwan dan Malik : Menjaga surga dan neraka.
6)
Malaikat
Rokib dan Atid : Menjaga dan menulis
semua perbuatan mausia. Setiap orang dijaga oleh dua malaikat sisi kanan dan
kirinya.
7)
Malaikat
Munkar dan Nakir : Menanyai mayit, yaitu apabila mayit telah dimasukkan kedalam
kuburnya, maka akan datanglah kedua malaikat yang bertanya kepadanya tentang
Rabbnya, agamanya dan nabinya.
8)
Malaikat
yang ditugaskan meniup ruh pada janin dalam rahim, yaitu ketika janin telah
mencapai usia 4 bulan didalam rahim,maka Allah mengutus malaikat untuk
menuliskan rizki, ajal, amal, celaka dan bahagianya, lalu meniupkan ruh
padanya.
Dalam
surat Al Anbiyak ayat 26-27 Allah berfirman yang artinya :
26. “
Dan mereka berkata : ‘Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak’,
Maha Suci Allah, Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang di
muliakan.”
27.
“Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan
perintah-perintahNya.” (Al Anbiyak 21:26-27)

“Segala
puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai
utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap,
masing-masung (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada
ciptaan-Nya apa yang di kehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu.” (Fathir 35:1)
Hikmah
Iman Kepada Malaikat Allah
Iman
kepada malaikat menimbulkan[12]
:
a.
Keyakinan
akan kesempurnaan dan keagungan Allah.
b.
Semangat
untuk beramal shalih karena banyak sekali malaikat yang juga selalu taat kepada
Allah dan mengawasi serta menulis segala gerak gerik tingkah laku kita.
c.
Istiqomah
dalam beramal shalih karena setiap amal di catat oleh malaikat.
d.
Sikap
dan perilaku waspada akan tipu daya setan dan kehidupan dunia ketika kita ingat
malaikat maut.
e.
Sikap
dan perilaku syukur kepada Allah karena kita selalu dijaga oleh malaikat utusan
Allah.
3.
Iman kepada Kitab-Kitab
Berarti
meyakini dengan keyakinan yang pasti
bahwa Allah telah menurun kan kepada rasul-Nya Kitab-Kitab yang berisikan
perintah, larangan, janji, ancaman dan apa yang dikehendaki oleh Allah terhadap
makhluk-Nya, serta didalamnya terdapat petunjuk dan cahaya.[13]
Iman
kepada kitab juga berarti pembenaran atau penerimaan yang pasti bahwa :
a.
Allah
memiliki Kitab-kitab yang diturunkan kepada para Rasul-Nya untuk disampaikan
kepada manusia.
b.
Kitab-kitab
tersebut merupakana kalamullah (firman Allah) iman kepada para Rasul yang dengan
Kitab-kitab tersebut Allah berbicara kepada hamba-hambaNya.
c.
Kitab-kitab
tersebut berisi kebenaran dan petunjuk bagi manusia untuk kebaikan hidup mereka
di dunia dan di akhirat.[14]
Al-Kutub
adalah bentuk jamak dari kata kitaab yang berarti ‘sesuatu yang ditulis’. Namun
yang dimaksut disini adalah Kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah kepada para
Rasul-Nya sebagai rahmat dan hidayah bagi seluruh manusia agar mencapai
kebahagiaan di dunia dan akhirat.[15]
Iman
kepada Kitab-kitab mengandung 4 unsur[16]
:
a.
Mengimani
bahwa Kitab-kitab tersebut benar-benar diturunkan dari Allah.
b.
Mengimani
kiatab-kitab yang sudah kita kenali namanya, seperti Al Qur’an di turunkan
kepada Nabi Muhammad SAW, Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa As, Injil
yang diturunkan kepada Nabi Isa As, Zabur yang diturunkan kepada Nabi Dawud As, dan Shuhuf Ibrahim As dan
Musa As. Adapaun kitab-kitab yang belum kita ketahui namany kita imani secara
global.
c.
Membenarkan
seluruh beritanya yang benar, seperti berita-berita yang terdapatndidalam Al
Qur’an, dan berita-berita kitab-kitab yang terdahulu sebelum diganti atau
sebelum di selewengkan.
d.
Melaksanakan
seluruh hukum yang tidak di nasakh (dihapus) serta rela dan berserah diri
kepada hukum itu, baik kita memahami hikmahnya maupun tidak. Dan seluruh kitab
terdahulu telah di nasakh oleh Al Qur’anul Karim.
Sebagaimana firman Allah :

“ Dan kami telah turunkan kepadamu Al Qur’an dengan membawa
kebenaran, membenarkan apa yang sebelumya, yaitu Kitab-kitab (yang di turunkan
sebelumnya) dan sebagai ujian terhadap Kitab-kitab yang lain itu...,” (Al
Maidah : 48)
Oleh
karena itu, tidak di bnarkan melaksanakan hukum apapun dari hukum kitab-kitab
terdahulu, kecuali yang benar dan di tetapkan oleh Al Qur’anul karim. Diantara
keistimewaan Al Qur’an[17]
:
a.
Berisi
hukum-hukum Allah da membenarkan kitab-kitab terdahulu.
b.
Semua
manuisa wajib berpegang teguh kepada Al Qur’an dan mengamalkan hukum-hukum yang
ditetapkan; hal ini berbeda denga kitab-kitab sebelumnya yang hanya khusus bagi
umat para rasul tertentu.
c.
Kemurnian
Al Qur’an mendapat jaminan dari Allah melaui tangan Nabi, sahabat, ulama, dan
umat islam yang setia. Sebagaimana firman Allah :
“ Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’ann dan sesungguhnya
Kami benar-benar memelihara.” ( Al Hijr 15:9)
Hikmah
Iman kepada Kitab Allah
Iman
kepada kitab Allah menjadikan kita[18]
:
a.
Mengetahui
perhatian dan rahmat Allah yang di berikan kepada manusia.
b.
Mengetahui
hikmah Allah dimana Dia menurunkan kepada setiap umat syariat yang cocok
menurut zamannya.
c.
Bersyukur
kepada Allah atas rahmat Allah yang berupa petunjuk hidup yang telah diberikan
kepada kita.
Ummat
islam wajib membaca AlQur’an, mempelajarinya, mentadabburkannya, memahami
isinya, dan mengamalkannya. AlQur’an diturunkan Allah sebagai petunjuk bagi
manusia, untuk mengancam orang yang hidup agar mereka beriman kepada Allah dan
Rasul Nya. Al Qur’an sebagai pembeda antara kebenaran dengan kebatilan dan Al
Qur’an sebagai rahmat dan penawar bagi hati dan badan manusia.
4. Iman kepada
Rasul Allah
Berarti pembenaran
bahwa:
a.
allah mengutus setiap umat rasul yang menyerukan
kepada mereka agar mereka beribadah,[19]
seperti yang dijelaskan dalam alqur’an surat an-nahl ayat 36 yang artiya
sebagai berikut:
“dan
sesungguhnya kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan)
beribadahlah kepada allah dan jauhilah thaghut..”
b.
rosul yang
diutus adalah hamba allah yang jujur dan
bertakwa,
c.
dan apa yang
disampaikan kepada umat tidak ditambah dan dikurangi.[20]
Kata “rasul” berasal dari bahasa arab jamak
dari kata “ar-rusul” yang berarti
orang yang diutus untuk menyampaikan sesuatu. Rasul yang dimaksud adalah orang
yang diber wahyu untuk disampaikan pada umat.[21]
Para rasul yang diutus adalah manusia biasa
yang tidak mempunyai keistimewaan rububiyyah dan ulluhiyyah.[22]
Para rosul juga memiliki sifat-sifat kemanusiaan seperti, sakit, mati,
membutuhkan makan dan minum, dan lain sebagainya. Sebagai mana difirmankan oleh
allah dam al qur’an surat asy-syu’ara ayat 79-81.[23]
Jadi seluruh nabi dan rosul, termasuk nabi isa adalah manusia biasa bukan
tuhan.[24]
Rasul ada yang malaikat
seperti jibril AS dan manusia seperti nabi Adam AS, nabi Ibrahim AS, nabi
Muhammad SAW, dan seterusnya. Seperti yang dijelaskan allah dalam alqur’an
surah al haj ayat 75

“allah memilih malaikat
jadi rasul-rasulNya dan dari manusia”
Manusia tidak mungkin
bersatu dalam artian yang sesungguhnya, maka allah mengutus rasulNya agar
memberikan petunjuk pada ummat, mengawasi dan membatasinya dengan
peraturan-peraturan Allah.
tidak sembarang orang
bisa terpilih menjadi rasul, Allah memiliki kriteria tersendiri dalam memilih
utusanNya. Sifat-sifat yang harus ada pada rasul adalah sebagai berikut:
1.
sidiq atau
jujur, rasul allah akan berkata jujur. Tidak mungkin mereka merubah wahyu
allah.
2.
amanah artinya
dapat dipercaya.
3.
Tablig artinya
menyampaikan, para rasul selalu menyampaikan apa yang Allah wahyukan kepada
mereka.
4.
Fatonah artinya
cerdas, cerdas dalam menanggapi kejadian yang sedang ia hadapi.
Iman kepada para rosul
memiliki empat unsur:
1.
mengimani bahwa
risalah mereka benar-benar dari allah
2.
Barang siapa
mengingkari risalah mereka, walaupun hanya seorang (dari mereka), maka menurut
ulama dia dikatakan kafir.
Allah
menyebutkan kaum nabi nuh mendustakan semua rasul, padahal mereka hanya
mendustakan satu rasul saja yaitu nabi nuh as. Begitu juga ummat nasrani yang
mendustakan nabi muhammad saw, dan berarti mereka juga mendustai nabi isa as.
Karena nabi isa pernah menyampaikan kabar gembira dengan kedatangan nabi
muhammad saw sebagai rahmat bagi semesta.yang berarti bahwa nabi muhammad akan
menyelamatkan mereka dari kesesatan dan akan menunjukkan mereka jalan yang
lurus.
3.
Mengimani
nama-nama rasulyang sudah kita kenali, yang allah sebutkan dalam al qur’an dan
as sunah yang sohih atau pun yang tidak disebutkan dalam al qur’an dan hadis.
Jumlah
nabi dan rosul banyak sekali. Dalam riwayat jumlah nabi 124000 dan jumlah rosul
315. Adapun yang terkenal 25 nabi dan rosul.
Allah
memberikan keutamaan sebagai rosul atas sebagian lainnya. Rasul dan nabi yang
paling utama ada lima yaitu nabi nuh as, nabi ibrahim as, nabi musa as, nabi isa as, dan nabi muhammad saw.
Kelima nabi dan rasul ini disebut Ulul
‘Azmi.
Dan
bagi nabi dan rosul yang tidak kita ketahui namnya, kita juga wajib mengimani
secara global.
4.
Membenarkan
berita-berita mereka yang sohih riwayat nya.
5.
Mengamalkan
syariat rasul yang diutus kepada kita.[25]
Diantara perkara yang
khusus bagi para nabi dan rasul:
1.
Diberikan wahyu
oleh allah ta’ala
2.
Ma’shum
(terpelihara dari kesalahan)
3.
Mata mereka
tidur, tapi hati mereka tidak tidur
4.
Diberikan
pilihan ketika akan meninggal dunia
5.
Dimakamkan
dimana ia meninggal
6.
Jasad/tubuh
mereka tidak dimakan tanah
Dan
lain-lainnya, wallahu a’lam.
Hikmah iman kepada
rosul
Iman
kepada rasul akan menimbulkan :
a. Sadar
akan rahmat allah yang diberikan pada manusia
b. bersyukur
atas rahmat yang telah allah berikan
c. mencintai
dan menghormatipada rosul
d. bersemangat
mengikuti petunjuk yan dibawa agar mendapat kebahagiaan hidup
5. Iman kepada hari
akhir
Artinya pembenaran/penerimaan yang pasti akan
kedatangan dan konsekwensinya.[26]
Iman kepada hari akhir bisa diartikan
mempercayai bahwa seluruh alam semesta dan sluruh isinya pada suatu saat nanti
akan mengalam kehancuran dan mengakui bahwa setelah kehudupan didunia ini akan
ada kehidupan yang kekal yakni di akhirat nanti. Percaya hari akhir ini
merupakan masalah sam’iyyat yakni masalah yang kita percayaiberdasarkan
dalil-dalil yang ada di al qur’an dan hadis.[27]
Berikut dalil yang menjelaskan adanya hari akhir
:
1.
surat al infitar
ayat 1-3

“apabila langit
terbelah’dan bintang-bintang jatuh berserakan, dan apabila lautan dijadikan
meluap ”.[28]
Kiamat ada dua yaitu
kiamat sugra dan kiamat kubra
Kiamat sugra adalah
kiamat kecil. Seperti kematian , dan bencana alam.
Kiamat kubra adalah
hancurnya alam semesta beserta isinya.
Iman kepada hari akhir
mencakup iman kepada:
1.
Tanda-tanda hari
akhir
2.
Tiupan
sangkakala dan kematian manusia
3.
Alam barzah:
kenikmatan dan siksa didalamnya
4.
Kiamat dan
bangkitnya manusia dari kubur
5.
Mahsyar (tempat
kumpul manusia)
6.
‘ardh (menghadap
allah)
7.
Kitab catatan
amal
8.
Shirat (titian
diatas neraka)
9.
Haudh (telaga)
10.
Syafaat
(pertolongan allah)
11.
Surga dan
neraka.
Al qur’an sangat
memperhatikan iman kepada hari akhir.
Diantara perhatian tersebut adalah:
a.
Al qur’an selalu
mengaitkan iman kepada allah dengan iman kepada hari akhir.
b.
Al qur’an
memberikan nama yang macam-macam kepada hari akhir, misalnya al haqqoh (yang
benar-benar terjadi), al-qiyamah (hari berbangkit), al-waqiah ( yang benar
terjadi), yaumuddin (hari pembalasan), yaumul hisab (hari perhitungan), yaumul
khasroh (hari penyesalan), yaumul jami’ (hari berkumpul), yaumul khurj (hari
keluar dari kubur), yaumut tanad (hari saling memanggil), dan yaumul khulud
(hari kekekalan).[29]
Iman kepada hari akhir
dapat membangkitkanmanusia untuk beramal shalih karena amal shalih banyak
dikaitkan dengan iman kepada hari akhir.
Hikmah iman kepada hari
akhir
1.
Tidak akan
meniru pola hidup orang kafir
Allah
sudah pemperingatkan kita agar tiak meniru pola hidup orang kafir. Sebagai mana
yang tertera dalam al qur’an surat ali imron ayat 196-197

“janganlah
sekali-sekali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak didalam
negri. Itu hayalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka adalah jahanam,
dan jahanam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya”
2.
Selalu beramal
saleh dam meningkatkan ketakwaan.
Oarangyang
beriman kepada hari akhir yakin dan berharap bertemu dengan allah, maka ia akan
berusaha selalu beramal saleh.
3.
Selalu berbuat
baik dan benar
4.
Mau berjihad
dijalan allah dengan jiwa dan harta
5.
Tidak bakhil
(kikir) dalam berinfaq
6.
Memiliki
kesabaran dalam kebenaran dan ketika tertimpa musibah[30]
2. Iman kepada
qada’ dan qadar
Artinya
pembenaran/penerimaan yang pasti bahwa allah telah mennentukan segala sesuatu
yang terjadi pada makhlukNya. Tidak ada orang yang tahu bagaimana takdirnya.
Oleh karena itu, iman kepada takdir membuat orang tersebut berusaha mencari
takdir yang baik, memperkuat tawakal, dan bersabar ketika mendapat musibah,
juga bersyukur saat mendapat nikmat.[31]
Qadha yaitu kepastian yang datangnya dari
allah SWT terhadap sesuatu dari zaman azali, yaitu sejak zaman sesuatu itu
belum terjadi. Manusia punya rencana tetapi allah yang menentukan. Ketentuan
allah tersebut adalah mutlak, tidak ada campurtangan siapapun. Olah karena itu
manusia harus mau dan ikhlas menerima kenyataan.
Qadar yaitu
ketentuan-ketentuan allah SWT yang telah berlaku bagi setiap makhluk sesuai
dengan ukuran yangtelah dipastikan allah dari zaman azali.
Hikmah beriman kepada
qada’ dan qadar
1.
Melatih diri
untuk banyak bersyukur dan bersabar
2.
Menjauhkan diri dari
sifat sombong dan putus asa
3.
Memupuk sifat
optimis dan giat bekerja
4.
Menenangkan jiwa[32]
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Penyusunan rukun iman yang terdapat dalam ayat-ayat dan
hadist-hadist memiliki banyak hikmahnya.
a.
Beriman
kepada Allah yang bermakna sebagai dasar (asas), maka rukun-rukun yang lain
akan mengikutinya.
b.
Beriman
kepada para malaikat dan rasul-Nya, mempunyai makna bahwa para malaikat dan
rasul adalah perantara antara Allah dan makhluk-nya dalam menyampaikan
risalah-Nya. Para malaikat menyampaikan wahyu kepada para rasul, sedangkan para
rasul menyampaikan (mendakwahkannya) kepada umat manusia.
c.
Beriman
kepada kitab-kitab-Nya, maknanya kitab-kitab Allah adalah hujjah dan rujukan
yang diturunkan kepada para rasul oleh malaikat sebagai penjelas untuk
menghukumi permasalahan manusia yang mana mereka berselisih padanya.
d.
Beriman
kepada hari akhir, di karenakan hari
akhir adalah sebagai balasan dari segala perbuatankita serta hasil beriman
kepada Allah, malaikat-Nya,kitab-kitabNya, serta rasul-rasulNya. Allah
menunjukkan keadilan-Nya antara orang-orang yang dzalim dan yang terdzalimi
serta menegakkan keadilan diantara manusia.
e.
Beriman
kepada Qada dan Qadar (yang baik dan
yang buruk ), keutamaannya adalah utuk melindungi kaum muslimin terhadap
amalan-amalan mereka, menjadikannya sebab-sebab yang bermanfaat.
Sebagai penjelas bahwasannya tidak ada pertentangan antara syariat
Allah yang mana para rasul diutus serta di turunkannya kitab kitab kepada
mereka dengan qada dan qadar-Nya.
B.
Saran
Demikian makalah ini kami buat,
kami harap dapat menambah sedikit wawasan dan meningkatkan iman kita. Makalah
yang masih jauh dari sempurna tentu mengharap kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah makalah selanjutnya. Semoga Allah meridhai segala usaha
kita. Amin.
DAFTAR
PUSTAKA
http//m.pustaka.abatasa.co.i/pustaka/detail/hikmah/allsub.
http//mendalamiislam.blogspot.co,id/p/iman-kepada-hari-kiamat.
http//beritaislam.mywapblok.com
Jawas, Yazid bin Abdul
Qadir. 1988. Syarah ‘Aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah. Bogor : Pustaka Imam Asy
Syafi’i.
Ristianto,
Sugeng. 2010. Tauhid Kunci Surga yang Diremehkan. Semarang : RaSAIL Media
Group.
[1] Kahar Masyhur,Membina
Islam dan Iman,Kalam Mulia,Jakarta,1988, hlm 49
[2] HR. Muslim No. 8
[3] Syarah ‘Aqidah Ahlus
Sunnah wal Jamaah, hlm 145
[4] Ibid ; loc. cit
[5] Sugeng Ristiyanto,Tauhid
Kunci Surga yang Diremehkan,RaSAIL Media Group,Semarang,2010, hlm 113
[6] Syarah ‘Aqidah Ahlus
Sunnah wal Jamaah hlm 223
[7] HR Al Bukhari (no. 3207,
3887)
[8] Sugeng Ristiyanto,op.cit
hlm115
[9] HR Ahmad (I/460)
[10] Syarah ‘Aqidah,Op.cit,
hlm 226
[11] Lihat QS al anbiyaa’ ;
19-20
[12] Sugeng Ristiyanto,op.cit,
hlm 117
[13] Syarah ‘aqidah hlm 229
[14] Sugeng Ristiyanto,
loc.cit
[15] Syarah ‘aqidah,loc.cit
[16] Ibid, hlm 230
[17] Sugeng Ristiyanto,op.cit,
hlm 118
[18] Ibid, hlm 120
[19] Ibid, loc.cit.
[20] Ibid, loc.cit.
[21] Kahar masyhur ,op.cit hlm
402
[22] Syarah aqidah,op.cit hlm
238
[23] Ibid, hlm 239
[24] Ibid, hlm 241
[25] Syarah aqidah, op.cit hlm
241-243
[26] Sugeng ristiyanto, op.cit
hlm 122
[27] http//mendalami
islam.blogspoy.co.id/p/iman-kepada-hari-kiamat.
[28] http//mendalamiislam.blogspot.co,id/p/iman-kepada-hari-kiamat
[29] Sugeng Ristiyanto,op.cit,
hlm 123
[30] http//m.pustaka.abatasa.co.i/pustaka/detail/hikmah/allsub.
[32] http//beritaislam.mywapblok.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar