Akhlakterpuji
1.TAUBAT
Taubat hukumnya wajib ,sebagaimana di tegaskan oleh syaikh
abi zakariya yahya bin syarif an nawawi dalam kitabnya “ar riyadlus shalihin” bahwa taubat itu wajib
dari tiap dosa.maka jika ma’shiyat (dosa) itu hanya antara ia dan Allah SWT
,tiada sangkut pautnya dengan manusia ,syaratnya ada tiga yang harus dilakukan
,yaitu :
1.
Harus meninggalkan
ma’shiyatnya.
2.
Harus menyesali perbuatan
yang telah terlanjur dilakukannya.
3.
Niat bersungguh sungguh
tidak mengulangi perbuatan itu kembali.
Dan apabila dosa itu ada hubungannya dengan
hak manusia ,maka taubatnya di tambah syarat keempat ,yaitu :
4.
Menyelesaikan urusannya
dengan orang yang berhak dengan minta maaf atau mengembalikan apa yang harus
dikembalikan.
Mengapa pertama kali seorang
shufi di isyaratkan bertaubat.karena manusia tidaklah terlepas dari kesalahan
dan dosa,baik dilakukan sengaja maupun tidak sengaja. Manusia mesti melakukan
hal itu. kesalahan.
Diantaranya masalah yang menyebabkan manusia berbuat salah atau melakukan
kesalahan adalah :
a.
Penyebabnya ada pada diri
manusia itu sendiri
b.
Manusia adalah makhluk yang
lemah dan mudah terpengaruh.
c.
Ada oknum –oknum yang
menghendaki agar rohani manusia menjadi sakit
d.
Ilmu pengetahuan manusia
sangat terbatas sekali
e.
Dan karena penyakit rohani
tersebut sering pula membawa manusia kedalam kepuasan –kepuasan dengan
kenikmatan sebentar dan sebagainya.
Taubat menurut kalangan shufi mempunyai tiga tingkatan,sebagaimana
dikatakan oleh abu ali daqqaq yang disitir pula oleh syaikh abdul karim al
qusyairi ,yaitu :
1.
Taubat ialah kembali dari
kemaksiatan kepada ketaatan ,semata mata
karena takut siksa –Nya.
Taubat ini adalah taubat orang-orang yang beriman seperti diterangkan
oleh Allah SWT dalam firman-Nya :
Artinya: ”Dangan bertaubatlah kamu sekalian kepada
Allah , hai orang-orang yang beriman ,supaya kamu bruntung “ (Q.S. An Nur :
31).
Taubat
ini merupakan hijrah dari kemaksiatan menuju ke ketaatan, dimana hal itu
dilakukan dengan kesadaran bahwa dosa itu akan menyeret pada kenistaan dan
penderitaan bak dunia maupun akhirat.
Taubat ini adalah taubat umum dilakukan bila seseorang menjalankan
perbuatan yang tidak baik menurut hukum agamanya.
2.
inabah,yaitu kembali dari
yang baik menuju kepada yang lebih baik, demi memohon keridloan dan pahala –Nya.Banyak sekali kita
menjalankan peribadatan ,namun kita juga menyadari bahwa peribadatan tersebut
ada kurang beresnya/kurang pas,kita lalu memohon ampunan atas segala bentuk
peribadatan yang lalu ,dengan cara melebih baikkan lagi perbuatan amal kita.
Jadi setiap saat senantiasa dalam berubah menuju titik sempurna dan sempurna.
Inabah ini menjadi salah satu
sifat para shufi yang mengajak dari hal yang satu ke hal yang lain. Hal ini
ditegaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya.
Artinya : “Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu)
kepada setiap hamba yang selalu kembali (kepada Allah) lagi memelihara
(semua peraturannya).(yaitu) orang yang tajut kepada tuhan yang maha pemurah
sedang dia kelihatan (olehnya) dan dia
datang dengan hati yang bertaubat” (Q.S. Qaf : 32-33).
3.
Taubatnya para Nabi dan
Rasul ,termasuk Rasulullah SAW. Mereka bertaubat tidak karena mengharapkan
pahala dan pula karena takut siksa ,sebab bagi mereka sudah terjamin bersih
jasmani maupun rohaninya.Hal ini semata mata karena mengikuti perintah Allah
belaka.Sebagaimana diterangkan oleh Allah dalam Al Qur’an seperti yang tersebut
dalam surat shaad ayat 30 :
Artinya:”Dan
kami karuniakan kepada daud ,sulaiman ; dia adalah sebaik baik hamba karena dia
amat ta’at”.(QS.Shaad :
30)
2.
QANA’AH
Qana’ah artinya ridla dengan sedikitnya pemberian
dari Allah. Karena itu sebagian ahli tashawwuf mengatakan,bahwa
seorang hamba (budak) adalah sama seperti seorang merdeka bila ia ridla atas
segala pemberian dan seorang merdka sama seperti seorang hamba(budak) bila
bersifat thama’(rakus).
Menurut Prof. DR. Abdul Malik
Karim Amrullah (HAMKA) dalam bukunya “Tasawwuf modern”, qana’ah ialah menerima
cukup .Qana’ah itu mengandung lima
perkara ,yaitu :
1.
Menerima dengan rela apa yang ada.
2.
Memohonkan kepada Allah SWT tambahan
yang pantas dan berusaha.
3.
Menerima dengan sabar akan ketentuan
Allah SWT.
4.
Bertawakkal kepada Allah SWT.
Jadi
jelaslah pangkal pokok dari qana’ah adalah menerima apa adanya atas pemberian
Allah SWT yang sesuai dengan kebutuhannya.sedangkan orang yang selalu merasa
kurang atas pemberian dari Allah SWT adalah orang yang thama’ atau orang yang
rakus.orang yang mempunyai sifa qanaa’ah akan mulia dan tentram
hidupnya.sebaliknya orang yang memiliki sifat thama’ atau rakus, berarti
didalam dirinya telah tertanam bibit-bibit kehinaan dan tidak seberapa lama
lagi akan semakin berkembang dan teru menjalar.
Thama’
atau rakus kepada dunia ,dapat menyebabkanhati seseorang terombang -ambing .dan
selalu dikejar-kejar nafsu untuk menumpuk harta sebanyak-banyaknya, tanpa
memperdulikan apakah harta tersebut diperoleh
dengan cara yang halal ataukah haram. Sehingga pada akhirnya orang yang
demikian ini akan tterjatuh dalam jurang kehinaan , karena bukan lagi dirinya
yang menguasai dan memperalat harta, tetapi justru dirinyalah yang dikuasai dan
diperalah oleh hartanya sendiri,maka statusnya sama saja dengan budak yang
hidupnya tergantung dari tuannya.
Seorang
tokoh shufi terkemuka Syaikh Hasan Bashri mengemukakan masalah qana’ah yang
ditemukan dalam kitab taurat dengan katanya :”lima kalimat disimpan dan dimuat dalam taurat
“,yaitu :
1.
Kecukupan disimpan dalam qana’ah.
2.
Keselamatan berada dalam uzlah
(mengasingkan diri).
3.
Kebebasan dalam mengekang syahwat.
4.
Mahabbah (cinta) didalam menyisihkan
keinginan.
5.
Kegembiraan kekal dalam sabar
(sementara di dalam dunia).
Dari
keterangan ini dapatlah diambil suatu pelajaran ,bahwa kecukupan seseorang
adalah tergantung dari perasaan menerima apa adanya,tanpa ingin tambah terus
menerus yang menandakan masih adanya kekurangan. Karena itu seseorang hendaknya
mau memandang kepada yang lebih rendah dalam urusan harta (dunia).
Lebih
dari itu, haruslah disadari bahwasanya harta benda yang ditumpuk tumpuk tidak
akan di bawa ke liang kubur, tapi akhirnya akan ditinggalkan pada ahli warisnya
sementara di akhirat masih harus di minta pertanggung jawabannya.
Dengan
qana’ah inilah jiwa akan menjadi lapang dengan rizki dari Allah SWT serta
hilangnya rasa thama’ terhadap apa yang tidak di capai.
3.ZUHUD
sikap zuhud dalam kalangan shufi sangat di utamakan
dan benar-benar ditampakan dalam sikap dan tingkah laku para shufi dalam
kehidupan sehari-hari.Zuhud ini pada hakikatnya adalah membelakangkan semua
mata benda dunia.dengan kata lain zuhud ialah tidak terlalu menghiraukan dunia.
Syaikh abul qasim al jinaidi al baghdadi memberikan
pengertian :”zuhud yaitu bersifat dermawan dari harta yang di miliki sehingga
tak mempunyai harta serta tidak mempunyai seifat serakah”.
Dalam ajaran tasawwuf di jelaskan bahwa Allah SWT
telah mrendahkan kedudukan dunia dan telah menamakannya dengan berbagai nama
yang belum pernah dinamakan oleh orang.Allah SWT berfirman :
Artinya :”ketauhilah olehmu bahwa,kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan
senda gurau,perhiasan dan bermegah
–megah antara sesama kamu,berlomba mengumpulkan harta kekayaan dan anak-anak”(Q.S.
Al-hadid :20)
4.TAWAKKAL
Tawakkal artinya adalah berserah diri kepada Allah
SWT setelah berusaha sekuat tenaga dan fikiran dalam mencapai suatu
tujuan.jadi,Apabila kita mempunyai suatu tujuan,lalu berusaha dengan
sungguh-sungguh sesuai dengan kemampuan menurut aturan dan syarat-syarat yang
diperlukan, maka hasilnya tinggal menunggu keputusan dari Allah SWT.
Menurut
syaikh hatim al asham tawakkal mengandung empat perkara, yaitu :
1. Yakin bahwa dunia seisinya adalah milik Allah SWT.
2. Semua makhluk adalah hamba-Nya.
3. Segala usaha atau bekerja ,adalah semata hanya
faktor penyebab saja,sedang rizki ada di tangan Allah SWT .
4. Yakin bahwa ketentuan-Nya pasti berlaku bagi semua
makhluk.
Dengan demikian rasa tawakkal yang
mendarah daging dihati seseorang menandakan kekuatan imannya kepada Allah SWT.
Berlandaskan atas asa tawakkal ini, mereka sungguh –sungguh bersemangat dalam
beribadah dan bersungguh –sungguh pula dalam berserah diri kepada allah atas
segala apa yang telah mereka lakukan.
Orang yang bertawakkal kepada
Allah tidak akan merasa menyesal apabila harapannya tidak dikabulkan oleh
AllahSWT dan begitu pula ia tidak akan memperoleh sesuatu hanya dengan
bertawakkal semata –mata .Sebab
melakukan sesuatu yang berat tidak akan menyebabkan ia diberi atau
ditolak, hanya allah sajalah yang menolak dan memberi.
Selanjutnya tawakkal itu dibagi
menjadi dua bagian ,yaitu :
a. Tawakkal tentang risqi , maka tidak boleh gelisah ,
prihatin didalamnya
b. Tawakkal tentang pahala amal , harus percaya dan
tenang dalam janji Allah SWT dan tidak khawatir terhadap amalnya , Apakah
diterima apa ditolak .
5.SYUKUR
Sebagaiseorangmukmin yang
telahbegitubanyakmenerimakenikmatan , rahmatdanma’unahdari Allah SWT
,makasudahselayaknyadanwajibbagikitabersyukurkepada Allah SWT yang
mahapemberinikmat.semuaitutak lain adalahkarenabanyaknyanikmatdanrahmat Allah
SWT yang tiadaterhingga.
Menurutsyaikhharits bin asad al
muhasibi :”syukuradalahkelebihan-kelebihan yang di berikan Allah SWT
kepadaseseorangakibatterimakasihnyakepada-Nya. Jikadisimpulkan,
apabilaseseorangbersyukurdengankelebihan yang diberikankepadanya ,maka Allah
SWT akanmenambahnya,lalubertambah pula syukurnya”.
Allah SWT memerintahkankita agar
mensyukuriatassegalanikmat yang telahdiberikankepadakita.sebagaimanafirman
Allah SWT :
Artinya :”sesungguhnyajikakamubersyukur,pasti kami
(Allah)akanmenambah (ni’mat)kepadakamu dam jikakamumengingkari (nikmat-Ku)
makasesungguhnyaadzab-Ku sangatpedih” (QS.Ibrahim : 7).
Hendaknyakitaketahuibahwanikmatmenurut
imam Al Ghazalidikatakansebagaikebahagiaan, kebaikan
,kekuatandansegalamacamkeinginannya yang
dapatterpenuhidankitarasakan.danpadahakikatnyanikmatitudibagimenjadiduamacam,
yaitu :
1. Kenikmatan
yang bersifatfitriatauasasi,yaknikenikmatan yang diberikan Allah SWT
sejakmanusiadilahirkan.misalnyatelingauntukmendengar , matauntukmelihat,hati(akal)
untukberfikir, kaki untukbarjalan, tanganuntukmemegangdan lain-lain alattubuh
yang diperlukan. Hal inisesuaidenganfirman Allah :
Artinya: “Dan
AllahmengeluarkankamudariperutibumudalamkeadaantidakmengetahuiapapundanDiamemberikamupendengaran,
penglihatandanhati agar kamubersyukur(QS. An Nahl : 78)
2. Kenikmatan
yang dirasakanpadawaktu yang akandatang
(tidaklangsungdiberikanpadaketikalahir). Yang
termasukdalamkenikmataniniadalahsepertidiciptakannyaberbagaimacamtanaman,
berbagaimacamhewan, bumidansemua yang
terkandungdidalamnyauntukmanusia.
Demikianbesardanterlaluseringnyakitamenerimadanmerasakannikmatdari
Allah SWT. Hinggaseringkalikitalupa,bahwaapa yang
kitarasakandanterimaitumerupakannikmat. Sepertihalnyapada orang yang sehat,
karenaberhari-hari, berminggu-minggu,
berbulan-bulanbahkanbertahun-tahundalamkeadaansehat,
makaiasamasekalitidakmerasakanbahwasanyakesehatanyaitumerupakannikmat.baruketikaterserangpenyakit,iaakanmerasakanbetapanikmatberupakesehatanitu.
Sebagaiseorangmukminkitatidakinginmengabaikanperintah Allah
SWT.Sebagaimanatersebutdalam Al-Qur’an :
Artinya: “bersyukurlahterhadapnikmat Allah,
jikakamusungguh-sungguh (hanya) menyembahkepada-Nya (QS.AnNahl :114)
Dengandemikian,
apabilakitamenerimanikmatdari Allah SWT hendaklahkitasyukuridengancara yang di
tetapkandalam agama islam, kaarenabanyak orang yang menyatakansyukurdengancarayang
kurangtepat. Karenaitu,
dalamhaliniperluditegaskanbahwacarabersyukurituadatigamacam ,yaitu:
1. Bersyukurdenganhati,
Maksudnyaadalahseseorangmerasayakinbahwasegalamacamkenikmatanitudatangnyadari
Allah SWT.Sebagaimanafirman Allah SWT dalam Al Qur’an :
Artinya: “danapasajanikmat yang adapadakamu, makadari
Allah lah(datangnya) danapabilakamuditimpaolehkemudlaratanmakahanyakepada-Nyalahkamumemintapertolongan.”(QS.
An Nahl : 53)
2. Bersyukurdenganlisan`
Maksudnyadenganmemperbanyakucapanpuji-pujiandenganucapanhamdalah.
Hal inisebagaimanatersebutdalam Al Qur’an :
Artinya: “Dan
terhadapnikmattuhanmumakahendaklahkamumenyebutnya(denganbersyukur)” (QS.
AdlDluha :11)
3. Bersyukurdenganseluruhanggotabadan.
Maksudnyamempergunakanseluruhanggotabadanuntukmelakukanperbuatan
yang disesuaikandengankehendakPemberinikmat.Misalnyadiberimata,
makamatanyatersebutdipergunakanuntukmelihatkebesaran Allah SWT,
bukanuntukmelihatsesuatu yang jelekdanmengakibatkantimbulnyama’shiyatbegitu
pula dengananggotabadanlainnya, semuanyadipergunakanuntukhal-hal yang
bermanfaatsesuaidengantujuanpenciptaannyasemula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar