Sabtu, 09 April 2016

MAKALAH Akhlakterpuji

Akhlakterpuji
Ciriciri,syaratsyaratdancontohdalamprilakusehari hari
1.TAUBAT
Taubat hukumnya wajib ,sebagaimana di tegaskan oleh syaikh abi zakariya yahya bin syarif an nawawi dalam kitabnya  “ar riyadlus shalihin” bahwa taubat itu wajib dari tiap dosa.maka jika ma’shiyat (dosa) itu hanya antara ia dan Allah SWT ,tiada sangkut pautnya dengan manusia ,syaratnya ada tiga yang harus dilakukan ,yaitu :
1.       Harus meninggalkan ma’shiyatnya.
2.       Harus menyesali perbuatan yang  telah terlanjur dilakukannya.
3.       Niat bersungguh sungguh tidak mengulangi perbuatan itu kembali.
Dan apabila dosa itu ada hubungannya dengan hak manusia ,maka taubatnya di tambah syarat keempat ,yaitu :
4.       Menyelesaikan urusannya dengan orang yang berhak dengan minta maaf atau mengembalikan apa yang harus dikembalikan.


Mengapa pertama kali seorang shufi di isyaratkan bertaubat.karena manusia tidaklah terlepas dari kesalahan dan dosa,baik dilakukan sengaja maupun tidak sengaja. Manusia mesti melakukan hal itu.                                kesalahan. Diantaranya masalah yang menyebabkan manusia berbuat salah atau melakukan kesalahan adalah :
a.       Penyebabnya ada pada diri manusia itu sendiri
b.      Manusia adalah makhluk yang lemah dan mudah terpengaruh.
c.       Ada oknum –oknum yang menghendaki agar rohani manusia menjadi sakit
d.      Ilmu pengetahuan manusia sangat terbatas sekali
e.      Dan karena penyakit rohani tersebut sering pula membawa manusia kedalam kepuasan –kepuasan dengan kenikmatan sebentar dan sebagainya.


Taubat menurut kalangan shufi mempunyai tiga tingkatan,sebagaimana dikatakan oleh abu ali daqqaq yang disitir pula oleh syaikh abdul karim al qusyairi ,yaitu :
1.       Taubat ialah kembali dari kemaksiatan kepada ketaatan ,semata mata  karena takut siksa –Nya.
Taubat ini adalah taubat orang-orang yang beriman seperti diterangkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya :



Artinya:  ”Dangan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah , hai orang-orang yang beriman ,supaya kamu bruntung “ (Q.S. An Nur : 31).
                      Taubat ini merupakan hijrah dari kemaksiatan menuju ke ketaatan, dimana hal itu dilakukan dengan kesadaran bahwa dosa itu akan menyeret pada kenistaan dan penderitaan bak dunia maupun akhirat.
Taubat ini adalah taubat umum dilakukan bila seseorang menjalankan perbuatan yang tidak baik menurut hukum agamanya.



2.       inabah,yaitu kembali dari yang baik menuju kepada yang lebih baik, demi memohon keridloan   dan pahala –Nya.Banyak sekali kita menjalankan peribadatan ,namun kita juga menyadari bahwa peribadatan tersebut ada kurang beresnya/kurang pas,kita lalu memohon ampunan atas segala bentuk peribadatan yang lalu ,dengan cara melebih baikkan lagi perbuatan amal kita. Jadi setiap saat senantiasa dalam berubah menuju titik sempurna dan sempurna.
Inabah ini menjadi salah satu sifat para shufi yang mengajak dari hal yang satu ke hal yang lain. Hal ini ditegaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya.


Artinya : “Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang selalu kembali           (kepada Allah) lagi memelihara (semua peraturannya).(yaitu) orang yang tajut kepada tuhan yang maha pemurah sedang dia kelihatan  (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat” (Q.S. Qaf : 32-33).
3.       Taubatnya para Nabi dan Rasul ,termasuk Rasulullah SAW. Mereka bertaubat tidak karena mengharapkan pahala dan pula karena takut siksa ,sebab bagi mereka sudah terjamin bersih jasmani maupun rohaninya.Hal ini semata mata karena mengikuti perintah Allah belaka.Sebagaimana diterangkan oleh Allah dalam Al Qur’an seperti yang tersebut dalam surat shaad ayat 30 :


Artinya:”Dan kami karuniakan kepada daud ,sulaiman ; dia adalah sebaik baik hamba karena dia amat ta’at”.(QS.Shaad : 30)










2. QANA’AH
        
Qana’ah  artinya ridla dengan sedikitnya pemberian dari Allah. Karena itu sebagian ahli                tashawwuf mengatakan,bahwa seorang hamba (budak) adalah sama seperti seorang merdeka bila ia ridla atas segala pemberian dan seorang merdka sama seperti seorang hamba(budak) bila bersifat thama’(rakus).
                Menurut Prof. DR. Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA) dalam bukunya  “Tasawwuf modern”, qana’ah ialah menerima cukup  .Qana’ah itu mengandung lima perkara ,yaitu  :

1.       Menerima dengan rela apa yang ada.
2.       Memohonkan kepada Allah SWT tambahan yang  pantas dan berusaha.
3.       Menerima dengan sabar akan ketentuan Allah SWT.
4.       Bertawakkal kepada Allah SWT.

Jadi jelaslah pangkal pokok dari qana’ah adalah menerima apa adanya atas pemberian Allah SWT yang sesuai dengan kebutuhannya.sedangkan orang yang selalu merasa kurang atas pemberian dari Allah SWT adalah orang yang thama’ atau orang yang rakus.orang yang mempunyai sifa qanaa’ah akan mulia dan tentram hidupnya.sebaliknya orang yang memiliki sifat thama’ atau rakus, berarti didalam dirinya telah tertanam bibit-bibit kehinaan dan tidak seberapa lama lagi akan semakin berkembang dan teru menjalar.
Thama’ atau rakus kepada dunia ,dapat menyebabkanhati seseorang terombang -ambing .dan selalu dikejar-kejar nafsu untuk menumpuk harta sebanyak-banyaknya, tanpa memperdulikan apakah harta tersebut diperoleh  dengan cara yang halal ataukah haram. Sehingga pada akhirnya orang yang demikian ini akan tterjatuh dalam jurang kehinaan , karena bukan lagi dirinya yang menguasai dan memperalat harta, tetapi justru dirinyalah yang dikuasai dan diperalah oleh hartanya sendiri,maka statusnya sama saja dengan budak yang hidupnya tergantung dari tuannya.
Seorang tokoh shufi terkemuka Syaikh Hasan Bashri mengemukakan masalah qana’ah yang ditemukan dalam kitab taurat dengan katanya :”lima  kalimat disimpan dan dimuat dalam taurat “,yaitu :

1.       Kecukupan disimpan dalam qana’ah.
2.       Keselamatan berada dalam uzlah (mengasingkan diri).
3.       Kebebasan dalam mengekang syahwat.
4.       Mahabbah (cinta) didalam menyisihkan keinginan.
5.       Kegembiraan kekal dalam sabar (sementara di dalam dunia).

Dari keterangan ini dapatlah diambil suatu pelajaran ,bahwa kecukupan seseorang adalah tergantung dari perasaan menerima apa adanya,tanpa ingin tambah terus menerus yang menandakan masih adanya kekurangan. Karena itu seseorang hendaknya mau memandang kepada yang lebih rendah dalam urusan harta (dunia).
Lebih dari itu, haruslah disadari bahwasanya harta benda yang ditumpuk tumpuk tidak akan di bawa ke liang kubur, tapi akhirnya akan ditinggalkan pada ahli warisnya sementara di akhirat masih harus di minta pertanggung jawabannya.
Dengan qana’ah inilah jiwa akan menjadi lapang dengan rizki dari Allah SWT serta hilangnya rasa thama’ terhadap apa yang tidak di capai.
3.ZUHUD
sikap zuhud dalam kalangan shufi sangat di utamakan dan benar-benar ditampakan dalam sikap dan tingkah laku para shufi dalam kehidupan sehari-hari.Zuhud ini pada hakikatnya adalah membelakangkan semua mata benda dunia.dengan kata lain zuhud ialah tidak terlalu menghiraukan dunia.
Syaikh abul qasim al jinaidi al baghdadi memberikan pengertian :”zuhud yaitu bersifat dermawan dari harta yang di miliki sehingga tak mempunyai harta serta tidak mempunyai seifat serakah”.
Dalam ajaran tasawwuf di jelaskan bahwa Allah SWT telah mrendahkan kedudukan dunia dan telah menamakannya dengan berbagai nama yang belum pernah dinamakan oleh orang.Allah SWT berfirman :



Artinya :”ketauhilah olehmu bahwa,kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda        gurau,perhiasan dan bermegah –megah antara sesama kamu,berlomba mengumpulkan harta kekayaan dan anak-anak”(Q.S. Al-hadid :20)



                                      









4.TAWAKKAL
                Tawakkal artinya adalah berserah diri kepada Allah SWT setelah berusaha sekuat tenaga dan fikiran dalam mencapai suatu tujuan.jadi,Apabila kita mempunyai suatu tujuan,lalu berusaha dengan sungguh-sungguh sesuai dengan kemampuan menurut aturan dan syarat-syarat yang diperlukan, maka hasilnya tinggal menunggu keputusan dari Allah SWT.
                Menurut syaikh hatim al asham tawakkal mengandung empat perkara, yaitu :
1.       Yakin bahwa dunia seisinya adalah milik Allah SWT.
2.       Semua makhluk adalah hamba-Nya.
3.       Segala usaha atau bekerja ,adalah semata hanya faktor penyebab saja,sedang rizki ada di tangan Allah SWT .
4.       Yakin bahwa ketentuan-Nya pasti berlaku bagi semua makhluk.
Dengan demikian rasa tawakkal yang mendarah daging dihati seseorang menandakan kekuatan imannya kepada Allah SWT. Berlandaskan atas asa tawakkal ini, mereka sungguh –sungguh bersemangat dalam beribadah dan bersungguh –sungguh pula dalam berserah diri kepada allah atas segala apa yang telah mereka lakukan.
Orang yang bertawakkal kepada Allah tidak akan merasa menyesal apabila harapannya tidak dikabulkan oleh AllahSWT dan begitu pula ia tidak akan memperoleh sesuatu hanya dengan bertawakkal semata –mata .Sebab   melakukan sesuatu yang berat tidak akan menyebabkan ia diberi atau ditolak, hanya allah sajalah yang menolak dan memberi.
Selanjutnya tawakkal itu dibagi menjadi dua bagian ,yaitu :
a.       Tawakkal tentang risqi , maka tidak boleh gelisah , prihatin didalamnya
b.       Tawakkal tentang pahala amal , harus percaya dan tenang dalam janji Allah SWT dan tidak khawatir terhadap amalnya , Apakah diterima apa ditolak .










5.SYUKUR
                Sebagaiseorangmukmin yang telahbegitubanyakmenerimakenikmatan , rahmatdanma’unahdari Allah SWT ,makasudahselayaknyadanwajibbagikitabersyukurkepada Allah SWT yang mahapemberinikmat.semuaitutak lain adalahkarenabanyaknyanikmatdanrahmat Allah SWT yang tiadaterhingga.
                Menurutsyaikhharits bin asad al muhasibi :”syukuradalahkelebihan-kelebihan yang di berikan Allah SWT kepadaseseorangakibatterimakasihnyakepada-Nya. Jikadisimpulkan, apabilaseseorangbersyukurdengankelebihan yang diberikankepadanya ,maka Allah SWT akanmenambahnya,lalubertambah pula syukurnya”.
                Allah SWT memerintahkankita agar mensyukuriatassegalanikmat yang telahdiberikankepadakita.sebagaimanafirman Allah SWT :


Artinya :”sesungguhnyajikakamubersyukur,pasti kami (Allah)akanmenambah (ni’mat)kepadakamu dam jikakamumengingkari (nikmat-Ku) makasesungguhnyaadzab-Ku sangatpedih” (QS.Ibrahim : 7).

                                    Hendaknyakitaketahuibahwanikmatmenurut imam Al Ghazalidikatakansebagaikebahagiaan, kebaikan ,kekuatandansegalamacamkeinginannya yang dapatterpenuhidankitarasakan.danpadahakikatnyanikmatitudibagimenjadiduamacam, yaitu :
1.       Kenikmatan yang bersifatfitriatauasasi,yaknikenikmatan yang diberikan Allah SWT sejakmanusiadilahirkan.misalnyatelingauntukmendengar , matauntukmelihat,hati(akal) untukberfikir, kaki untukbarjalan, tanganuntukmemegangdan lain-lain alattubuh yang diperlukan. Hal inisesuaidenganfirman Allah :





Artinya: “Dan  AllahmengeluarkankamudariperutibumudalamkeadaantidakmengetahuiapapundanDiamemberikamupendengaran, penglihatandanhati agar kamubersyukur(QS. An Nahl : 78)
2.       Kenikmatan yang dirasakanpadawaktu yang akandatang (tidaklangsungdiberikanpadaketikalahir). Yang termasukdalamkenikmataniniadalahsepertidiciptakannyaberbagaimacamtanaman, berbagaimacamhewan,  bumidansemua yang terkandungdidalamnyauntukmanusia.
Demikianbesardanterlaluseringnyakitamenerimadanmerasakannikmatdari Allah SWT. Hinggaseringkalikitalupa,bahwaapa yang kitarasakandanterimaitumerupakannikmat. Sepertihalnyapada orang yang sehat, karenaberhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulanbahkanbertahun-tahundalamkeadaansehat, makaiasamasekalitidakmerasakanbahwasanyakesehatanyaitumerupakannikmat.baruketikaterserangpenyakit,iaakanmerasakanbetapanikmatberupakesehatanitu. Sebagaiseorangmukminkitatidakinginmengabaikanperintah Allah SWT.Sebagaimanatersebutdalam Al-Qur’an :



Artinya: “bersyukurlahterhadapnikmat Allah, jikakamusungguh-sungguh (hanya) menyembahkepada-Nya (QS.AnNahl :114) 

Dengandemikian, apabilakitamenerimanikmatdari Allah SWT hendaklahkitasyukuridengancara yang di tetapkandalam agama islam, kaarenabanyak orang yang menyatakansyukurdengancarayang kurangtepat. Karenaitu, dalamhaliniperluditegaskanbahwacarabersyukurituadatigamacam ,yaitu:
1.       Bersyukurdenganhati,
Maksudnyaadalahseseorangmerasayakinbahwasegalamacamkenikmatanitudatangnyadari Allah SWT.Sebagaimanafirman Allah SWT dalam Al Qur’an :



Artinya: “danapasajanikmat yang adapadakamu, makadari Allah lah(datangnya) danapabilakamuditimpaolehkemudlaratanmakahanyakepada-Nyalahkamumemintapertolongan.”(QS. An Nahl : 53)
2.       Bersyukurdenganlisan`
Maksudnyadenganmemperbanyakucapanpuji-pujiandenganucapanhamdalah. Hal inisebagaimanatersebutdalam Al Qur’an :



Artinya: “Dan terhadapnikmattuhanmumakahendaklahkamumenyebutnya(denganbersyukur)” (QS. AdlDluha :11)
3.       Bersyukurdenganseluruhanggotabadan.
Maksudnyamempergunakanseluruhanggotabadanuntukmelakukanperbuatan yang disesuaikandengankehendakPemberinikmat.Misalnyadiberimata, makamatanyatersebutdipergunakanuntukmelihatkebesaran Allah SWT, bukanuntukmelihatsesuatu yang jelekdanmengakibatkantimbulnyama’shiyatbegitu pula dengananggotabadanlainnya, semuanyadipergunakanuntukhal-hal yang bermanfaatsesuaidengantujuanpenciptaannyasemula.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar