PERILAKU
KEHIDUPAN MANUSIA DALAM SIKAP KEAGAMAAN (SYIRIK, ATHEIS dan NIFAQ)
MAKALAH
DI
SUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS
MATA
KULIAH ILMU TAUHID
DOSEN
PENGAMPU : Drs. Soeparyo, M.Ag

Disusun
Oleh :
Nihayatus Sholihah (1503056072)
Andrik Noor Hanafi (1503056080)
Dwi Noviyanti (1503056096)
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
TAHUN
AJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Tuhan Yang Maha Kuasa karena rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah
ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini kami buat guna memenuhi tugas
mata kuliah Ilmu Tauhid yang diampu oleh Drs. Soeparyo, M. Ag
Makalah ini secara umum berisikan
mengenai Perilaku Kehidupan Manusia Dalam Sikap Keagamaan (Syirik, Atheis
dan Nifaq) , sehingga diharapkan makalah ini memiliki manfaat
bagi pembacanya. Didalam menyusun makalah ini, kami selaku penyusun makalah
memiliki banyak kekurangan sehingga makalah ini tidak sepenuhnya sempurna. Kami
juga mengalami banyak kesulitan dalam menyusun makalah ini dikarenakan
referensi yang kami baca kurang meluas. Namun pada kesempatan kali ini kami
ingin berterima kasih kepada :
1. Bapak
Soeparyo yang telah membimbing kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik.
2. Rekan-rekan
dari kelompok kami yang telah memberikan partisipasi beserta seluruh
kemampuannya sehingga makalah tersusun sesuai dengan apa yang kami harapkan.
Akhirnya,
semoga Yang Maha Kuasa berkenan memberikan balasan yang layak kepada semuanya,
serta semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya. Kami juga
menerima saran dan kritik yang membangun.
Semarang,30
September 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Telah kita ketahui bahwa syirik adalah
lawan dari tauhid, keduanya tidak akan bersatu. Sebagaimana kekufuran adalah
lawan dari iman, keduanya saling bertentangan. Setiap muslim juga pasti
mengetahui bahwa syirik merupakan dosa yang paling besar dan hukumnya adalah
haram, sebagaimana Rasulullah saw bersabda yang artinya: ”Abdullah bin Mas’ud r.a berkata:
Aku pernah bertanya kepada Rasulullah,”Dosa apakah yang paling besar disisi
Allah?”,Beliau saw bersabda,” Engkau
menjadikan sekutu bagi Allah, padahal Dialah yang telah menciptakanmu.” (HR
Bukhari dan Muslim).
Pada zaman sekarang, sekitar
2,3% populasi dunia megaku sebagai atheisme. Pada kebudayaan barat, atheisme
sering diasumsikan sebagai tidak beragama. Atheisme pertama kali digunakan
untuk merujuk pada kepercayaan tersendiri pada akhir abad ke-18 di Eropa,
utamanya merujuk pada kepercayaan pada Tuhan monoteis. Pada abad ke-20
globalisasi memperluas definisi istilah ini untuk merujuk pada ketidakpercayaan
pada semua Tuhan.
Sering kita dengar istilah munafiq,
munafiq adalah sebutan untuk orang yang berbuat nifaq. Dalam hal ini orang
munafiq berbeda dengan orang kafir, jika orang kafir mereka nyata-nyata
menentang ajaran islam. Tetapi orang munafiq sulit dideteksi, orang munafiq
bagaikan musuh didalam selimut, di depan orang yang taat dia menampakkan
keimanannya dan di depan seorang muslim yang sholeh dia menampakkan amal
ibadahnya yang tampak tekun dan rajin. Bila seorang diri dia kembali menjadi
ingkar.[1]
Maka dari itu perlu kita ketahui arti
dan makna syirik, atheis dan nifaq serta dampak buruk dari hal tersebut
sehingga kita dapat menghindarinya dalam kehidupan sehari-hari.
B.
Rumusan Masalah
Didalam pembuatan makalah, ini akan
dipaparkan beberapa susunan masalah diantaranya sebagai berikut :
1. Apa
arti dan makna Syirik, Atheis dan Nifaq?
2. Apa
saja akibat/dampak perbuatan Syirik, Atheis dan Nifaq?
3. Bagaimana
cara agar kita terhindar dari hal-hal yang mengarah kepada perbuatan Syirik,
Atheis dan Nifaq?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Arti
dan Makna Syirik, Atheis dan Nifaq

Syirik berasal dari kata Syarika –
yasyraku – syarikan artinya bercampur, bergabung atau mempersekutukan Allah.
Menurut istilah, Syirik adalah perbuatan yang mempersekutukan Allah dengan
sesuatu yang lain.[2]
Sedangkan orang yang melakukan perbuatan syirik ini disebut Musyrik dan balasan
mereka adalah masuk neraka. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Ali ‘Imran
ayat 151
Artinya:
“Akan Kami masukkan rasa takut kedalam hati
orang-orang kafir, karena mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang
Allah tidak menurunkan keterangan tentang itu. Dan tempat kembali mereka ialah
neraka. Dan (itulah) seburuk-buruk tempat tinggal (bagi) orang-orang dzolim”.(QS
Ali ‘Imran/3:151)
Sebenarnya segala sesuatu yang kita
anggap belum sempurna dari yang sudah diciptakan oleh Allah bisa membawa kita
terjebak dalam perilaku syirik. Misalnya: menganggap Al-Qur’an masih belum
sempurna dan ketinggalan zaman, mengganggap Muhammad bukan Nabi dan Rasul,
menjauhi sunah nabi karena menganggap ada nabi setelah beliau.[3]
Pada umumnya, perbuatan syirik dapat
berbentuk materi dan immateri. Secara materi perbuatan syirik mengambil
kepercayaan atas benda-benda disekitar, misalnya patung, pohon, cincin, keris,
batu, dan sebagainya. Manusia menjadi percaya kepada materi tersebut dengan
keyakinan dapat memberi kebahagiaan di dunia. Adapun syirik secara immateri
dapat berwujud riya’ yaitu berbuat baik bukan dilandasi karena Allah melainkan
mendambakan pujian dari orang lain.

Atheisme adalah sebuah
pandangan filosofi yang tidak mempercayai keberadaan Tuhan ataupun dewa-dewi,
atau penolakan terhadap theisme.
Istilah
atheisme berasal dari bahasa yunani yaitu “atheos” yang berarti “ tak bertuhan”. Jadi atheis yaitu
ketidakpercayaan pada keberadaan Tuhan. Pada zaman sekarang, sekitar 2,3% populasi dunia megaku sebagai atheisme.
Pada kebudayaan barat, atheisme sering diasumsikan sebagai tidak beragama.
Atheisme pertama kali digunakan untuk merujuk pada kepercayaan tersendiri
pada akhir abad ke-18 di Eropa, utamanya merujuk pada kepercayaan pada Tuhan
monoteis. Pada abad ke-20 globalisasi memperluas definisi istilah ini untuk
merujuk pada ketidakpercayaan pada semua Tuhan.
Keyakinan atheis ini dianut sebagian kelompok manusia yang menganut aliran
materialisme, yang tidak beriman terhadap sesuatu yang berada dibalik sesuatu
yang nyata. Mereka mengatakan “tidak ada Tuhan dan kehidupan ini hanya sebatas
materi belaka, mereka mengingkari bahwa alam ini ada yang menciptakan dan
manusia memiliki ruh. Mereka juga mengatakan tidak benar jika dikatakan bahwa
Allah yang menciptakan manusia, justru sebaliknya manusialah yang menciptaka
eksistensi Tuhan. Artinya eksistensi Tuhan hanyalah berasal dari buah pikir
manusia. Kelompok ini dalam Al-Quran disebut kelompok dahriyyun.(Q.S.
Aljatsiyah:24)

Nifaq atau kemunafiqan berasal
dari bahasa arab naafiqaa’ yang
berarti salah satu liang binatang yarbu’ yaitu hewan semacam tikus yang memiliki lebih dari satu liang sehingga tatkala dia di kejar melalui satu liang
akan lari menuju liang yang lain. Secara bahasa, kata nifaq berarti pura-pura
agamanya, lubang tikus dipadang pasir yang susah ditebak tembusannya.[4]
Secara istilah, berarti sikap
yang tidak menentu, tidak sesuai antara ucapan dan perbuatannya. Orang yang
memiliki sifat nifaq disebut munafiq.
Hal ini juga disampaikan oleh Allah dalam surat QS. At-Taubah: 67:
الْمُنَافِقُونَ
وَالْمُنَافِقَاتُ بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمُنْكَرِ
وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوفِ وَيَقْبِضُونَ
أَيْدِيَهُمْ نَسُوا اللَّهَ فَنَسِيَهُمْ
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
Artinya:
Orang-orang munafiq laki-laki dan perempuan sebagian dengan sebagian yang lain
adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang
ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya[648]. mereka Telah lupa kepada
Allah, Maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafiq itu adalah
orang-orang yang fasik.
Rasulullah
SAW menjelaskan bahwa ciri-ciri munafiq ada tiga macam. Sabda beliau sebagai
berikut Artinya: “tanda-tanda munafiq ada
tiga macam Apabila bicara mereka berdusta, apabila berjanji mereka ingkar,
apabila dipercaya mereka khianat”. (HR. Al-Bukhari)
Adapun gambaran sikap nifaq yang tampak
pada kehidupan sehari-hari orang munafiq diantaranya:
Ø Jika
dipercaya berkhianat, Suka ingkar janji
Ø Jika berbicara suka dusta, Mudah mengucapkan sumpah
palsu
Ø Suka
menyombongkan diri, Suka memamerkan amalannya
Ø Kikir
(Bakhil), Berhati dengki, Enggan bertaubat
Ø Suka
melihat kemunkaran dan mencegah ma’ruf
Ø Malas
melaksanakan ibadah, dzikir dan mengabaikan sholat
Ø Mengutamakan
kebaikan dzahir, meremehkan Al- Qur’an dan Hadits
B.
Dampak
Perbuatan Syirik, Atheis dan Nifaq

1). Syirik merendahkan eksistensi
kemanusiaan
Syirik menghinakan kemuliaan
manusia, menurunkan derajat dan martabatnya. Sebab Allah menjadikan manusia
sebagai hamba Allah di muka bumi. Allah memuliakannya, mengajarkan seluruh
nama-nama, lalu menundukkan baginya apa yang ada di langit dan di bumi semuanya.
Allah telah menjadikan manusia sebagai penguasa di jagad raya ini. Tetapi
kemudian ia tidak mengetahui derajat dan martabat dirinya. Ia lalu menjadikan
sebagian dari makhluk Allah sebagai Tuhan dan sesembahan. Ia tunduk dan
menghinakan diri kepadanya.[5]
Ada sebagian dari manusia yang
menyembah sapi yang sebenarnya diciptakan Allah untuk manusia agar hewan itu
membantu meringankan pekerjaannya.[6]
Dan ada pula yang menginap dan tinggal di kuburan untuk meminta berbagai
kebutuhan mereka. Allah berfirman: “Dan berhala-berhala yang mereka seru selain
Allah, tidak dapat membuat sesuatu apapun, sedang berhala-berhala itu (sendiri)
di buat orang. (Berhala-berhala) itu benda mati, tidak hidup, dan
berhala-berhala itu tidak mengetahui bilakah penyembah-penyembahnya
akan dibangkitkan”. (Al-Hajj:20-21)
“Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah maka
ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung atau diterbangkan
angin ketempat yang jauh”. (Al-Hajj: 31)
2). Syirik adalah sarang khurofat
dan kebatilan
Dalam sebuah masyarakat yang akrab
dengan perbuatan syirik, “barang dagangan” dukun, tukang nujum, ahli nujum,
ahli sihir dan yang semacamnya menjadi laku keras. Sebab mereka
mendakwahkan (mengklaim) bahwa dirinya mengetahui ilmu ghaib yang sesungguhnya
tak seorangpun mengetahuinya kecuali Allah. Jadi dengan adanya mereka, akal
manusia dijadikan siap untuk menerima segala macam khurofat/takhayul serta
mempercayai para pendusta . Sehingga dalam masyarakat seperti ini akan lahir
generasi yang tidak mengindahkan ikhtiar (usaha) dan mencari sebab serta
meremehkan sunnatullah (ketentuan Allah).
3). Syirik membuat orang malas melakukan pekerjaan
yang bermanfaat
Syirik mengajarkan kepada para
pelakunya untuk mengandalkan para perantara, sehingga mereka meremehkan amal
shalih. Sebaliknya mereka melakukan perbuatan dosa dengan keyakinan bahwa para
perantara akan memberinya syafa’at di sisi Allah.
Adapun dilihat
dari macamnya, akibat yang ditimbulkan dari perbuatan syirik dapat kita bagi
dalam Syirik Ashghar dan Syirik Akbar.
1. Syirik Ashghar
a. Merusak amal yang tercampur dengan syirik ashghar. Dari Abu Hurairah
radiallahuanhu (yang terjemahannya): Allah berfirman: “Aku tidak butuh sekutu-
sekutu dari kalian, barang siapa yang melakukan suatuamalan yang dia
menyekutukan-Ku padanya selain Aku,maka Aku tinggalkan dia dan persekutuannya”.
(Riwayat Muslim, kitab az-Zuhud 2985, 46).
b. Mendapat
kemurkaan dari Allah swt dengan kecelakaan dalam kehidupan bagi pelakunya.
c. Walaupun dalam kategori syirik kecil tetapi tetap termasuk dosa besar, hanya saja masih diberi kesempatan oleh Allah untuk
bertaubat.
2. Syirik
Akbar
a. Kedzaliman
terbesar.
Firman Allah
Ta’ala (yang terjemahannya): “Sesungguhnya syirik itu kezhaliman yang besar”.
(QS. Luqman: 13).
b.
Menghancurkan seluruh amal.
Firman Allah Ta’ala (yang terjemahannya):
“Sesungguhnya jika engkau berbuat syirik, niscaya hapuslah amalmu, dan
benar-benar engkau termasuk orang yang rugi”. (QS. Az- Zumar: 65).
c. Jika meninggal dalam keadaan syirik, maka tidak akan diampuni oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala.
Firman Allah Ta’ala (yang terjemahannya):Sesungguhnya,
Allah tidak akan mengampuni jika disekutukan, dan Dia akan mengampuni selain
itu (syirik) bagi siapa yang (Dia) kehendaki. (QS. An-Nisa: 48, 116).
d. Pelakunya diharamkan masuk surga.
Firman Allah Ta’ala (yang terjemahannya):
“Sesungguhnya barang siapa menyekutukan Allah, maka pasti Allah mengharamkan
jannah baginya dan tempatnya adalah neraka, dan tidak ada bagi orang-orang
zhalim itu seorang penolong pun”. (QS.
Al-Maidah: 72).
e. Kekal di dalam neraka.
Firman Allah Ta’ala (yang terjemahannya):
“Sesungguhnya orang kafir, yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan
masuk) ke neraka jahannam, mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk”. (QS. Al- Bayyinah: 6).
i. Jauh dari
petunjuk Allah sesuai Firman Allah dalam QS. Al-Hajj: 31

Christoper Scheitle, salah seorang peneliti dari
Universitas Penn State di Amerika Serikat, mengemukakan bahwa atheisme atau
hilangnya kepercayaan seseorang terhadap Tuhan membuat tingkat kesehatanya
memburuk dan membuat ritme kehidupanya sehari-hari tidak teratur. Menurut
penelitian ini juga kepercayaan terhadap Tuhan memiliki peran penting dalam
mengendalikan emosi dan kebutuhan batin seseorang, bila kepercayaan ini hilang
maka secara bersamaan akan hilang pula pengendali emosi spiritualnya yang
berdampak pula pada kondisi fisik dan kesehatan seseorang tersebut. Bukan hanya
buruk bagi kesehatan fisik, ketidakpercayaan kepada Tuhan juga membawa dampak
buruk bagi kehidupan sosial seseorang ditengah masyarakat.[7]

Nifaq seperti kita kemukakan
di depan adalah sifat yang sangat berbahaya, baik dunia maupun akhirat. Bahaya
nifaq di dunia kembali kepada pelaku dan orang lain, dan di antara bahaya itu
adalah :
1. Kerusakan di
muka bumi, ini adalah inti dari bahaya yang ditimbulkan oleh seorang munafiq,
jadi nifaq dapat mengakibatkan segala kerusakan bagaimanapun bentuknya, Allah
berfirman :”Ingatlah sesungguhnya mereka itu adalah perusak, akan tetapi mereka
tidak merasa.” (QS.Al-Baqoroh : 12)
2. Tersebarnya
fitnah, ini termasuk salah satu bentuk kerusakan yang timbul akibat sifat
nifaq, Allah berfirman :”Andaikan mereka ikut keluar bersama kalian (untuk
berjihad), niscaya tidak akan bermanfaat bagi kalian selain hanya akan menambah
kerusakan, dan niscaya mereka akan sebarkan fitnah untuk memecah belah kalian.”
(QS.Al-Taubah : 47)
3. Perpecahan
di antara umat Islam, dan ini adalah salah satubentuk kerusakan yang sangat
besar bagi umat Islam, bukan hanya sekarang dengan munculnya banyak orang yang
mengatasnamakan Islam yang memberikan pengaruh hebat di dunia internasional,
padahal Islam terbebas darinya, akan tetapi sejak zaman Rasulullah saw, kaum
munafiq selalu mencari celah untuk mengadu domba dan memecah belah umat. Allah swt berfirman :”Dan orang-orang yang membangun masjid untuk
membahayakan, serta keingkaran, dan dengan tujuan memecah belah antara
orang-orang yang beriman…” (QS.Al-Taubah : 107).
4.Tercela dalam pandangan Allah SWT dan sesama manusia
sehingga dapat menjatuhkan nama
baiknya sendiri.
5. Hilangnya
kepercayaan dari orang lain atas dirinya sendiri.
6. Tidak
disenangi dalam pergaulan hidup sehari –hari
7.
Mempersempit jalan untuk memperoleh rezeki karena orang lain tidak mempercayai
lagi.
8. Menimbulkan
kekecewaan hati sehingga dapat merusak hubungan persahabatan yang
telah terjalin baik.
Dikarenakan buruknya sifat ini, maka Allah telah menyiapkanbagi para pelaku
nifaq, atau orang munafiq dengan balasan yang setimpal , perintah untuk
memerangi dan sikap tegas (keras) terhadap mereka, dan akhirnya dalam kerak
neraka Jahannamlah tempat mereka, Allah berfirman :”Wahai Nabi, perangilah
orang-orang kafir dan munafiq, dan ber sikap kasarlah (tegas) terhadap mereka
!” (QS.At-Taubah : 73)
Inilah beberapa bahaya yang timbul akibat nifaq, semoga Allah melindungi
kita darinya yang mana nifaq hanya akan menimbulkan kerusakan di muka bumi.
C.
Menghindari
Perbuatan Syirik, Atheis dan Nifaq

Perbuatan syirik merupakan perbuatan
yang sangat dimurkai Allah dan tidak terampuni. Oleh karena itu, kita harus
berhati-hati dan melindungi diri dari sikap syirik dengan cara-cara berikut.
1. Memohon
perlindungan kepada Allah swt dari godaan iblis dan setan yang terkutuk dengan
membaca ta’aawudz. (QS Fussilat: 36, QS Al-Mu’minun: 97-98 dan QS
Al-A’raf:200-201).
2. Mempelajari
akidah yang benar sesuai Al-Qur’an dan Hadits (QS Ali ’Imran:79).
3. Memahami
akibat-akibat melakukan perbuatan syirik, menghindari segala hal yang mendekati
syirik misal datang kedukun, para normal atau siapa saja yang mengaku orang
pintar untuk meminta petunjuk/ pertolongan.
4. Rajin
melaksanakan sholat sunah, memohon ampun, berdzikir dan bersedekah sesua dengan
petunjuk Allah swt. (QS An-Nisa’:36 dan QS Al-Baqarah:95).[8]

1. Mempercayai dan
meyakini bahwa Allah itu ada
2. Memperdalam
ilmu agama kita, misalnya dengan sering mengikuti pengajian, mendengarkan
khutbah, dll
3. mengkaji
lebih dalam mengenai islam
4. bergaul dengan orang-orang yang paham
agama

1. Meningkatkan
aman dan taqwa kepada Allah SWT
2. Kita
harus menyadari bahwa sifat munafik termasuk perbuatan tercela dan pasti akan
merugikan orang lain
3. Meakukan
segala perbuatan dengan ikhas dan semata-mata karena Allah
4. Membiaskan
diri untuk bersiaturahmi dengan orang lain
BAB
III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
meskipun ketiganya memiliki arti berbeda. Syirik adalah perbuatan yang mempersekutukan
Allah dengan sesuatu yang lain,
atheis yaitu
ketidakpercayaan pada keberadaan Tuhan, dan nifaq berarti sikap yang tidak sesuai antara ucapan dan perbuatannya. Namun
ketiganya merupakan sikap yang dibenci Allah serta menyimpang dari tauhid. Oleh
karena itu, kita harus berhati-hati jangan sampai sifat, hati, ucapan, dan
perbuatan kita sadar maupun tanpa sadar menuju pada sikap tersebut. Karena banyak bahaya yang timbul akibat syirik,
atheis dan nifaq, semoga Allah melindungi kita darinya yang mana ketiga sikap tersebut akan menimbulkan kerusakan di muka bumi.
2. Kritik dan saran:
Dalam
penyusunan makalah ini, kami masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami membutuhkan kritik dan saran yang membangun
agar dalam penyusunan makalah selanjutnya lebih baik lagi.
Daftar Pustaka
Khalilah Marhiyanto.Muslim
yang Terjebak Kemunafiqan.(Surabaya:JAWARA 2000)
Margiono.Akidah Akhlak.(Bogor:Yudisthira
2008).
http:/education.indexarticle.com/2010
Anwar Sanusi..Jalan Kebahagiaan.(Jakarta:Gema Insani
2006)
Sholeh bin Fauzan.Kitab Tauhid 3.(Jakarta:Darul Haq 1999).
[1] Khalilah Marhiyanto.Muslim yang Terjebak Kemunafiqan.(Surabaya:JAWARA
2000). Hlm 9
[2] Margiono.Akidah Akhlak.(Bogor:Yudisthira 2008).
Hlm 33
[3] Anwar Sanusi..Jalan Kebahagiaan.(Jakarta:Gema Insani
2006). Hlm 121
[5] Anwar Sanusi..Jalan Kebahagiaan.(Jakarta:Gema Insani
2006). Hlm 120
[6] Anwar Sanusi..Jalan Kebahagiaan.(Jakarta:Gema Insani
2006). Hlm 123
[7] http:/education.indexarticle.com/2010
[8] Margiono.Akidah Akhlak.(Bogor:Yudisthira 2008).
Hlm 38,39
Tidak ada komentar:
Posting Komentar