Sabtu, 09 April 2016

MAKNA SYIRIK, KUFUR DAN NIFAQ

MAKNA SYIRIK, KUFUR DAN NIFAQ
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Ilmu Tauhid
Semester I
Dosen Pengampu : Drs. Soeparyo, M.Ag.
Description: C:\Users\Makis YNWA\Pictures\unnamed (2).png









Disusun Oleh:
1.      Fariha Maulia Rizqi     (1503056077)
2.      Aizaul Kholilah            (1503056078)
3.      Makis Setiawan            (1503056079)

 


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Islam mengajarkan kepada umat manusia untuk senantiasa bersyukur atas segala pemberian Allah. Nikmat yang diberikan Allah kepada hambanya sangatlah banyak, hingga seorang hamba sendiri pun tidak mampu menghitungnya. Dengan bersyukur maka Allah akan menambahkan nikmat, dan apabila kufur atau ingkar atas nikmat Allah, maka azab lah yang menjadi balasannya.
 Lawan dari syukur adalah kufur. Yaitu tidak mau bersyukur dan mengingkari nikmat Allah. Selain kufur akhlak tercela lainnya adalah nifaaq dan syirik. Ketiga perbuatan itu sangat dibenci Allah, karena ketiga perbuatan tersebut tidak sesuai ajaran Islam. Umat Islam wajib menjauhi perbuatan-peerbuatan tercela tersebut.
Kufur erat kaitannya dengan sang pencipta, Allah. Sementara nifaq erat hubungnnya dengan sesama manusia, walaupun tidak menutup kemungkinan nifaq bisa berhubungan dengan Allah. Kendati demikian, akhlak-akhlak tercela tersebut wajib di tingglkan umat Islam agar tidak terjerumus pada jurang neraka.
B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dalam makalah ini mencoba untuk mengkaji tentang “Makna Kufur dan Nifaq” yang dirumuskan dalam beberapa masalah, yaitu:
1.      Apa pengertian, jenis dan dampak dari syirik?
2.      Apa pengertian, jenis dan dampak dari kufur?
3.      Apa pengertian, jenis dan dampak dari nifaq?

BAB II
P
EMBAHASAN

A.    Syirik
1.      Pengertian Syirik
Syirik adalah menyamakan Allah dengan selain-Nya dalam perkara-perkara yang menjadi kekhususan Allah. Mengingkari Rububiyah Allah atau sesuatu dari kekhususan-kekhususan-Nya atau mengakui memiliki sesuatu dari kekhususan tersebut atau membenarkan orang yang mengakuinya.[1]
Orang yang berbuat syirik dalam beribadah, ibarat orang yang telah bersuci kemudian berhadats sehingga kesuciannya batal. Demikian pula kesyirikan, ia akan menghapus seluruh amal serta menjadikan pelakunya kekal di neraka.[2]
2.      Macam-macam Syirik
Ibnul Qayyim membagi syirik menjadi dua[3] yakni syirik Akbar (besar) dan syirik asghar (kecil).
a.      Syirik Akbar (besar)
Syirik besar adalah bahwa ia menjadikan sekutu selain Allah yang ia sembah dan taati sama seperti ia menyembah dan menaati Allah.[4] Apabila pelaku syirik besar meninggal dunia sebelum bertobat maka ia tidakakan diampuni, sehingga ia kekal di neraka. Akan tetapi, jika pelaku syirik ini sempat bertobat sebelum meninggal, Allah akan mengampuninya.
Syirik besar ada enam macam[5], yaitu:
v  Syirik Doa
Yaitu berdo’a kepada selain Allah sama seperti berdo’a kepada Allah, baik sebagai permohonan maupun sebagai ibadah. Jika dengan doa itu ia memohon manfaat atau meminta dihindarkan dari bahaya, maka ia disebut sebagai doa permohonan. Jika dengan doa itu menunjukkan kepasrahan dan ketunfukan kepada Allah, maka itu disebut doa ibadah. Kedua doa itu tidak ditujukan kecuali hanya kepada Allah karena tidak boleh menyembah selain Allah dengan kedua doa itu.[6]
tA$s%ur ãNà6š/u þÎTqãã÷Š$# ó=ÉftGór& ö/ä3s9 4 ¨bÎ) šúïÏ%©!$# tbrçŽÉ9õ3tGó¡o ô`tã ÎAyŠ$t6Ïã tbqè=äzôuy tL©èygy_ šúï̍Åz#yŠ ÇÏÉÈ
Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku[7] akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina". (Q.S. Al-Mu’min: 60)

Maka kita tidak boleh memohon kepada makhluk yang sudah mati atau gaib untuk memenuhi kebutuhan atau mengeluarkan dari suti musibah. Doa di sini lebih umum dari sekadar menghilangkan musibah, memohon pertolongan atau memohon sesuatu yang diinginkan.[8] Padahal Allah telah memerintahkan manusia untuk hanya berdoa kepada-Nya, karena juga doa adalah ibadah dan ketaatan yang paling utama. Allah berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah: 186
#sŒÎ)ur y7s9r'y ÏŠ$t6Ïã ÓÍh_tã ÎoTÎ*sù ë=ƒÌs% ( Ü=Å_é& nouqôãyŠ Æí#¤$!$# #sŒÎ) Èb$tãyŠ ( (#qç6ÉftGó¡uŠù=sù Í< (#qãZÏB÷sãø9ur Î1 öNßg¯=yès9 šcrßä©ötƒ ÇÊÑÏÈ  
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
Rasulullah SAW. bersabda:
سَلُوْا اللهَ مِنْ فَضْلِهِ فَاِ نَّ اللهَ يُحِبُّ أَنْ يُسْأَلَ
“Mintalah kepada Allah keutamanNya, karena sesungguhnya Allah senang untuk dimintai.”[9]
v  Syirik dalam Niat, Motivasi dan Tujuan
Yaitu bahwa seorang hamba melakukan suatu pekerjaan dengan niat, motivasi dan tujuan mutlak selain Allah. Ini adalah syirik dalam aqidah dan keyakinan.[10] Allah berfirman dalam Q.S. Hud:15-16
`tB tb%x. ߃̍ムno4quŠysø9$# $u÷R9$# $uhtFt^ƒÎur Åe$uqçR öNÍköŽs9Î) öNßgn=»yJôãr& $pkŽÏù óOèdur $pkŽÏù Ÿw tbqÝ¡yö7ムÇÊÎÈ   y7Í´¯»s9'ré& tûïÏ%©!$# }§øŠs9 öNçlm; Îû ÍotÅzFy$# žwÎ) â$¨Y9$# ( xÝÎ7ymur $tB (#qãèuZ|¹ $pkŽÏù ×@ÏÜ»t/ur $¨B (#qçR$Ÿ2 tbqè=yJ÷ètƒ ÇÊÏÈ  
15. Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka Balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.
16. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.[11]
Dalam ayat ini Allah menjelaskan, bahwa manusia yang menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya, motivasi darimana kecintaan dan kemarahannya bersumber, tujuan yang untuknyaia bersekutu atau memusuhi sesuatu, maka ia akan mendapatkan dari dunia apa yang telah ditentukan baginya. Akan tetapi, diakhirat ia akan masuk ke dalam neraka. Semua amal shalehnya yang dilakukannya untuk tujuan duniawi akan batal.[12]
v  Syirik dalam Ketaatan
Yaitu menyamakan sembahan selain Allah dengan Allah dalam hal hak menetukan syariat dan hukum. Karena membuat syariat, hukum dan memerintah adalah hak khusus Allah.[13] Q.S. Al-An’am: 57
ÈbÎ) ãNõ3ßÛø9$# žwÎ) ¬!
“Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah.”

Q.S. Al-maidah: 49
Èbr&ur Nä3ôm$# NæhuZ÷t/ !$yJÎ/ tAtRr& ª!$#
“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah.”
v  Syirik dalam Cinta
Yaitu bahwa ia mencintai sesuatu selain Allah sama dengan cintanya kepada Allah, atau mungkin lebih banyak. Dan cinta menimbulkan ketundukan dan kepasrahan. Q.S. Al-Baqarah: 165
šÆÏBur Ĩ$¨Z9$# `tB äÏ­Gtƒ `ÏB Èbrߊ «!$# #YŠ#yRr& öNåktXq6Ïtä Éb=ßsx. «!$# ( tûïÉ©9$#ur (#þqãZtB#uä x©r& ${6ãm °! 3
Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman Amat sangat cintanya kepada Allah.

Maksudnya, sebagian kaum musyrik ada yang menajdikan bagi Allah sekutu dan tandingan yang mereka cintai dengan kecintaan yang sama atau lebih kepada Allah. Tentu saja dengan derajat cinta kepada sekutu dan tanduingan itu yang berbeda-beda di antara mereka. Tetapi kecintaan orang-orang beriman kepada Allah lebih kuat daripada kecintaan kaum musyrikin.kepada sembahan mereka. Atau bahwa kecintaan kaum mukmin kepada Allah lebih kuat daripada kecintaan kaum musyrukun kepada Allah. Sebab cinta kaum mukmin murni hanya kepada Allah, sedang cinta kaum musyrik tidak murni dan mendua.
Cinta kaum musyrik kepada Allah adalah sia-sia belaka. Sedang cinta orang-orang beriman dibalas dengan cinta yang sama dari Allah. Cinta Allah bahkan lebih agung dan lebih mulia daripada cinta kaum mukmin kepada Allah.[14] (Q.S. Al-Maidah: 54)
öNåk:Ïtä çmtRq6Ïtäur
Ia mencintai mereka dan mereka mencintai-Nya
v  Syirik dalam Rasa Takut
Yaitu takut yang timbul dari asumsi atau keyakinan akan terjadinya suatu mudharat. Yang dimaksud dengan rasa takut di sini adalah puncak tertinggi, ujung dan penghabisannya yang tidak boleh diberikan kecuali hanya kepada Allah. Q.S. Ali-imran: 175
Ÿxsù öNèdqèù$ys? Èbqèù%s{ur bÎ) LäêZä. tûüÏZÏB÷sB ÇÊÐÎÈ
Maka janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman.

Q.S. Al-Maidah: 3
ôŸxsù öNèdöqt±øƒrB Èböqt±÷z$#ur 4
Maka janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah hanya kepada-Ku

Selanjutnya, rasa takut dibagi menjadi tiga[15] bagian:
Pertama, ketakutan yang bersifat syirik, yang ini ada dua macam:
Ø  Takut Keyakinan. Yaitu takut kepada patung dan berhala. Kaum musyrikin pernah menakut-nakuti Rasulullah SAW. dengan patung dan berhala. Q.S. Az-Zumar: 36
štRqèùÈhqsƒäur šúïÏ%©!$$Î/ `ÏB ¾ÏmÏRrߊ 4
Dan mereka mempertakuti kamu dengan (sembahan-sembahan) yang selain Allah
Ini adalah syirik besar dan bertempat dalam hati. Karena itu ia disebut bersifat keyakinan.
Ø  Takut Amal. Yaitu takut kepada manusia yang menyebabkan ia meninggalkan kewajiban atau melakukan larangan Allah. Ini bertentangan dengan kesempurnaan tauhid, maka ia digolongkan ke dalam syirik kecil. Q.S. Ali-Imran: 173
tûïÏ%©!$# tA$s% ãNßgs9 â¨$¨Z9$# ¨bÎ) }¨$¨Z9$# ôs% (#qãèuKy_ öNä3s9 öNèdöqt±÷z$$sù
(yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia [16]telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka".

Kedua, takut yang wajar. Yaitu takut yang timbul secara wajar. Misalnya takut pada singa, musuh yang menyerang tiba-tiba dan semacamnya. Takut ini boleh dan mubah. Allah melukiskan Musa a.s. dalam Al-Qur’an dengan rasa takut semacam ini: Q.S. Al-Qasash: 21
yltsƒmú $pk÷]ÏB $Zÿͬ!%s{ Ü=©%uŽtItƒ
Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu[17]

Ketiga, takut tauhid yang wajib. Yaitu takut kepada Allah dengan ketakutan yang sepenuh-penuhnya. Ini adalah lawan dari takut syirik pada yang pertama tadi.
v  Syirik dalam tawakal
Tawakal adalah menyerahkan urusan sepenuhnya kepada Allah dan berhgantung kepada-Nya dalam memperoleh suatu keinginan. Dengan pengertian ini maka tawakal tidak boleh dilakukan kecuali hanya kepada Allah. Q.S. A-Furqon: 58
ö@ž2uqs?ur n?tã ÇcyÛø9$# Ï%©!$# Ÿw ßNqßJtƒ
Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati.
b.      Syirik Asghar (kecil)
Syirik kecil adalah bahwa ia menyamakan sesuatu selain Allah dengan Allah dalam bentuk perkataan atau perbuatan. Syirik dalam bentuk amal adalah riya’. Sedang dalam bentuk perkataan lisan adalah lafaz-lafaz yang mengandung makna menyamakan Allah dengan sesuatu yang lain. Misalnya, ia megatakan: “ Apa yang dikehendaki Allah dan aku kehendaki.” Atau: “Ya Allah, ampunilah aku jika Engkau mau”. Pelaku syirik asghar berada dalam masyi’atulah (kehendak Allah). Sebagian ulama mendefinisikan dengan segala sesuatu yang merupakan kategori syirik namun belum mencapai syirik besar.
Bisa saja pelaku syirik kecil diampuni Allah. Sebaliknya bisa saja ia dihukum, walaupun demikian ia tetap masuk jannah karena syirik kecil tidak mengekalkan pelakunya di neraka.
Beberapa contoh syirik kecil: [18]
ì  Riya’
Riya’ adalah menampakkan perbuatan baik di hadapan orang lain atau memperbagus suatu perbuatan di hadapan orang lain agar dipuji atau disanjung.
ì  Beramal dengan tujuan mencari dunia semata
Apabila niat ibadah seseorang hanya untuk dunia semata, misalnya berperang hanya untuk mendapat ghanimah, jenis ini termasuk syirik kecil, dapat menghapus nilai ibadahnya.adapun bila menduakan niat (untuk allah dan untuk manfaat di dunia), hal ini diperbolehkan. Namun, nilai ibadahnya akan terkurangi sesuai dengan kadar niatnya dalam mencari dunia.
ì  Bersumpah dengan selain Allah
Bersumpah dengan selain Allah masuk dalam kategori syirik kecil jika tidak ada niatan mengagungkan sesuatu  yang dijadikan untuk bersumpah. Bila ada niatan untuk mengagungkan sesuatu yang dijadikan untuk bersumpah maka ia telah berbuat syirik besar, ia murtad dari islam.
ì  Tathayyur
Tathayyur atau thiyarah adalah menjadikan suatu makhluk sebagai tanda keberuntungan atau kerugian.
ì  At-Tama’im (jimat)
At-Tama’im adalah bentuk jamak dari tamimah, yaitu suatu benda (jimat) yang dikalungkan di leher atau bagian dari tubuh seseorang dengan tujuan mendatangkan manfaat atau menolak mudarat.
ì  Ar-Ruqa’ (mantera dan jampi-jampi)
Ar-Ruqa’ adalah bentuk jamak dari ruqyah yang berarti doa perlindungan yang biasa dipakai sebagai jampi bagi orang sakit. Ruqyah dibagi menjadi dua, yaitu ruqyah syar’iyah dan ruqyah bid’ah. Ruqyah dinyatakan syar’I apabila memenuhi syarat berikut:
ü  Harus menggunakan kalamullah (Al-Qur’an), atau nama-Nya, sifat-Nya, atau dengan doa-doa yang ma’tsur (diriwayatkan Rasulullah).
ü  Dengan bahasa Arab.
ü  Maknanya bisa dipahami.
ü  Tidak ada unsur yang haram, seperti beristighatsah kepada selain Allah atau kerjasama dengan jin.
ü  Meyakini bahwa ruqyah hanya sebagai sarana bukan sang penyembuh.

3.      Dampak dari Syirik
a.       Syirik menghinakan kemuliaan manusia, menurunkan derajat dan martabatnya. Sebab Allah menjadikan manusia sebagai hamba Allah di muka bumi. Allah memuliakannya, mengajarkan seluruh nama-nama, lalu menundukkan baginya apa yang ada di langit dan di bumi semuanya. Allah telah menjadikan manusia sebagai penguasa di jagad raya ini. Tetapi kemudian ia tidak mengetahui derajat dan martabat dirinya. Ia lalu menjadikan sebagian dari makhluk Allah sebagai Tuhan dan sesembahan. Ia tunduk dan menghinakan diri kepadanya.
b.      Syirik adalah sarang khurofat dan kebatilan. Dalam sebuah masyarakat yang akrab dengan perbuatan syirik, “barang dagangan” dukun, tukang nujum, ahli nujum, ahli sihir dan yang semacamnya menjadi laku keras. Sebab mereka mendakwahkan (mengklaim) bahwa dirinya mengetahui ilmu ghaib yang sesungguhnya tak seorangpun mengetahuinya kecuali Allah. Jadi dengan adanya mereka, akal manusia dijadikan siap untuk menerima segala macam khurofat/ takhayul serta mempercayai para pendusta (dukun). Sehingga dalam masyarakat seperti ini akan lahir generasi yang tidak mengindahkan ikhtiar (usaha) dan mencari sebab serta meremehkan sunnatullah (ketentuan Allah).
c.       Syirik adalah kedholiman yang paling besar. Yaitu dhalim terhadap hakikat yang agung yaitu (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah). Adapun orang musyrik mengambil selain Allah sebagai Tuhan serta mengambil selainNya sebagai penguasa. Syirik merupakan kedhaliman dan penganiayaan terhadap diri sendiri. Sebab orang musyrik menjadikan dirinya sebagai hamba dari makhluk yang merdeka. Syirik juga merupakan kezhaliman terhadap orang lain yang ia persekutukan dengan Allah karena ia telah memberikan sesuatu yang sebenarnya bukan miliknya.
d.      Syirik sumber dari segala ketakutan dan kecemasan. Orang yang akalnya menerima berbagai macam khurofat dan mempercayai kebatilan, kehidupannya selalu diliputi ketakutan. Sebab dia menyandarkan dirinya pada banyak tuhan. Padahal tuhan-tuhan itu lemah dan tak kuasa memberikan manfaat atau menolak bahaya atas dirinya.
Karena itu, dalam sebuah masyarakat yang akrab dengan kemusyrikan, putus asa dan ketakutan tanpa sebab merupakan suatu hal yang lazim dan banyak terjadi. Allah berfirman: “Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang yang kafir rasa takut disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak memberikan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka adalah Neraka, dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang dhalim”. (Ali-Imran: 151)
e.       Syirik membuat orang malas melakukan pekerjaan yang bermanfaat. Syirik mengajarkan kepada para pengikutnya untuk mengandalkan para perantara, sehingga mereka meremehkan amal shalih. Sebaliknya mereka melakukan perbuatan dosa dengan keyakinan bahwa para perantara akan memberinya syafa’at di sisi Allah. Begitu pula orang-orang kristen melakukan berbagai kemungkaran, sebab mereka mempercayai Al-Masih telah menghapus dosa-dosa mereka ketika di salib. Sebagian umat Islam mengandalkan syafaat Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam tapi mereka meninggalkan kewajiban dan banyak melakukan perbuatan haram. Padahal Rasul Shallallaahu alaihi wa Sallam berkata kepada putrinya: “Wahai Fathimah binti Muhammad, mintalah dari hartaku sekehendakmu (tetapi) aku tidak bermanfaat sedikitpun bagimu di sisi Allah”. (HR. Al-Bukhari).
f.       Syirik menyebabkan pelakunya kekal dalam Neraka. “Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya Surga dan tempatnya ialah Neraka, dan tidaklah ada bagi orang-orang dhalim itu seorang penolongpun”. (Al-Maidah: 72).
g.      Syirik memecah belah umat. “Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang memper-sekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka”. (Ar Ruum: 31-32)
B.     Kufur
1.      Pengertian Kufur
Secara bahasa Kufur merupakan antonim dari iman. Kata kufur berasal dari kata kafara-yakfuru, pada dasarnya kata kufur bermakna taghthiyyah (menutupi). Menurut Ibnu Mandzur, kata kufur aslinya bermakna taghthiyyatusy syai’ (menutup sesuatu sampai tidah tampak). Al-Laits berkata, “Orang kafir dinamakan kafir karena kekafiran telah menutupi hatinya. “Ibnu Sikkit bertutur,”…Orang kafir dinamakan kafir karena ia menyembunyikan (menutupi) nikmat Allah.”[19]
Secara Terminologi Ibnu Taimiyah berkata, “Kufur adalah tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, baik disertai pendustaan atau tidak. Atau karena berpaling mengikuti Rasulullah karena hasad (dengki) atau sombong. Atau karena mengikuti hawa nafsu yang memalingkan pemiliknya dari mengikuti risalah illahi.”[20]
2.      Jenis-jenis Kufur[21]
1.      Kufur Besar; yaitu mengingkari bagian tertentu dari Islam yang tanpa bagian itu keislaman seseorang menjadi batal.
2.      Kufur Kecil; yaitu mengingkari bagian tertentu dari Islam yang tanpa bagian itu keislaman seseorang menjadi Sempurna.
Perbedaan antara kedua jenis ini adalah:
Ø  Kufur besar membatalkan amal. Q.S. Ibrahim: 18
ã@sW¨B šúïÏ%©!$# (#rãxÿx. óOÎgÎn/tÎ/ ( óOßgè=»yJôãr& >Š$tBtx. ôN£tFô©$# ÏmÎ/ ßwÌh9$# Îû BQöqtƒ 7#Ϲ%tæ (
Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti Abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang.
Sedang kufur kecil tidak membatalkan amal.
Ø  Kufur besar menyebabkan keabadian dalam neraka. Q.S. Muhammad: 12
tûïÏ%©!$#ur (#rãxÿx. tbqãè­FyJtFtƒ tbqè=ä.ù'tƒur $yJx. ã@ä.ù's? ãN»yè÷RF{$# â$¨Y9$#ur Yq÷WtB öNçl°; ÇÊËÈ  
Dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka Makan seperti makannya binatang. dan Jahannam adalah tempat tinggal mereka.
Sedang kufur kecil tidak mengharuskan pelakunya masuk neraka.
Ø  Jika seseorang mati dalam keadaan masih kufur besar maka ia tidak akan diampuni, sedang jika ia mati dalam keadaan kufur kecil maka ia diserahkan kepada kehendak Allah.
Ø  Kufur besar menyebabkan darah, harta, dan jiwa pelakunya tidak berhak mewarisi keluarganya yang Muslim, begitu juga sebaliknya.
Ø  Kufur besar menyebabkan pelakunya keluar dari Islam sedang kufur kecil tidak menyebabkan pelakunya keluar dari Islam, tapi ia dianggap Mukmin dengan keimanan yang kurang.
Ø  Kufur besar adalah kufur aqidah yang kaitannya dengan hati, sedang kufur kecil adalah kufur amali yang kaitannya adalah badan.
Jenis-jenis kufur besar:
1.      Kufur takzib (pendustaan). Maksudnya, menyampaikan kebenaran yang bertentangan dengan kenyataan sebenarnya atau mengklaim bahwa Rasulullah membawa ajaran yang bertentangan dengan kebenaran.
2.      Kufur kesombongan dengan tetap membenarkan. Maksudnya, bahwa ia tetap membenarkan kebenaran yang dibawa Rasulullah saw. tapi ia menolak mengikutinya karena kesombongan dan keangkuhan.
3.      Kufur keraguan. Maksudnya, keragu-raguan dalam meyakini atau melaksanakan kebenaran, padahal keimanan yang dituntut dari seorang Mukmin adalah keyakinan akan kebenaran ajaran yang dibawa oleh Rasulullah saw. tanpa sedikit pun keraguan.
4.      Kufur I’radh (berpaling dari kebenaran). Maksudnya, meninggalkan kebenaran dengan jalan tidak mempelajari dan mengamalkannya, baik yang bersifat perkataan atau perbuatan atau keyakinan, secara parsial atau keseluruhan.
5.      Kufur Nifaq. Maksudnya, mengingkari kebenaran yang dibawa Rasulullah saw. dalam batin tapi tetap menampakkan diri mengikutinya secara lahir. Jadi, dalam hati ia kafir, di luar ia kelihatan beriman.


Jenis-jenis kufur kecil:
1.      Kufur nikmat
Q.S. an-Nahl: 83
tbqèù̍÷ètƒ |MyJ÷èÏR «!$# ¢OèO $pktXrãÅ6ZムãNèdçŽsYò2r&ur šcrãÏÿ»s3ø9$# ÇÑÌÈ
Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir.
2.      Meniggalkan shalat
Q.S. At-Taubah: 11
bÎ*sù (#qç/$s? (#qãB$s%r&ur no4qn=¢Á9$# (#âqs?#uäur no4qŸ2¨9$# öNä3çRºuq÷zÎ*sù Îû Ç`ƒÏe$!$#
Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, Maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama.
3.      Mendatangi peramal
Dasarnya adalah sabda Nabi saw: “Barangsiapa yang mendatangi seorang dukun peramal, lalu ia percaya pada ucapannya, maka ia telah kafir kepada apa yang telah diturunkan kepada Muhammad saw.”[22]
4.      Menyetubuhi wanita dari duburnya
Dasarnya adalah sabda Nabi saw: “ Siapa yang mendatangi (menyetubuhi) seorang wanita yang sedang haid dari duburnya, maka ia telah kafir kepada apa yang telah diturunkan kepada Muhammad saw.”[23]

3.      Dampak dari Kufur
a.       Mendapatkan azab dari Allah
b.      Segala nikmat yang diberikan Allah tidak akan ditambah, atau bahkan diambil kembali
c.       Kufur akan menutup rahmat serta ampunan dari Allah
d.      Balasan baginya adalah neraka
C.    Nifaq
1.      Pengetian Nifaq
Nifaq dalam bahasa Arab diambil dari kata Nafiqul Yarbu’  yang berarti lubang tikus, karena biasanya tikus selalu menampakkan jalan masuknya ke lubang, Namun tidak menampakkan jalan keluarnya. Jadi arti dasarnya adalah menampakkan sesuatu dan menyembunyikan lawannya.[24]
Dalam terminologi Islam, nifaq adalah menampakkan apa yang sesuai dengan kebenaran, dan menyembunyikan apa yang bertentangan dengannya. Seseorang yang menampakkan kebaikan, padahal kondisi batin dan perbuatannya tidak demikian, dialah yang disebut Munafiq. Perbuatannya disebut nifaq.[25]
2.      Macam-macam Nifaq
a)    Nifaq Besar (nifaq aqidah)
Yaitu menyembunyikan kekufuran dalam hati dan menampakkan keimanan dalam lisan dan perbuatan.
Ada enam jenis Nifaq Besar:
1)      Mendustakan Rasulullah saw secara parsial dan keseluruhan.
2)      Mendustakan sebagian ajaran yang dibawa Rasulullah saw.
3)      Membenci Rasulullah saw.
4)      Membenci sebagian ajaran yang dibawa Rasulullah saw.
5)      Merasa gembira dengan kekalahan agama Rasulullah saw.
6)      Merasa benci dengan kemenangan agama Rasulullah saw.

b)   Nifaq Kecil (nifaq amali)
Yaitu bila perbuatannya yang tampak berbeda  dengan apa yang di syariatkan Islam.
Ada lima jenis Nifaq Kecil:
1)      Dusta dalam perkataan
2)      Tidak menepati janji.
3)      Mengkhianati amanah.
4)      Berlaku curang ketika bertengkar dengan jalan keluar dari aturan akhlak yang luhur. Seperti ketika berbicara melebih-lebihkan permasalahan dengan segala kebohongan.
5)      Penipuan.
Rasulullah mengimpulkan sifat-sifat orang munafiq dalam sabdanya:
 اية المنافق اربع : اذا حدث كذب , واذا وعد اخلف , واذا خاصم فجر, واذا عاهذ غدر
“Tanda-tanda orang munafiq itu ada empat: jika berkata ia dusta, jika berjanji ia mengingkari, jika bertengkar ia berlaku curang, dan jika berjanji ia berkhianat.”(HR. Bukhari).[26]
Nifaq lebih berbahaya daripada kufur. Sebab, kekufuran adalah perbuatan yang tampak, karenanya mudah diketahui, sedang nifaq tidak tampak dan karenanya tidak dideteksi dengan mudah dan cepat. Itulah sebabnya orang munafik lebih berbahaya daripada orang kafir, bagi keruntuhan Islam.
3.      Dampak dari Nifaq
a.       Bagi diri sendiri
  • Tercela dalam pandangan Alloh swt. dan sesama manusia sehingga dapat menjatuhkan nama baiknya sendiri.
  • Hilangnya kepercayaan dari orang lain atas diri.
  • Tidak disenangi dalamj pergaulan hidup sehari-hari
  • Bisa mempersempit  jalan untuk memperoleh Rizqi kaqrena orang lain tidak mempercayainya lagi.
  • Mendapat siksa yang amat pedih kelak di hari akhir.
b.      Bagi Orang Lain
  • Menimbulkan kekecewaan hati sehingga dapat merusak hubungan persahabatan yang terjalin baik. Apabila kekecewaan terlalu mendalam sehingga tidak mampu mengendalikan,  tidak mustahil terjadi tindakan-tindakan anarkhis.
  • Membuka peluang munculnya fitnah karena ucapan dan perbuaatannya yang tidak menentu.
  • Mencemarkan nama baik keluarga dan masyarakat sekitarnya sehingga merasa malu karenanya.






                                              








BAB III
PENUTUP

A.  Simpulan
Syirik adalah menyamakan Allah dengan selain-Nya dalam perkara-perkara yang menjadi kekhususan Allah. Macam-macam Syirik: 1) Syirik Akbar (besar); Syirik Doa, Syirik dalam Niat, Motivasi dan Tujuan, Syirik dalam Ketaatan, Syirik dalam Cinta, Syirik dalam Rasa Takut, Syirik dalam tawakal. 2) Syirik Asghar (kecil); Riya’, Beramal dengan tujuan mencari dunia semata, Bersumpah dengan selain Allah, Tathayyur, At-Tama’im (jimat), Ar-Ruqa’ (mantera dan jampi-jampi).
Secara bahasa Kufur merupakan antonim dari iman. Kata kufur berasal dari kata kafara-yakfuru, pada dasarnya kata kufur bermakna taghthiyyah (menutupi). Ibnu Taimiyah berkata, “Kufur adalah tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, baik disertai pendustaan atau tidak. Atau karena berpaling mengikuti Rasulullah karena hasad (dengki) atau sombong. Atau karena mengikuti hawa nafsu yang memalingkan pemiliknya dari mengikuti risalah illahi.”
Jenis-jenis Kufur: 1) Kufur besar; Kufur takzib (pendustaan), Kufur kesombongan dengan tetap membenarkan, Kufur keraguan, Kufur I’radh (berpaling dari kebenaran), Kufur Nifaq. 2) Kufur kecil; Kufur nikmat, Meniggalkan shalat, Mendatangi peramal, Menyetubuhi wanita dari duburnya.
Nifaq adalah menampakkan sesuatu dan menyembunyikan lawannya. Dalam terminologi Islam, nifaq adalah menampakkan apa yang sesuai dengan kebenaran, dan menyembunyikan apa yang bertentangan dengannya. Seseorang yang menampakkan kebaikan, padahal kondisi batin dan perbuatannya tidak demikian, dialah yang disebut Munafiq.
Macam-macam Nifaq: 1) Nifaq Besar (nifaq aqidah); Mendustakan Rasulullah saw secara parsial dan keseluruhan. Mendustakan sebagian ajaran yang dibawa Rasulullah saw. Membenci Rasulullah saw. Membenci sebagian ajaran yang dibawa Rasulullah saw. Merasa gembira dengan kekalahan agama Rasulullah saw. Merasa benci dengan kemenangan agama Rasulullah saw. 2) Nifaq Kecil (nifaq amali); Dusta dalam perkataan. Tidak menepati janji. Mengkhianati amanah. Berlaku curang ketika bertengkar dengan jalan keluar dari aturan akhlak yang luhur. Penipuan.

B.     Saran
Beribadah dan mintalah hanya kepada Allah. Selalu bersyukurlah atas segala nikmat yang diberikan Allah. Kemudian jadilah diri yang senantiasa jujur dengan apa yang terjadi, jangan membohongi diri sendiri maupun orang lain. Hindarilah perbuatan syirik, kufur dan nifaq. Terakhir, Jadikanlah makalah ini sebagai media untuk memahami tentang “’Ilmu Asbab al Nuzul”. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang kontruktif dari pembaca demi kesempurnaan penulisan makalah berikutnya.











DAFTAR PUSTAKA

Chafa. “Dampak Nifaq”. 4 September 2015. https://aimachafa.wordpress.com/2012/08/09/makna-nifaqseca/.html
Ibrahim bin Muhammad bin Abdullah Al-Buraikan. 1998. Pengantar Studi Aqidah Islam. Jakarta: Robbani.
Mas’ud Izzul Mujahid. 2010. Vonis Kafir. Solo: Jazera.
Rehan. “Akibat Buruk dari Syirik”. 4 September 2015. http://renhan.kemhan.go.id/?pg=73&id=1456.html



[1] Mas’ud Izzul Mujahid Bin Faishol, Vonis Kafir, (Solo: Jazera, 2010), hlm. 42.
[2] Ibid.
[3] Sebagian ulama membagi syirik menjadi tiga; (1) Syirik Akbar (2) Syirik Asghar dan (3) Syirkul Khofiy
[4] Ibrahim bin Muhammad bin Abdullah Al-Buraikan, Pengantar Studi Aqidah Islam, (Jakarta: Robbani Press, 1998), hlm. 222.
[5] Ibid., hlm. 225.
[6] Ibid.
[7] Yang dimaksud dengan menyembah-Ku di sini ialah berdoa kepada-Ku.
[8] Ibid., hlm. 227.
[9] HR. Tirmidzi dari Abdullah, Sunan al-Tirmidzi, Kitab al-Da’awat (115) No. 3571, vol. V, hal. 258, Daar el-Fikr.
[10] Ibrahim. Op.Cit., hlm. 234.
[11] Maksudnya: apa yang mereka usahakan di dunia itu tidak ada pahalanya di akhirat.
[12] Ibid., hlm. 235.
[13] Ibid., hlm. 236.
[14] Ibid., hlm. 240-241.
[15] Ibid., hlm. 246.
[16] Maksudnya: orang Quraisy.
[17] Maksudnya: merasa sangat khawatir, kalau-kalau ada orang yang menyusul untuk menangkapnya.

[18] Ibid., hlm. 252-274.
[19] Mas’ud. Op.Cit., hlm. 32.
[20] Ibid.
[21] Ibrahim. Op.Cit., hlm. 278.
[22] HR. Imam Ahmad dari Abu hurairah, Musnad Imam Ahmad, vol. II, hal. 429, Daar el-Fikr.
[23] HR. Abu Daud dari Abu Hurairah, Sunan Abu Daud, Kitan al-Thib (3904), vol. III-IV, hal 229, Daar el-Fikr
[24] Ibrahim. Op.Cit., hlm. 291.
[25] Ibid.
[26] HR. Bukhari dari Abdillah bin Amr, Shahh Bukhari, Kitab al-Syahadat (28), vol. III, hal. 162, al-Maktabat al-Islamiah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar