MAKNA SYIRIK, KUFUR DAN NIFAQ
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Ilmu Tauhid
Semester I
Dosen Pengampu : Drs. Soeparyo, M.Ag.

Disusun Oleh:
1.
Fariha Maulia Rizqi (1503056077)
2.
Aizaul Kholilah (1503056078)
3.
Makis Setiawan (1503056079)
![]() |
|||
![]() |
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Islam mengajarkan kepada umat manusia untuk senantiasa
bersyukur atas segala pemberian Allah. Nikmat yang diberikan Allah kepada
hambanya sangatlah banyak, hingga seorang hamba sendiri pun tidak mampu
menghitungnya. Dengan bersyukur maka Allah akan menambahkan nikmat, dan apabila
kufur atau ingkar atas nikmat Allah, maka azab lah yang menjadi balasannya.
Lawan dari syukur
adalah kufur. Yaitu tidak mau bersyukur dan mengingkari nikmat Allah. Selain
kufur akhlak tercela lainnya adalah nifaaq dan syirik. Ketiga perbuatan itu
sangat dibenci Allah, karena ketiga perbuatan tersebut tidak sesuai ajaran
Islam. Umat Islam wajib menjauhi perbuatan-peerbuatan tercela tersebut.
Kufur erat kaitannya dengan sang pencipta, Allah.
Sementara nifaq erat hubungnnya dengan sesama manusia, walaupun tidak menutup
kemungkinan nifaq bisa berhubungan dengan Allah. Kendati demikian,
akhlak-akhlak tercela tersebut wajib di tingglkan umat Islam agar tidak
terjerumus pada jurang neraka.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka
dalam makalah ini mencoba untuk mengkaji tentang “Makna Kufur dan
Nifaq”
yang dirumuskan dalam beberapa masalah, yaitu:
1.
Apa pengertian, jenis dan dampak dari
syirik?
2.
Apa pengertian, jenis dan dampak dari
kufur?
3.
Apa pengertian, jenis dan dampak dari
nifaq?
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Syirik
1. Pengertian Syirik
Syirik adalah menyamakan
Allah dengan selain-Nya dalam perkara-perkara yang
menjadi kekhususan Allah. Mengingkari Rububiyah
Allah atau sesuatu dari kekhususan-kekhususan-Nya atau mengakui memiliki
sesuatu dari kekhususan tersebut atau membenarkan orang yang mengakuinya.[1]
Orang yang berbuat syirik dalam beribadah, ibarat
orang yang telah bersuci kemudian berhadats sehingga kesuciannya batal.
Demikian pula kesyirikan, ia akan menghapus seluruh amal serta menjadikan
pelakunya kekal di neraka.[2]
2.
Macam-macam Syirik
a.
Syirik Akbar (besar)
Syirik besar adalah bahwa ia menjadikan sekutu selain
Allah yang ia sembah dan taati sama seperti ia menyembah dan menaati Allah.[4]
Apabila pelaku syirik besar meninggal dunia sebelum bertobat maka ia tidakakan diampuni,
sehingga ia kekal di neraka. Akan tetapi, jika pelaku syirik ini sempat
bertobat sebelum meninggal, Allah akan mengampuninya.
v
Syirik
Doa
Yaitu berdo’a kepada selain
Allah sama seperti berdo’a kepada Allah, baik sebagai permohonan maupun sebagai
ibadah. Jika dengan doa itu ia memohon manfaat atau meminta dihindarkan dari
bahaya, maka ia disebut sebagai doa permohonan. Jika dengan doa itu menunjukkan
kepasrahan dan ketunfukan kepada Allah, maka itu disebut doa ibadah. Kedua doa
itu tidak ditujukan kecuali hanya kepada Allah karena tidak boleh menyembah
selain Allah dengan kedua doa itu.[6]
tA$s%ur ãNà6/u þÎTqãã÷$# ó=ÉftGór& ö/ä3s9 4 ¨bÎ) úïÏ%©!$# tbrçÉ9õ3tGó¡o ô`tã ÎAy$t6Ïã tbqè=äzôuy tL©èygy_ úïÌÅz#y ÇÏÉÈ
Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya
akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri
dari menyembah-Ku[7]
akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina". (Q.S. Al-Mu’min: 60)
Maka
kita tidak boleh memohon kepada makhluk yang sudah mati atau gaib untuk
memenuhi kebutuhan atau mengeluarkan dari suti musibah. Doa di sini lebih umum
dari sekadar menghilangkan musibah, memohon pertolongan atau memohon sesuatu
yang diinginkan.[8]
Padahal Allah telah memerintahkan manusia untuk hanya berdoa kepada-Nya, karena
juga doa adalah ibadah dan ketaatan yang paling utama. Allah berfirman dalam
Q.S. Al-Baqarah: 186
#sÎ)ur y7s9r'y Ï$t6Ïã ÓÍh_tã ÎoTÎ*sù ë=Ìs% ( Ü=Å_é& nouqôãy Æí#¤$!$# #sÎ) Èb$tãy ( (#qç6ÉftGó¡uù=sù Í< (#qãZÏB÷sãø9ur Î1 öNßg¯=yès9 crßä©öt ÇÊÑÏÈ
Dan
apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah),
bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa
apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran.
Rasulullah SAW. bersabda:
سَلُوْا
اللهَ مِنْ فَضْلِهِ فَاِ نَّ اللهَ يُحِبُّ أَنْ يُسْأَلَ
“Mintalah
kepada Allah keutamanNya, karena sesungguhnya Allah senang untuk dimintai.”[9]
v Syirik
dalam Niat, Motivasi dan Tujuan
Yaitu bahwa seorang
hamba melakukan suatu pekerjaan dengan niat, motivasi dan tujuan mutlak selain
Allah. Ini adalah syirik dalam aqidah dan keyakinan.[10]
Allah berfirman dalam Q.S. Hud:15-16
`tB tb%x. ßÌã no4quysø9$# $u÷R9$# $uhtFt^Îur Åe$uqçR öNÍkös9Î) öNßgn=»yJôãr& $pkÏù óOèdur $pkÏù w tbqÝ¡yö7ã ÇÊÎÈ y7Í´¯»s9'ré& tûïÏ%©!$# }§øs9 öNçlm; Îû ÍotÅzFy$# wÎ) â$¨Y9$# ( xÝÎ7ymur $tB (#qãèuZ|¹ $pkÏù ×@ÏÜ»t/ur $¨B (#qçR$2 tbqè=yJ÷èt ÇÊÏÈ
15. Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan
perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka Balasan pekerjaan mereka di
dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.
16. Itulah orang-orang yang
tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa
yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka
kerjakan.[11]
Dalam ayat ini Allah
menjelaskan, bahwa manusia yang menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya,
motivasi darimana kecintaan dan kemarahannya bersumber, tujuan yang untuknyaia
bersekutu atau memusuhi sesuatu, maka ia akan mendapatkan dari dunia apa yang
telah ditentukan baginya. Akan tetapi, diakhirat ia akan masuk ke dalam neraka.
Semua amal shalehnya yang dilakukannya untuk tujuan duniawi akan batal.[12]
v Syirik
dalam Ketaatan
Yaitu menyamakan
sembahan selain Allah dengan Allah dalam hal hak menetukan syariat dan hukum.
Karena membuat syariat, hukum dan memerintah adalah hak khusus Allah.[13]
Q.S. Al-An’am: 57
ÈbÎ) ãNõ3ßÛø9$# wÎ) ¬!
“Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah.”
Q.S. Al-maidah: 49
Èbr&ur Nä3ôm$# NæhuZ÷t/ !$yJÎ/ tAtRr& ª!$#
“Dan hendaklah
kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah.”
v Syirik
dalam Cinta
Yaitu bahwa ia mencintai sesuatu selain Allah sama dengan
cintanya kepada Allah, atau mungkin lebih banyak. Dan cinta menimbulkan
ketundukan dan kepasrahan. Q.S. Al-Baqarah: 165
ÆÏBur Ĩ$¨Z9$# `tB äÏGt `ÏB Èbrß «!$# #Y#yRr& öNåktXq6Ïtä Éb=ßsx. «!$# ( tûïÉ©9$#ur (#þqãZtB#uä x©r& ${6ãm °! 3
Dan diantara manusia ada
orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka
mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang
beriman Amat sangat cintanya kepada Allah.
Maksudnya, sebagian kaum
musyrik ada yang menajdikan bagi Allah sekutu dan tandingan yang mereka cintai
dengan kecintaan yang sama atau lebih kepada Allah. Tentu saja dengan derajat
cinta kepada sekutu dan tanduingan itu yang berbeda-beda di antara mereka.
Tetapi kecintaan orang-orang beriman kepada Allah lebih kuat daripada kecintaan
kaum musyrikin.kepada sembahan mereka. Atau bahwa kecintaan kaum mukmin kepada
Allah lebih kuat daripada kecintaan kaum musyrukun kepada Allah. Sebab cinta
kaum mukmin murni hanya kepada Allah, sedang cinta kaum musyrik tidak murni dan
mendua.
Cinta kaum musyrik kepada Allah
adalah sia-sia belaka. Sedang cinta orang-orang beriman dibalas dengan cinta
yang sama dari Allah. Cinta Allah bahkan lebih agung dan lebih mulia daripada
cinta kaum mukmin kepada Allah.[14]
(Q.S. Al-Maidah: 54)
öNåk:Ïtä çmtRq6Ïtäur
Ia mencintai mereka dan mereka
mencintai-Nya
v Syirik
dalam Rasa Takut
Yaitu takut yang timbul dari asumsi atau keyakinan akan
terjadinya suatu mudharat. Yang dimaksud dengan rasa takut di sini adalah
puncak tertinggi, ujung dan penghabisannya yang tidak boleh diberikan kecuali
hanya kepada Allah. Q.S. Ali-imran: 175
xsù öNèdqèù$ys? Èbqèù%s{ur bÎ) LäêZä. tûüÏZÏB÷sB ÇÊÐÎÈ
Maka janganlah kamu takut
kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang
beriman.
Q.S. Al-Maidah: 3
ôxsù öNèdöqt±ørB Èböqt±÷z$#ur 4
Maka janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah
hanya kepada-Ku
Selanjutnya, rasa takut dibagi
menjadi tiga[15]
bagian:
Pertama, ketakutan yang bersifat
syirik, yang ini ada dua macam:
Ø
Takut Keyakinan. Yaitu takut kepada patung dan berhala.
Kaum musyrikin pernah menakut-nakuti Rasulullah SAW. dengan patung dan berhala.
Q.S. Az-Zumar: 36
tRqèùÈhqsäur úïÏ%©!$$Î/ `ÏB ¾ÏmÏRrß 4
Dan mereka mempertakuti kamu
dengan (sembahan-sembahan) yang selain Allah
Ini adalah syirik besar dan bertempat dalam hati. Karena
itu ia disebut bersifat keyakinan.
Ø
Takut Amal. Yaitu takut kepada manusia yang menyebabkan
ia meninggalkan kewajiban atau melakukan larangan Allah. Ini bertentangan
dengan kesempurnaan tauhid, maka ia digolongkan ke dalam syirik kecil. Q.S.
Ali-Imran: 173
tûïÏ%©!$# tA$s% ãNßgs9 â¨$¨Z9$# ¨bÎ) }¨$¨Z9$# ôs% (#qãèuKy_ öNä3s9 öNèdöqt±÷z$$sù
(yaitu)
orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang
yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia [16]telah
mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada
mereka".
Kedua, takut yang wajar. Yaitu takut yang timbul secara wajar. Misalnya takut
pada singa, musuh yang menyerang tiba-tiba dan semacamnya. Takut ini boleh dan
mubah. Allah melukiskan Musa a.s. dalam Al-Qur’an dengan rasa takut semacam
ini: Q.S. Al-Qasash: 21
yltsmú $pk÷]ÏB $Zÿͬ!%s{ Ü=©%utIt
Ketiga,
takut tauhid yang wajib. Yaitu takut kepada Allah dengan ketakutan yang
sepenuh-penuhnya. Ini adalah lawan dari takut syirik pada yang pertama tadi.
v
Syirik dalam tawakal
Tawakal adalah
menyerahkan urusan sepenuhnya kepada Allah dan berhgantung kepada-Nya dalam
memperoleh suatu keinginan. Dengan pengertian ini maka tawakal tidak boleh
dilakukan kecuali hanya kepada Allah. Q.S. A-Furqon: 58
ö@2uqs?ur n?tã ÇcyÛø9$# Ï%©!$# w ßNqßJt
Dan
bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati.
b.
Syirik Asghar (kecil)
Syirik kecil adalah bahwa ia menyamakan sesuatu selain
Allah dengan Allah dalam bentuk perkataan atau perbuatan. Syirik dalam bentuk
amal adalah riya’. Sedang dalam bentuk perkataan lisan adalah lafaz-lafaz yang
mengandung makna menyamakan Allah dengan sesuatu yang lain. Misalnya, ia
megatakan: “ Apa yang dikehendaki Allah dan aku kehendaki.” Atau: “Ya Allah,
ampunilah aku jika Engkau mau”. Pelaku syirik asghar berada dalam masyi’atulah (kehendak Allah). Sebagian
ulama mendefinisikan dengan segala
sesuatu yang merupakan kategori syirik namun belum mencapai syirik besar.
Bisa saja pelaku syirik kecil diampuni Allah.
Sebaliknya bisa saja ia dihukum, walaupun demikian ia tetap masuk jannah karena
syirik kecil tidak mengekalkan
pelakunya di neraka.
Beberapa contoh syirik kecil: [18]
ì Riya’
Riya’ adalah menampakkan perbuatan
baik di hadapan orang lain atau memperbagus suatu perbuatan di hadapan orang
lain agar dipuji atau disanjung.
ì Beramal dengan tujuan mencari dunia
semata
Apabila niat ibadah seseorang hanya
untuk dunia semata, misalnya berperang hanya untuk mendapat ghanimah, jenis ini
termasuk syirik kecil, dapat menghapus nilai ibadahnya.adapun bila menduakan
niat (untuk allah dan untuk manfaat di dunia), hal ini diperbolehkan. Namun,
nilai ibadahnya akan terkurangi sesuai dengan kadar niatnya dalam mencari
dunia.
ì Bersumpah dengan selain Allah
Bersumpah dengan selain Allah masuk dalam kategori syirik
kecil jika tidak ada niatan mengagungkan sesuatu yang dijadikan untuk bersumpah. Bila ada
niatan untuk mengagungkan sesuatu yang dijadikan untuk bersumpah maka ia telah
berbuat syirik besar, ia murtad dari islam.
ì Tathayyur
Tathayyur
atau thiyarah adalah menjadikan suatu
makhluk sebagai tanda keberuntungan atau kerugian.
ì At-Tama’im
(jimat)
At-Tama’im
adalah bentuk jamak dari tamimah, yaitu suatu benda (jimat) yang dikalungkan di
leher atau bagian dari tubuh seseorang dengan tujuan mendatangkan manfaat atau
menolak mudarat.
ì Ar-Ruqa’
(mantera dan jampi-jampi)
Ar-Ruqa’
adalah bentuk jamak dari ruqyah yang berarti doa perlindungan yang biasa
dipakai sebagai jampi bagi orang
sakit. Ruqyah dibagi menjadi dua, yaitu ruqyah syar’iyah dan ruqyah bid’ah.
Ruqyah dinyatakan syar’I apabila memenuhi syarat berikut:
ü Harus menggunakan kalamullah (Al-Qur’an), atau nama-Nya, sifat-Nya, atau dengan
doa-doa yang ma’tsur (diriwayatkan
Rasulullah).
ü Dengan bahasa Arab.
ü Maknanya bisa dipahami.
ü Tidak ada unsur yang haram, seperti beristighatsah kepada selain Allah atau
kerjasama dengan jin.
ü Meyakini bahwa ruqyah hanya sebagai
sarana bukan sang penyembuh.
3. Dampak dari Syirik
a.
Syirik
menghinakan kemuliaan manusia, menurunkan derajat dan martabatnya. Sebab Allah
menjadikan manusia sebagai hamba Allah di muka bumi. Allah memuliakannya,
mengajarkan seluruh nama-nama, lalu menundukkan baginya apa yang ada di langit
dan di bumi semuanya. Allah telah menjadikan manusia sebagai penguasa di jagad
raya ini. Tetapi kemudian ia tidak mengetahui derajat dan martabat dirinya. Ia
lalu menjadikan sebagian dari makhluk Allah sebagai Tuhan dan sesembahan. Ia
tunduk dan menghinakan diri kepadanya.
b.
Syirik adalah
sarang khurofat dan kebatilan. Dalam sebuah masyarakat yang akrab dengan
perbuatan syirik, “barang dagangan” dukun, tukang nujum, ahli nujum, ahli sihir
dan yang semacamnya menjadi laku keras. Sebab mereka mendakwahkan (mengklaim)
bahwa dirinya mengetahui ilmu ghaib yang sesungguhnya tak seorangpun
mengetahuinya kecuali Allah. Jadi dengan adanya mereka, akal manusia dijadikan
siap untuk menerima segala macam khurofat/ takhayul serta mempercayai para
pendusta (dukun). Sehingga dalam masyarakat seperti ini akan lahir generasi
yang tidak mengindahkan ikhtiar (usaha) dan mencari sebab serta meremehkan
sunnatullah (ketentuan Allah).
c.
Syirik adalah
kedholiman yang paling besar. Yaitu dhalim terhadap hakikat yang agung yaitu
(Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah). Adapun orang musyrik
mengambil selain Allah sebagai Tuhan serta mengambil selainNya sebagai
penguasa. Syirik merupakan kedhaliman dan penganiayaan terhadap diri sendiri.
Sebab orang musyrik menjadikan dirinya sebagai hamba dari makhluk yang merdeka.
Syirik juga merupakan kezhaliman terhadap orang lain yang ia persekutukan
dengan Allah karena ia telah memberikan sesuatu yang sebenarnya bukan miliknya.
d.
Syirik sumber
dari segala ketakutan dan kecemasan. Orang yang akalnya menerima berbagai macam
khurofat dan mempercayai kebatilan, kehidupannya selalu diliputi ketakutan. Sebab
dia menyandarkan dirinya pada banyak tuhan. Padahal tuhan-tuhan itu lemah dan
tak kuasa memberikan manfaat atau menolak bahaya atas dirinya.
Karena itu, dalam sebuah masyarakat yang akrab dengan kemusyrikan, putus asa dan ketakutan tanpa sebab merupakan suatu hal yang lazim dan banyak terjadi. Allah berfirman: “Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang yang kafir rasa takut disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak memberikan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka adalah Neraka, dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang dhalim”. (Ali-Imran: 151)
Karena itu, dalam sebuah masyarakat yang akrab dengan kemusyrikan, putus asa dan ketakutan tanpa sebab merupakan suatu hal yang lazim dan banyak terjadi. Allah berfirman: “Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang yang kafir rasa takut disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak memberikan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka adalah Neraka, dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang dhalim”. (Ali-Imran: 151)
e.
Syirik membuat
orang malas melakukan pekerjaan yang bermanfaat. Syirik mengajarkan kepada para
pengikutnya untuk mengandalkan para perantara, sehingga mereka meremehkan amal
shalih. Sebaliknya mereka melakukan perbuatan dosa dengan keyakinan bahwa para
perantara akan memberinya syafa’at di sisi Allah. Begitu pula orang-orang
kristen melakukan berbagai kemungkaran, sebab mereka mempercayai Al-Masih telah
menghapus dosa-dosa mereka ketika di salib. Sebagian umat Islam mengandalkan
syafaat Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam tapi mereka meninggalkan
kewajiban dan banyak melakukan perbuatan haram. Padahal Rasul Shallallaahu
alaihi wa Sallam berkata kepada putrinya: “Wahai Fathimah binti Muhammad,
mintalah dari hartaku sekehendakmu (tetapi) aku tidak bermanfaat sedikitpun
bagimu di sisi Allah”. (HR. Al-Bukhari).
f.
Syirik
menyebabkan pelakunya kekal dalam Neraka. “Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya
Surga dan tempatnya ialah Neraka, dan tidaklah ada bagi orang-orang dhalim itu
seorang penolongpun”. (Al-Maidah: 72).
g.
Syirik memecah
belah umat. “Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang memper-sekutukan
Allah, yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi
beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada
golongan mereka”. (Ar Ruum: 31-32)
B.
Kufur
1.
Pengertian Kufur
Secara bahasa Kufur merupakan
antonim dari iman. Kata kufur berasal
dari kata kafara-yakfuru, pada dasarnya
kata kufur bermakna taghthiyyah
(menutupi). Menurut Ibnu Mandzur, kata kufur
aslinya bermakna taghthiyyatusy syai’
(menutup sesuatu sampai tidah tampak). Al-Laits berkata, “Orang kafir dinamakan
kafir karena kekafiran telah menutupi hatinya. “Ibnu Sikkit bertutur,”…Orang
kafir dinamakan kafir karena ia menyembunyikan (menutupi) nikmat Allah.”[19]
Secara Terminologi Ibnu Taimiyah berkata,
“Kufur adalah tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, baik disertai
pendustaan atau tidak. Atau karena berpaling mengikuti Rasulullah karena hasad (dengki) atau sombong. Atau karena
mengikuti hawa nafsu yang memalingkan pemiliknya dari mengikuti risalah illahi.”[20]
1.
Kufur Besar; yaitu mengingkari bagian tertentu dari Islam yang tanpa bagian
itu keislaman seseorang menjadi batal.
2.
Kufur Kecil; yaitu mengingkari bagian tertentu dari Islam yang tanpa bagian
itu keislaman seseorang menjadi Sempurna.
Perbedaan
antara kedua jenis ini adalah:
Ø Kufur besar membatalkan amal. Q.S. Ibrahim: 18
ã@sW¨B úïÏ%©!$# (#rãxÿx. óOÎgÎn/tÎ/ ( óOßgè=»yJôãr& >$tBtx. ôN£tFô©$# ÏmÎ/ ßwÌh9$# Îû BQöqt 7#Ϲ%tæ (
Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan
mereka adalah seperti Abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang
berangin kencang.
Sedang kufur kecil tidak membatalkan amal.
Ø
Kufur besar menyebabkan keabadian dalam neraka. Q.S.
Muhammad: 12
tûïÏ%©!$#ur (#rãxÿx. tbqãèFyJtFt tbqè=ä.ù'tur $yJx. ã@ä.ù's? ãN»yè÷RF{$# â$¨Y9$#ur Yq÷WtB öNçl°; ÇÊËÈ
Dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan
mereka Makan seperti makannya binatang. dan Jahannam adalah tempat tinggal
mereka.
Sedang
kufur kecil tidak mengharuskan pelakunya masuk neraka.
Ø Jika seseorang mati dalam keadaan masih kufur besar maka
ia tidak akan diampuni, sedang jika ia mati dalam keadaan kufur kecil maka ia
diserahkan kepada kehendak Allah.
Ø Kufur besar menyebabkan darah, harta, dan jiwa pelakunya
tidak berhak mewarisi keluarganya yang Muslim, begitu juga sebaliknya.
Ø Kufur besar menyebabkan pelakunya keluar dari Islam
sedang kufur kecil tidak menyebabkan pelakunya keluar dari Islam, tapi ia
dianggap Mukmin dengan keimanan yang kurang.
Ø Kufur besar adalah kufur aqidah yang kaitannya dengan
hati, sedang kufur kecil adalah kufur amali yang kaitannya adalah badan.
Jenis-jenis kufur besar:
1.
Kufur takzib (pendustaan). Maksudnya, menyampaikan kebenaran yang
bertentangan dengan kenyataan sebenarnya atau mengklaim bahwa Rasulullah
membawa ajaran yang bertentangan dengan kebenaran.
2.
Kufur kesombongan dengan tetap membenarkan. Maksudnya, bahwa ia tetap
membenarkan kebenaran yang dibawa Rasulullah saw. tapi ia menolak mengikutinya
karena kesombongan dan keangkuhan.
3.
Kufur keraguan. Maksudnya, keragu-raguan dalam meyakini atau melaksanakan kebenaran,
padahal keimanan yang dituntut dari seorang Mukmin adalah keyakinan akan
kebenaran ajaran yang dibawa oleh Rasulullah saw. tanpa sedikit pun keraguan.
4.
Kufur I’radh (berpaling dari kebenaran). Maksudnya, meninggalkan kebenaran
dengan jalan tidak mempelajari dan mengamalkannya, baik yang bersifat perkataan
atau perbuatan atau keyakinan, secara parsial atau keseluruhan.
5.
Kufur Nifaq. Maksudnya, mengingkari kebenaran yang dibawa Rasulullah saw.
dalam batin tapi tetap menampakkan diri mengikutinya secara lahir. Jadi, dalam
hati ia kafir, di luar ia kelihatan beriman.
Jenis-jenis kufur kecil:
1.
Kufur nikmat
Q.S.
an-Nahl: 83
tbqèùÌ÷èt |MyJ÷èÏR «!$# ¢OèO $pktXrãÅ6Zã ãNèdçsYò2r&ur crãÏÿ»s3ø9$# ÇÑÌÈ
Mereka mengetahui nikmat Allah,
kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang
kafir.
2.
Meniggalkan shalat
Q.S. At-Taubah: 11
bÎ*sù (#qç/$s? (#qãB$s%r&ur no4qn=¢Á9$# (#âqs?#uäur no4q2¨9$# öNä3çRºuq÷zÎ*sù Îû Ç`Ïe$!$#
Jika mereka bertaubat,
mendirikan sholat dan menunaikan zakat, Maka (mereka itu) adalah
saudara-saudaramu seagama.
3.
Mendatangi peramal
Dasarnya
adalah sabda Nabi saw: “Barangsiapa yang mendatangi seorang dukun peramal,
lalu ia percaya pada ucapannya, maka ia telah kafir kepada apa yang telah
diturunkan kepada Muhammad saw.”[22]
4.
Menyetubuhi wanita dari duburnya
Dasarnya
adalah sabda Nabi saw: “ Siapa yang mendatangi (menyetubuhi) seorang wanita
yang sedang haid dari duburnya, maka ia telah kafir kepada apa yang telah
diturunkan kepada Muhammad saw.”[23]
3.
Dampak dari Kufur
a.
Mendapatkan azab dari Allah
b.
Segala nikmat yang diberikan Allah tidak akan ditambah, atau bahkan diambil
kembali
c.
Kufur akan menutup rahmat serta ampunan dari Allah
d.
Balasan baginya adalah neraka
C.
Nifaq
1.
Pengetian Nifaq
Nifaq dalam bahasa Arab diambil dari kata Nafiqul
Yarbu’ yang berarti lubang tikus,
karena biasanya tikus selalu menampakkan jalan masuknya ke lubang, Namun tidak
menampakkan jalan keluarnya. Jadi arti dasarnya adalah menampakkan sesuatu dan
menyembunyikan lawannya.[24]
Dalam terminologi Islam, nifaq adalah menampakkan
apa yang sesuai dengan kebenaran, dan menyembunyikan apa yang bertentangan
dengannya. Seseorang yang menampakkan kebaikan, padahal kondisi batin dan
perbuatannya tidak demikian, dialah yang disebut Munafiq. Perbuatannya disebut
nifaq.[25]
2. Macam-macam Nifaq
a) Nifaq Besar (nifaq aqidah)
Yaitu
menyembunyikan kekufuran dalam hati dan menampakkan keimanan dalam lisan dan
perbuatan.
Ada enam jenis
Nifaq Besar:
1) Mendustakan Rasulullah saw secara
parsial dan keseluruhan.
2) Mendustakan sebagian ajaran yang dibawa
Rasulullah saw.
3) Membenci Rasulullah saw.
4) Membenci sebagian ajaran yang dibawa
Rasulullah saw.
5) Merasa gembira dengan kekalahan agama
Rasulullah saw.
6) Merasa benci dengan kemenangan agama
Rasulullah saw.
b) Nifaq Kecil (nifaq amali)
Yaitu
bila perbuatannya yang tampak berbeda
dengan apa yang di syariatkan Islam.
Ada lima jenis
Nifaq Kecil:
1) Dusta dalam perkataan
2) Tidak menepati janji.
3) Mengkhianati amanah.
4) Berlaku curang ketika bertengkar dengan
jalan keluar dari aturan akhlak yang luhur. Seperti ketika berbicara
melebih-lebihkan permasalahan dengan segala kebohongan.
5) Penipuan.
Rasulullah mengimpulkan
sifat-sifat
orang munafiq dalam sabdanya:
اية المنافق اربع : اذا حدث كذب , واذا وعد اخلف
, واذا خاصم فجر, واذا عاهذ غدر
“Tanda-tanda
orang munafiq itu ada empat: jika berkata ia dusta, jika berjanji ia
mengingkari, jika bertengkar ia berlaku curang, dan jika berjanji ia
berkhianat.”(HR. Bukhari).[26]
Nifaq lebih berbahaya daripada kufur. Sebab,
kekufuran adalah perbuatan yang tampak, karenanya mudah diketahui, sedang nifaq
tidak tampak dan karenanya tidak dideteksi dengan mudah dan cepat. Itulah
sebabnya orang munafik lebih berbahaya daripada orang kafir, bagi keruntuhan
Islam.
3.
Dampak dari Nifaq
a.
Bagi diri
sendiri
- Tercela dalam pandangan
Alloh swt. dan sesama manusia sehingga dapat menjatuhkan nama baiknya
sendiri.
- Hilangnya kepercayaan dari
orang lain atas diri.
- Tidak disenangi dalamj
pergaulan hidup sehari-hari
- Bisa mempersempit
jalan untuk memperoleh Rizqi kaqrena orang lain tidak mempercayainya lagi.
- Mendapat siksa yang amat
pedih kelak di hari akhir.
b.
Bagi Orang Lain
- Menimbulkan kekecewaan hati
sehingga dapat merusak hubungan persahabatan yang terjalin baik. Apabila
kekecewaan terlalu mendalam sehingga tidak mampu mengendalikan,
tidak mustahil terjadi tindakan-tindakan anarkhis.
- Membuka peluang munculnya
fitnah karena ucapan dan perbuaatannya yang tidak menentu.
- Mencemarkan nama baik
keluarga dan masyarakat sekitarnya sehingga merasa malu karenanya.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Syirik adalah menyamakan
Allah dengan selain-Nya dalam perkara-perkara yang
menjadi kekhususan Allah. Macam-macam
Syirik: 1) Syirik Akbar
(besar); Syirik
Doa, Syirik dalam Niat, Motivasi dan
Tujuan, Syirik
dalam Ketaatan, Syirik dalam Cinta, Syirik dalam Rasa Takut, Syirik
dalam tawakal. 2) Syirik Asghar
(kecil); Riya’, Beramal dengan tujuan
mencari dunia semata, Bersumpah
dengan selain Allah, Tathayyur, At-Tama’im (jimat), Ar-Ruqa’ (mantera dan
jampi-jampi).
Secara bahasa Kufur merupakan antonim dari iman. Kata kufur berasal dari kata kafara-yakfuru,
pada dasarnya kata kufur bermakna taghthiyyah (menutupi). Ibnu
Taimiyah berkata, “Kufur adalah tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, baik
disertai pendustaan atau tidak. Atau karena berpaling mengikuti Rasulullah
karena hasad (dengki) atau sombong.
Atau karena mengikuti hawa nafsu yang memalingkan pemiliknya dari mengikuti
risalah illahi.”
Jenis-jenis Kufur: 1) Kufur
besar; Kufur takzib (pendustaan), Kufur kesombongan dengan tetap membenarkan,
Kufur keraguan, Kufur I’radh (berpaling dari kebenaran), Kufur Nifaq. 2) Kufur
kecil; Kufur nikmat, Meniggalkan shalat, Mendatangi peramal, Menyetubuhi wanita
dari duburnya.
Nifaq adalah menampakkan sesuatu dan menyembunyikan
lawannya. Dalam
terminologi Islam, nifaq adalah menampakkan apa yang sesuai dengan kebenaran,
dan menyembunyikan apa yang bertentangan dengannya. Seseorang yang menampakkan
kebaikan, padahal kondisi batin dan perbuatannya tidak demikian, dialah yang
disebut Munafiq.
Macam-macam Nifaq: 1) Nifaq Besar (nifaq
aqidah); Mendustakan Rasulullah
saw secara parsial dan keseluruhan. Mendustakan
sebagian ajaran yang dibawa Rasulullah saw. Membenci Rasulullah saw. Membenci
sebagian ajaran yang dibawa Rasulullah saw. Merasa gembira dengan kekalahan
agama Rasulullah saw. Merasa benci dengan kemenangan agama Rasulullah saw. 2) Nifaq
Kecil (nifaq amali); Dusta dalam perkataan. Tidak menepati janji. Mengkhianati
amanah. Berlaku curang ketika bertengkar dengan jalan keluar dari aturan akhlak
yang luhur. Penipuan.
B.
Saran
Beribadah dan mintalah
hanya kepada Allah. Selalu bersyukurlah atas segala nikmat yang diberikan
Allah. Kemudian jadilah diri yang senantiasa jujur dengan apa yang terjadi,
jangan membohongi diri sendiri maupun orang lain. Hindarilah perbuatan syirik,
kufur dan nifaq. Terakhir, Jadikanlah makalah ini sebagai media untuk memahami
tentang “’Ilmu Asbab al Nuzul”. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang
kontruktif dari pembaca demi kesempurnaan penulisan makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Chafa. “Dampak Nifaq”. 4 September 2015. https://aimachafa.wordpress.com/2012/08/09/makna-nifaqseca/.html
Ibrahim bin Muhammad bin Abdullah Al-Buraikan. 1998. Pengantar
Studi Aqidah Islam. Jakarta: Robbani.
Mas’ud Izzul Mujahid. 2010. Vonis Kafir. Solo:
Jazera.
Rehan. “Akibat Buruk dari Syirik”. 4 September 2015. http://renhan.kemhan.go.id/?pg=73&id=1456.html
[3] Sebagian ulama membagi syirik menjadi tiga; (1) Syirik Akbar (2)
Syirik Asghar dan (3) Syirkul Khofiy
[4] Ibrahim bin Muhammad bin
Abdullah Al-Buraikan, Pengantar Studi Aqidah Islam, (Jakarta: Robbani
Press, 1998), hlm. 222.
[9] HR. Tirmidzi dari
Abdullah, Sunan al-Tirmidzi, Kitab al-Da’awat (115) No. 3571, vol. V,
hal. 258, Daar el-Fikr.
[23] HR. Abu Daud dari Abu
Hurairah, Sunan Abu Daud, Kitan al-Thib (3904), vol. III-IV, hal 229, Daar
el-Fikr
[26] HR. Bukhari dari Abdillah
bin Amr, Shahh Bukhari, Kitab al-Syahadat (28), vol. III, hal. 162,
al-Maktabat al-Islamiah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar