MAKALAH
KARAKTERISTIK AKIDAH ISLAM
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Ilmu Tauhid
Dosen Pengampu : Drs. Soeparyo, M.Ag
Disusun oleh :
Shofiyya Maulina (1503056073)
Dita Septian Ningrum (1503056075)
Rizqi Kurina Rohman (1503056098)
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) WALISONGO SEMARANG
2015
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Setiap agama mempunyai karakteristik ajaran
yang yang membedakan dari agama-agama lain. Agama yang dapat menyelamatkan
dunia yang trepecah-pecah dalam berbagai bagian. Perpecahan yang dengan
berbagai krisis yang belum diketahui bagaimana cara mengatasinya.
Tidak
mudah membahas karakteristik ajaran Islam, karena ruang lingkupnya sangat luas.
Untuk mengkaji secara rinci karakteristik ajaran Islam perlu ditelusuri, mulai
dari risalah Allah terakhir dan manjadi agama yang diridlai Allah, untuk dunia
dan seluruh umat manusia sampai datangnya hari kiamat.
Karakteristik
yang dimiliki islam, yakni karakteristik ilmu dan kebudayaan, pendidikan, sosial,
ekonomi, politik, pekerjaan, dan disiplin ilmu. Karakteristik ajaran Islam
adalah karakter yang harus dimiliki oleh umat muslim yang berdasarkan dengan
al-quran dan hadits dalam berbagai bidang ilmu ,kebudayaan,pendidikan, sosial,
ekonomi, kesehatan, politik, pekerjaan, disiplin ilmu, aqidah, dan berbagai
macam ilmu khusus. Kedua sumber ini telah menjadi pedoman hidup bagi setiap
umat islam. Aspek-aspek sumber kehidupan ini diberi karakter tersendiri dalam
berbagai ilmu penetahuan, sosial, ekonomi, kesehatan, politik, pekerjaan,
aqidah, dan disiplin ilmu untuk sepanjang masa.
Maka
dari itu, kali ini kami akan membahas tentang karakteristik aqidah islam yang
meliputi Tauqifiyyah, Ghaibiyyah, dan Shumuliyyah. Pengertian aqidah sendiri
adalah keyakinan hati atau bisa disebut dengan iman atas segala sesuatu.
B. Rumusan Masalah
Masalah –
masalah dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut :
1.
Bagaimanakah pengertian tauqifiyah?
2.
Bagaimanakah pengertian ghaibiyah?
3.
Bagaimanakah pengertian shumuliyah?
C. Tujuan
Tujuan
dan harapan penulisan makalah kami yang bertema “Pengalaman Batin dalam
Tassawuf” adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui
pengertian tauqifiyah
2. Mengetahui
pengertian ghaibiyah
3. Mengetahui
pengertian shumuliyah
BAB II
LANDASAN TEORI
LANDASAN TEORI
A. Pengertian
Tauqifiyah
Aqidah yang bersifat tauqifiah (terbatas pada wahyu), tidak ada tempat
untuk pandapat dan ijtihad di dalamnya.
Hal itu karena aqidah yang benar haruslah terdapat keyakinan yang pasti di dalamnya, karenanya rujukan dan asalnya juga harus sesuatu yang bisa dipastikan kebenarannya, dan sifat seperti ini (dipastikan kebenarannya) tidak bisa ditemukan kecuali pada kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya SAW yang shahih.
Allah Ta’ala berfirman, “Kalau kelak datang kepada kalian hidayah dari-Ku, maka barangsiapa yang mengikuti hidayah-Ku niscaya dia tidak akan tersesat dan tidak pula celaka.” (QS. Thaha: 23) Maka Allah menjadikan keselamatan dan kebahagiaan -dalam aqidah dan selainnya- hanya pada apa yang Dia datangkan berupa Al-Kitab dan As-Sunnah. Dan barangsiapa yang mengikuti selain keduanya maka baginya kecelakaan yang nyata.
Karenanya semua perkara yang bersifat dugaan seperti kias, akal, anggapan baik, eksperimen- tidak bisa dijadikan rujukan dalam aqidah, apalagi kalau dia hanyalah khayalan dan khurafat seperti mimpi-mimpi dan ucapan seseorang yang jahil.
Hal itu karena aqidah yang benar haruslah terdapat keyakinan yang pasti di dalamnya, karenanya rujukan dan asalnya juga harus sesuatu yang bisa dipastikan kebenarannya, dan sifat seperti ini (dipastikan kebenarannya) tidak bisa ditemukan kecuali pada kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya SAW yang shahih.
Allah Ta’ala berfirman, “Kalau kelak datang kepada kalian hidayah dari-Ku, maka barangsiapa yang mengikuti hidayah-Ku niscaya dia tidak akan tersesat dan tidak pula celaka.” (QS. Thaha: 23) Maka Allah menjadikan keselamatan dan kebahagiaan -dalam aqidah dan selainnya- hanya pada apa yang Dia datangkan berupa Al-Kitab dan As-Sunnah. Dan barangsiapa yang mengikuti selain keduanya maka baginya kecelakaan yang nyata.
Karenanya semua perkara yang bersifat dugaan seperti kias, akal, anggapan baik, eksperimen- tidak bisa dijadikan rujukan dalam aqidah, apalagi kalau dia hanyalah khayalan dan khurafat seperti mimpi-mimpi dan ucapan seseorang yang jahil.
Contoh aqidah tauqifiyah:
1.
B. Pengertian
Ghaibiyah
Aqidah ghaibiyah (berkenaan dengan masalah ghaib). Kata ghaibiyah
adalah kata yang dinisbatkan pada kata ghaib yaitu apa yang tidak bisa di
tangkap oleh pancaindra. Karna
pancaindra adalah jendela akal dari memperoleh pengetahuan. Allah berfirman :
Artinya : “dan Dialah menciptakan bagi kamu sekalian pendengaran, penglihatan dan
hati. Sangat sedikitlah kamu bersyukur (Al-Mu’minun : 78)
Karena itu apa yang tidak bisa di tangkap oleh pancaindra tidak dapat
dinalar akal kecuali hanya secara umum dengan menganalogikan yang ghaib dengan
yang tampak oleh pancaindra. Dengan cara ini kita dapat melakukan penalaran
parsial, kemudian penalaran parsial ini disinkronisasikan untuk menetapkan
hukum-hukum rasional kolektif. sebab tanpa itu, setiap kita hanya dapat menalar, misalnya, rasa sakit yang menimpanya.
Ketika kita mengatakan bahwa salah
satu spesifikasi aqidah islam adalah keghaiban, itu sama sekali tidak berarti
bahwa semua muatan aqidah bersifat ghaib dan tidak dapat ditangkap pancaindra
dan akal. Tetapi maksudnya adalah bahwa salah satu spesifikasi aqidah islam
adalah bahwa ia percaya kepada apa yang ghaib seperti yang difirmankan oleh
Allag dalam surah (Al-Baqarah : 1-3)
Artinya : Alif Lam Mim. Kitab (Al-quran)
ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, yaitu mereka
yang beriiman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan menafkan
sebagian rezeki yang kami anugrahkan kepada mereka.
Di sini Allah menyatakan bahwa salah
satu sifat yang paling menonjol orang-orang yang beriman yang dijadikan sebagai
pembuka kitab-Nya yang mulia adalah beriman kepada yang ghaib.
Iman kepada yang ghaib merupakan spesifikasi fitrah manusia. Penalaran
terhadap realitas fisik merupakan kemampuan yang dimiliki secara bersama oleh
manusia dan binatang. Bahkan penalaran metafisik sudah mmerupakan instink yang
tertanam dalam fitrah manusia. Inilah yang kini sebut dorongan keingintahuan.
Di zaman ini kita menyaksikan betapa tinggi nilai instink ini dimana ia telah
menjadi faktor pemicu penemuan-penemuan
ilmiah, sehingga manusia modern dapat menikmati segitu banyak kekayaan alam.
contoh aqidah ghaibiyah:
1.
C. Pengertian
Syumuliyah
Arti syumuliyah adalah integralitas
dimensi substansi dan aplikasi. Dimensi substansi berarti bahwa aqidah ini
mempunyai persepsi yang integral tentang masalah-masalah besar manusia dimana
banyak manusia yang tersesat dalam mencari dan memahaminya seperti persepsi
tentang tuhan manusia, alam dan kehidupan.
Allah-lah yang meciptakan seluruh mahkluk, mengaturnya dengan system yang sempurna, sekaligus
menetukan akhir bagi eksistensinya. Allah berfirman :
Surah Al Mulk ayat 1-5:
Bila anda mencoba meneliti alam untuk
menemukan celah-celah kelemahan dan struktur penciptaannya, anda hanya akan
meletihkan pandangan mata anda. Sebab anda tidak akan menemukan sedikitpun dari
apa yang anda cari. Alam – dengan segala substansinya – adalah salah satu saksi
kebesaran dan keagungan Ilahi.
Dalam alam besar itu manusia
hanya merupakan salah satu ciptaan Allah. Tetapi ciptaan terakhir
ini telah di berikan kedudukan dan kehormatan tersendiri, yakni kemampuan
menggali dan memanfaatkan hasil-hasil bumi untuk kepentingan manusia. Namun
demikian, manusia tetaplah makhluk yang lemah yang tidak mempunyai kekuatan
apa-apa selain kekuatan yang di berikan Allah – Tuhan semesta alam – kepadanya.
Maka diantara konsekuensi ketuhanan Allah adalah keharusan manusia untuk tanduk
dan menyerahkan diri kepada Allah, melaksanakan seluruh perintah-Nya dan
meninggalkan seluruh larangan-Nya serta mengatur kehidupannya dengan sistem
agama Allah.
Allah adalah sembahan yang
benar kepada siapa manusia harus mengerahkan seluruh tenaga dan potensinya
untuk menunaikan ibadah dan mensyukuri nikmat-Nya yang tak terhingga. Yaitu
Tuhan yang mempunyai semua sifat kesempurnaan, bebas dari segala bentuk
kekurangan dan apa saja yang bertentangan dengan kesempurnaan-Nya
Allah berfirman :
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah
Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia
bersemayam di atas 'Arsy.
Dia menutupkan malam kepada
siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan
dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah,
menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta
alam.
Bersemayam di atas 'Arsy ialah
satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dsan
kesucian-Nya.
Maka hubungan manusia dengan alam adalah hubungan pendayagunaan. Allah
berfirman:
Artinya : ”Dan Dia
menundukkan untuk mu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya
(sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah bagi yang berfikir)”. (Al-Jaatsiyah:
13)
Artinya : “Dia yang
menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan
makanlah sebagian rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah)
dibangkitkan”. (Al-Mulk: 15)
Alam adalah panggung tempat
manusia mementaskan fungsi khilafahnya, maka ia ditundukkan untuk menjamin
keberlangsungan fungsi tersebut. Tetapi keduanya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha
Pemurah, Yang menciptakan segalanya dengan sempurna dan memberikan semua
fasilitas yang dibutuhkan makhluk-Nya untuk hidup dan bertahan hidup.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Tauqifiyah
adalah aqidah yang terbatas pada wahyu. Maksudnya aqidah yang benar haruslah
berdasarkan dengan al quran dan terdapat keyakinan yang pasti di dalamnya.
Ghaibiyah
merupakan aqidah yang berkenaan dengan masalah ghain. Yang di maksud adalah
ghaib yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera.
Shumuliyah
adalah aqidah yang mengembangkan apa yang sudah ada di bumi atau yang sudah
kita ketahui atau memanfaatkan apa yang sudah di ciptakan oleh Allah untuk
kehidupan manusia. Seperti contoh mngembangkan alam dengan cara membuat kayu
menjadi meja.
B.
Saran
Dengan makalah yang kami buat, kami
berharap dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya pada karakteristik
aqidah Islam yang meliputi Tauqifiyah, Ghaibiyah, dan Shumuliyah.
DAFTAR PUSTAKA
Sabiq,
Sayid. TT. Al- ‘Aqaid Islamiyah. Beirut:
Darul Fikr.
Taimiyah,
Ahmad. TT. Majma’ah at-Tauhid. Beirut:
Darul Fikr.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar